Archives for February 2015

PT Astra Agro Lestari Bukukan Kenaikan Laba Bersih Hingga 38,97%


shadow

Financeroll – PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) membukukan kenaikan laba bersih hingga 38,97% pada periode 2014 menjadi Rp2,5 triliun dari setahun sebelumnya Rp1,8 triliun.

Presiden Direktur Astra Agro Lestari Widya Wiryawan mengumumkan kinerja keuangan perseroan.

Laba per saham dasar tercatat meningkat menjadi Rp1.589,91 dari sebelumnya Rp1.143,93.

Pendapatan bersih emiten berkode saham AALI tersebut melonjak menjadi Rp16,3 triliun dari sebelumnya Rp12,67 triliun.

Namun, beban pokok pendapatan juga meningkat menjadi Rp11,3 triliun dari sebelumnya Rp8,5 triliun.

Laba kotor yang dibukukan oleh anak usaha PT Astra International Tbk. (ASII) tersebut mencapai Rp4,9 triliun, naik dari periode yang sama setahun sebelumnya Rp4,08 triliun.

Laba sebelum pajak tercatat meningkat menjadi Rp3,68 triliun dari sebelumnya Rp2,6 triliun. Laba tahun berjalan mencapai Rp2,6 triliun dari sebelumnya Rp1,9 triliun.

Sementara itu, total liabilitas AALI per 31 Desember 2014 meningkat menjadi Rp6,7 triliun dari sebelumnya Rp4,6 triliun. Sedangkan, ekuitas perseroan juga meningkat menjadi Rp11,8 triliun dari sebelumnya Rp10,2 triliun.

Hingga akhir tahun lalu, total aset AALI mencapai Rp18,5 triliun, melonjak tajam dari periode yang sama setahun sebelumnya Rp14,9 triliun.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Aksi Ambil Untung Masif, Pasar Uang Domestik Melambat


shadow

Financeroll – Pada perdagangan Jumat (27/2)  nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta  sore bergerak melemah 24 poin menjadi Rp 12.892 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 12.868 per dolar AS.  Dolar AS kembali menguat terhadap rupiah setelah sempat tertekan pada perdagangan sesi pagi tadi.  Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak mampu berbalik ke jalur hijau. IHSG pun ditutup melemah, meski sempat ada penguatan.  Pada akhir  perdagangan  IHSG berada di posisi 5.450,29. Melemah 1,13 poin (0,02%). Sementara Indeks unggulan LQ45 ditutup melemah 3,34 poin (0,35%) menjadi 946,88.

Pernyataan pejabat the Fed itu menjadi salah satu faktor pendorong penguatan dolar AS terhadap mayoritas mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah.  Selain itu,  data pemesanan barang tahan lama atau durable goods orders dan indeks harga konsumen inti Amerika Serikat yang dirilis lebih bagus dari prediksi juga membantu penguatan dolar AS.  Sentimen dari Amerika Serikat itu tidak serta merta menekan mata uang rupiah lebih dalam, fluktuasi mata uang domestik pada akhir pekan   masih cukup stabil karena didukung fundamental ekoomi Indonesia yang masih bagus.

Selain itu,  Badan Pusat Statistik  (BPS) yang akan mengumumkan inflasi Februari dan neraca perdagangan Indonesia Januari 2015, ekspektasinya masih cukup positif. Diharapkan Indonesia akan kembali mencatatkan surplus untuk neraca perdagangan Indonesia menyusul harga minyak dunia yang masih rendah dan inflasi yang diperkirakan masih rendah.  Pada kurs tengah Bank Indonesia  (BI) mata uang lokal ini juga bergerak melemah menjadi Rp 12.863 dibandingkan hari sebelumnya, Kamis (26/2) di posisi Rp 12.862 per dolar AS.

Dari bursa saham, perdagangan pada  akhir pekan berlangsung semarak. Terjadi 224.854 kali transaksi yang melibatkan 6,23 miliar unit saham senilai Rp 6,49 triliun. Ada 157 saham menguat, 116 melemah, dan 99 tidak diperdagangkan.  Selepas Sesi I, sebenarnya Indeks bergerak menguat. Namun jelang akhir perdagangan, investor mulai ramai melakukan ambil untung (profit taking) sehingga IHSG terjerembab ke teritori negatif.

Beberapa saham sektor aneka industri banyak dilepas investor, terlihat dari indeksnya yang jatuh hingga 2,07%. Sedangkan investor masih memburu saham-saham pertambangan sehingga indeksnya naik 1,65%.  Sejumlah saham yang melemah signifikan dan menjadi top losers antara lain Unilever (UNVR) turun Rp 500 menjadi Rp 36.000, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 375 menjadi Rp 53.425, dan Astra Agro Lestari (AALI) turun Rp 300 menjadi Rp 24.650.

Kemudian saham-saham yang bisa menguat dan menjadi top gainers di antaranya United Tractors (UNTR) naik Rp 750 menjadi Rp 20.750, Matahari Departement Store naik Rp 650 menjadi Rp 17.850, dan Solusi Tunas Pratama (SUPR) naik Rp 300 menjadi Rp 8.950.  Pada perdagngan penghujung bulan Februari ini, indeks bergerak searah dengan bursa saham regional yang mix cenderung melemah. Berikut perkembangan sejumlah bursa di Asia:  Nikkei 225 menguat 12,15 poin (0,06%) menjadi 18.797,94, KOSPI melemah 7,28 poin (0,37%) menjadi 1.985,8, Hang Seng melemah 78,77 poin (0,32%) menjadi 24.823,29, dan  Straits Times melemah 9,52 poin (0,28%) menjadi 3.416,66. [geng]

 


Distribusi: Financeroll Indonesia

Dolar bervariasi karena ekonomi AS tumbuh moderat

New York (ANTARA News) – Kurs dolar AS diperdagangkan bervariasi terhadap mata uang utama lainnya pada Jumat (Sabtu pagi WIB), karena data menunjukkan ekonomi AS kembali ke pertumbuhan moderat pada kuartal keempat 2014.

Produk domestik bruto (PDB) riil AS meningkat pada tingkat tahunan sebesar 2,2 persen dalam kuartal keempat 2014, direvisi turun dari perkiraan sebelumnya 2,6 persen, menurut estimasi kedua yang dirilis oleh Departemen Perdagangan, Jumat.

Ekonomi AS tumbuh lima persen pada kuartal ketiga dan 4,6 persen pada kuartal kedua setelah mengalami kontraksi pada kuartal pertama 2014. Pada 2014, ekonomi AS tumbuh 2,4 persen tahun ke tahun, dibandingkan dengan peningkatan 2,2 persen pada 2013.

Data ekonomi AS lainnya datang bervariasi pada Jumat. Angka akhir indeks sentimen konsumen The Thomson Reuters/University of Michigan untuk Februari jatuh dari angka akhir Januari, dari 98,1 menjadi 95,4, tetapi masih di atas ekspektasi pasar.

Indeks penjualan “pending home”, indikator ke depan berdasarkan penandatanganan kontrak penjualan, naik 1,7 persen menjadi 104,2 pada Januari dari revisi naik 102,5 pada Desember, National Association of Realtors melaporkan Jumat.

Pada akhir perdagangan di New York, euro turun menjadi 1,1193 dolar dari 1,1199 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,5434 dolar dari 1,5406 dolar. Dolar Australia naik menjadi 0,7811 dolar dari 0,7795 dolar.

Dolar AS dibeli 119,68 yen Jepang, lebih tinggi dari 119,44 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik tipis menjadi 0,9542 franc Swiss dari 0,9536 franc Swiss, dan menurun menjadi 1,2518 dolar Kanada dari 1,2527 dolar Kanada. Demikian Xinhua.

(A026)

 

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © ANTARA 2015


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Moneter

Akhir Pekan, Rupiah  Melemah ke Posisi Rp  12.892/USD


shadow

Financeroll – Laju nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (27/2) sore bergerak melemah 24 poin menjadi Rp 12.892 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 12.868 per dolar AS.  Dolar AS kembali menguat terhadap rupiah setelah sempat tertekan pada perdagangan sesi pagi tadi. Indeks dolar AS mendapatkan sentimen dari pernyataan Kepala Bank Sentral AS cabang St. Louis bahwa suku bunga acuan AS mungkin akan dinaikkan pada rentang Juni-September tahun ini.

Pernyataan pejabat the Fed itu menjadi salah satu faktor pendorong penguatan dolar AS terhadap mayoritas mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah.  Selain itu,  data pemesanan barang tahan lama atau durable goods orders dan indeks harga konsumen inti Amerika Serikat yang dirilis lebih bagus dari prediksi juga membantu penguatan dolar AS.

Meski  demikian,   sentimen dari Amerika Serikat itu tidak serta merta menekan mata uang rupiah lebih dalam, fluktuasi mata uang domestik pada akhir pekan ini (Jumat, 27/2) ini masih cukup stabil karena didukung fundamental ekoomi Indonesia yang masih bagus.  Badan Pusat Statistik  (BPS) yang akan mengumumkan inflasi Februari dan neraca perdagangan Indonesia Januari 2015, ekspektasinya masih cukup positif.

Diharapkan Indonesia akan kembali mencatatkan surplus untuk neraca perdagangan Indonesia menyusul harga minyak dunia yang masih rendah dan inflasi yang diperkirakan masih rendah.  Pada kurs tengah Bank Indonesia  (BI) mata uang lokal ini juga bergerak melemah menjadi Rp 12.863 dibandingkan hari sebelumnya, Kamis (26/2) di posisi Rp 12.862 per dolar AS.  [geng]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Harga Minyak Merosot, Petronas Merugi 2,02 Miliar Dolar AS

REPUBLIKA.CO.ID,KULALUMPUR–Perusahaan energi milik negara Malaysia Petronas pada Jumat mengatakan membukukan rugi bersih sebesar 7,3 miliar ringgit (2,02 miliar dolar AS) pada kuartal keempat, karena penurunan harga minyak dunia dan penyusutan nilai aset.
Dalam periode tiga bulan sama yang berakhir Desember 2014, Petronas, penyumbang pendapatan terbesar tunggal kepada pemerintah, membukukan keuntungan 12,8 miliar ringgit.

Ini kerugian kuartalan pertama Petronas sejak lima tahun lalu ketika perusahaan meluncurkan laporan keuangan kuartalannya.

Satu-satunya perusahaan Malaysia yang masuk Fortune 500 itu, mengatakan bahwa pihaknya berencana memangkas belanja modal antara 20 sampai 30 miliar ringgit untuk dua tahun ke depan.

Pendapatan Petronas untuk kuartal keempat turun 6,4 persen menjadi 79,4 miliar ringgit dari 84,8 miliar ringgit pada periode yang sama tahun lalu, kata perusahaan.

“Pada 2015 rata-rata harga minyak diperkirakan akan menjadi lebih rendah secara signifikan dari 2014 dan akan berdampak terhadap profitabilitas,” perusahaan yang tidak tercatat di bursa efek (unlisted company) itu mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Presiden dan CEO Petronas Shamsul Azhar Abbas, yang akan mengundurkan diri pada akhir Maret setelah berada di puncak pimpinan selama lima tahun, mengatakan kepada wartawan bahwa Petronas akan
memulai strategi “prudent” karena kemerosotan harga minyak.

“Beberapa proyek penting akan ditangguhkan. Kami hanya menjadi hati-hati,” kata dia.
Hasil kuartalan yang lemah menyeret turun laba bersih untuk periode 12 bulan yang berakhir 31 Desember 2014, yang jatuh 27 persen menjadi 47,6 miliar ringgit.

Petronas memperkirakan harga minyak mentah akan berkisar di tingkat sekitar 55 dolar AS per barel untuk 2015.

Direktur Keuangan (CFO) Petronas Group George Ratilal mengatakan rata-rata harga minyak mentah perusahaan untuk kuartal keempat adalah sekitar 70 dolar AS per barel dibandingkan dengan 109 dolar AS per barel setahun sebelumnya, menambahkan bahwa profitabilitas akan dirugikan pada 2015 karena harga lebih rendah.

“Prospek sedang menjadi buruk untuk 2015. (Tapi) kami akan menguntungkan untuk 2015,” kata dia.

Direktur Operasional (COO) Wan Zulkiflee Wan Ariffin akan menggantikan Shamsul sebagai presiden dan kepala eksekutif (CEO).

1235


Distribusi: Republika Online RSS Feed