Aksi Ambil Untung Masif, Pasar Uang Domestik Melambat


shadow

Financeroll – Pada perdagangan Jumat (27/2)  nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta  sore bergerak melemah 24 poin menjadi Rp 12.892 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 12.868 per dolar AS.  Dolar AS kembali menguat terhadap rupiah setelah sempat tertekan pada perdagangan sesi pagi tadi.  Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak mampu berbalik ke jalur hijau. IHSG pun ditutup melemah, meski sempat ada penguatan.  Pada akhir  perdagangan  IHSG berada di posisi 5.450,29. Melemah 1,13 poin (0,02%). Sementara Indeks unggulan LQ45 ditutup melemah 3,34 poin (0,35%) menjadi 946,88.

Pernyataan pejabat the Fed itu menjadi salah satu faktor pendorong penguatan dolar AS terhadap mayoritas mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah.  Selain itu,  data pemesanan barang tahan lama atau durable goods orders dan indeks harga konsumen inti Amerika Serikat yang dirilis lebih bagus dari prediksi juga membantu penguatan dolar AS.  Sentimen dari Amerika Serikat itu tidak serta merta menekan mata uang rupiah lebih dalam, fluktuasi mata uang domestik pada akhir pekan   masih cukup stabil karena didukung fundamental ekoomi Indonesia yang masih bagus.

Selain itu,  Badan Pusat Statistik  (BPS) yang akan mengumumkan inflasi Februari dan neraca perdagangan Indonesia Januari 2015, ekspektasinya masih cukup positif. Diharapkan Indonesia akan kembali mencatatkan surplus untuk neraca perdagangan Indonesia menyusul harga minyak dunia yang masih rendah dan inflasi yang diperkirakan masih rendah.  Pada kurs tengah Bank Indonesia  (BI) mata uang lokal ini juga bergerak melemah menjadi Rp 12.863 dibandingkan hari sebelumnya, Kamis (26/2) di posisi Rp 12.862 per dolar AS.

Dari bursa saham, perdagangan pada  akhir pekan berlangsung semarak. Terjadi 224.854 kali transaksi yang melibatkan 6,23 miliar unit saham senilai Rp 6,49 triliun. Ada 157 saham menguat, 116 melemah, dan 99 tidak diperdagangkan.  Selepas Sesi I, sebenarnya Indeks bergerak menguat. Namun jelang akhir perdagangan, investor mulai ramai melakukan ambil untung (profit taking) sehingga IHSG terjerembab ke teritori negatif.

Beberapa saham sektor aneka industri banyak dilepas investor, terlihat dari indeksnya yang jatuh hingga 2,07%. Sedangkan investor masih memburu saham-saham pertambangan sehingga indeksnya naik 1,65%.  Sejumlah saham yang melemah signifikan dan menjadi top losers antara lain Unilever (UNVR) turun Rp 500 menjadi Rp 36.000, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 375 menjadi Rp 53.425, dan Astra Agro Lestari (AALI) turun Rp 300 menjadi Rp 24.650.

Kemudian saham-saham yang bisa menguat dan menjadi top gainers di antaranya United Tractors (UNTR) naik Rp 750 menjadi Rp 20.750, Matahari Departement Store naik Rp 650 menjadi Rp 17.850, dan Solusi Tunas Pratama (SUPR) naik Rp 300 menjadi Rp 8.950.  Pada perdagngan penghujung bulan Februari ini, indeks bergerak searah dengan bursa saham regional yang mix cenderung melemah. Berikut perkembangan sejumlah bursa di Asia:  Nikkei 225 menguat 12,15 poin (0,06%) menjadi 18.797,94, KOSPI melemah 7,28 poin (0,37%) menjadi 1.985,8, Hang Seng melemah 78,77 poin (0,32%) menjadi 24.823,29, dan  Straits Times melemah 9,52 poin (0,28%) menjadi 3.416,66. [geng]

 


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*