Archives for May 2015

Rupiah Masih Lesu Pekan Depan, Dolar AS Bertahan di Rp 13.200

Jakarta -Nilai tukar rupiah diprediksi masih akan melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pekan depan. Mata uang Paman Sam diperkirakan masih bertahan di Rp 13.200.

Kepala Riset NH Korindo, Reza Priyambada, mengatakan dolar AS masih akan perkasa seiring melemahnya mata uang euro. Penyelesaian utang Yunani yang belum jelas akan memberi imbas negatif pada laju rupiah yang berbalik melemah.

“Tentunya kita berharap penguatan (rupiah) ini dapat berlanjut dengan sentimen-sentimen yang masih mendukung penguatan,” ujar Reza dalam risetnya, Minggu (31/5/2015).

Ia memperkirakan rupiah akan bergerak di atas level support Rp 13.215. Menurutnya, belum adanya sentimen positif akan membuat laju rupiah kian terpuruk dan melanjutkan pelemahannya.

“Tetap waspadai adanya potensi pelemahan lanjutan,” jelasnya.

(ang/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Emiten ELTY Alami Penurunan Pendapatan Rp150,88 Miliar


shadow

InfoGaya – Emiten milik Group Bakrie, PT Bakrieland Development Tbk. (ELTY) membukukan rugi bersih pada kuartal I/2015 sebesar Rp150,88 miliar, terjungkal dari sebelumnya yang masih meraup laba Rp177,12 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis perseroan di PT Bursa Efek Indonesia, disebutkan pendapatan usaha bersih anjlok menjadi Rp320,21 miliar dari setahun sebelumnya Rp630,95 miliar.

Emiten berkode saham ELTY tersebut mencatat beban pokok penghasilan sebesar Rp170,39 miliar, lebih rendah dari sebelumnya RP411,07 miliar. Namun, laba kotor perseroan merosot menjadi Rp149,81 miliar dari Rp219,87 miliar.

Perseroan akhirnya membukukan rugi sebelum pajak sebesar Rp31,79 miliar dari sebelumnya laba Rp88,31 miliar. Rugi periode berjalan mencapai Rp41,91 miliar dari sebelumnya laba Rp69,93 miliar.

Hingga 31 Maret 2015, total aset Bakrieland Development mencapai Rp14,43 triliun dari akhir tahun lalu Rp14,5 triliun. Liabilitas Rp6,97 triliun dari Rp6,89 triliun dan ekuitas Rp7,46 triliun dari Rp7,61 triliun.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Sengatan The Fed Lemahkan Rupiah Sepekan

INILAHCOM, Jakarta-Dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah melemah 0,57%. Pernyataan Gubernur The Fed, Janet Yellen soal kenaikan suku bunga acuannya akhir tahun ini jadi pemicu utamanya.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dilansir Bank Indonesia (BI), dalam sepekan terakhir melemah 75 poin (0,57%) ke posisi 13.211 pada pekan yang berakhir Jumat (29/5/2015) dibandingkan pekan sebelumnya di posisi 13.136.

Reza Priyambada, kepala riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) mengatakan, rupiah terimbas negatif dari pernyataan The Fed di akhir pekan sebelumnya. “Gubernur The Fed, Janet Yellen, pada pertemuan di luar the Federal Open Market Committee (FOMC) minutes, berbalik arah menyampaikan keinginannya untuk menaikkan suku bunga acuannya pada akhir tahun ini langsung sehingga membuat dolar AS bertenaga dan rupiah pun lemas,” katanya kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (31/5/2015).

Selain itu, lanjut dia, turunnya kinerja beberapa emiten; masih belum adanya kejelasan kesepakatan Yunani dengan para kreditor; dan respons terhadap pidato Presiden European Central Bank (ECB), Mario Draghi, yang mengindikasikan masih adanya perlambatan di Zona Euro turut menambah sentimen negatif bagi Euro.

“Kondisi itu berakibat pada makin membuka jalan lebar bagi dolar AS untuk bergerak naik dan rupiah pun kian terkena imbas negatifnya,” ujarnya.

Sentimen yang sama masih mempengaruhi laju dolar AS mulai dari imbas pernyataan The Fed di akhir pekan sebelumnya hingga masih melemahnya laju Euro seiring sikap keras kepala dari Yunani untuk menyelesaikan masalah utangnya. “Laju rupiah masih terlihat terpuruk dan bahkan melemah lebih dalam,” tuturnya.

Meski beberapa data ekonomi AS menunjukkan adanya pelemahan, belum cukup kuat menahan kenaikan laju dolar AS. “Apalagi laju harga minyak masih menunjukkan pelemahan sehingga dimanfaatkan dolar AS untuk bergerak naik dan tentunya berimbas pada pelemahan laju rupiah,” ucapnya.

Di hari lainnya, ekspektasi positif akan penyelesaian masalah utang Yunani seiring dengan dibuatnya draft perjanjian untuk bantuan kepada Yunani memberikan amunisi yang cukup positif bagi laju euro sehingga menguat. “Tentunya pergerakan tersebut dapat dimanfaatkan rupiah untuk berbalik naik,” timpal dia.

Di sisi lain, meski sentimen akan The Fed yang berencana menaikkan Fed Rate di tahun ini masih turut menyertai, dengan harapan kenaikan tersebut tidak akan terlalu ekstrim membuat kenaikan laju dolar AS menjadi terbatas. “Dalam sepekan ke depan, rupiah berpeluang melaju dalam kisaran support-resisten 13.285-13.190 mengacu pada kurs tengah BI,” imbuhnya. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Emiten Saham DSSA Alami Kerugiah Hingga US$5,63 Juta


shadow

Financeroll – Perusahaan milik taipan Eka Tjipta Widjaja, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) harus menelan pil pahit akibat kerugian yang diderita mencapai US$5,63 juta pada kuartal I/2015.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, disebutkan rugi bersih pada periode tersebut memang lebih buruk ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya yang masih meraup laba US$880.585.

Emiten berkode saham DSSA tersebut membukukan penurunan pendapatan usaha pada kuartal I/2015 menjadi US$114,62 juta, dari sebelumnya US$160,95 juta. Beban pokok penjualan turun menjadi US$77,31 juta dari US$116,44 juta.

Laba kotor yang diraup DSSA mencapai US$37,3 juta, lebih rendah dari sebelumnya US$44,51 juta. Sehingga, laba usaha yang diraih juga melorot menjadi US$3,87 juta dari US$6,17 juta.

Perseroan membukukan rugi bersih sebelum pajak US$4,85 juta dari sebelumnya laba US$2,15 juta. Rugi periode berjalan mencapai US$5,18 juta dari sebelumnya laba US$1,47 juta.

Hingga 31 Maret 2015, total aset Dian Swastatika Sentosa mencapai US$1,3 miliar dari akhir tahun lalu US$1,3 miliar. Liabilitas mencapai US$475,3 juta dari US$454,63 juta dan ekuitas US$830,52 juta dari US$838,07 juta.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Investoar Asing Mele[as Saham, Pasar Uang Domestik Bergerak Variatif


shadow

FinancerollPada perdagangan akhir pekan, Jumat (29/5)  nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta hingga siang bergerak menguat sebesar 30 poin menjadi Rp 13.193 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp 13.223 per dolar AS.  Meski sentimen dari the Fed (Bank Sentral AS) mengenai kenaikan suku bunga pada tahun ini masih cukup kuat, kenaikannya diperkirakan tidak akan terlalu ekstrim sehingga membuat laju dolar AS menjadi terbatas dengan potensi pelemahan.  Sementara  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 21 poin di akhir pekan. Investor asing kembali melepas saham.  Indeks bergerak fluktuatif dalam rentang yang tipis. Indeks sempat menyentuh titik tertinggi di 5.252,205 sebelum jatuh lagi ke zona merah.

Sebagian pelaku pasar mengharapkann bahwa masalah utang Yunani akan segera terselesaikan seiring dengan akan dibuatnya konsep atau draft perjanjian untuk bantuan kepada Yunani, situasi itu memberikan amunisi yang cukup positif bagi laju mata uang euro sehingga berdampak pada rupiah.  Kurs rupiah mampu memanfaatkan sentimen yang ada untuk bergerak naik. Diharapkan penguatan rupiah ini dapat berlanjut.  Dari dalam negeri, beberapa proyek infrastruktur telah melakukan “ground breaking” (peletakan batu pertama), situasi itu dapat mendorong perekonomian tumbuh dan dapat menjadi salah satu penopang mata uang rupiah.

Di sisi lain, data klaim pengangguran Amerika Serikat yang menunjukkan jumlah klaim bertambah menjadi salah satu penekan mata uang dolar AS.  Kenaikan jumlah klaim pengangguran itu berpotensi mendorong mundur ekspektasi waktu kenaikan suku bunga oleh the Fed.

Dari bursa saham, menutup perdagangan Sesi, IHSG menipis 10,519 poin (0,20%) ke level 5.226,882 di tengah perdagangan yang fluktuatif. Investor domestik masih getol berburu saham. Hanya satu sektor yang bertahan positif, yaitu infrastruktur. Saham-saham konsumer jatuh cukup dalam gara-gara dilepas investor asing.  Pada penutupan perdagangan akhir pekan  IHSG ditutup turun 21,022 poin (0,40%) ke level 5.216,379. Sementara Indeks unggulan LQ45 ditutup melemah 6,089 poin (0,67%) ke level 904,133.  Transaksi investor asing hingga sore hari ini tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 172,293 miliar di seluruh pasar.

Tercatat, perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 247.157 kali dengan volume 9,188 miliar lembar saham senilai Rp 10,455 triliun. Sebanyak 120 saham naik, 168 turun, dan 83 saham stagnan.  Volume dan nilai perdagangan hari ini melonjak setelah adanya beberapa penjualan saham di transaksi negosiasi yang nilainya cukup besar, di antaranya saham PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), PT Puridelta Lestari Tbk DMAS, dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).

Di sisi lain, bursa-bursa di Asia menutup perdagangan sore ini dengan rata-rata melemah. Pelaku pasar di Asa terimbas sentimen negatif dari Wall Street semalam. Berikut situasi dan kondisi bursa regional sore hari ini, antara lain: Indeks Nikkei 225 naik tipis 11,69 poin (0,06%) ke level 20.563,15, Indeks Hang Seng turun 30,12 poin (0,11%) ke level 27.424,19,  Indeks Komposit Shanghai berkurang 8,52 poin (0,18%) ke level 4.611,74, dan  Indeks Straits Times melemah 31,43 poin (0,92%) ke level 3.386,34. [Sugeng R]


Distribusi: Financeroll Indonesia