Sengatan The Fed Lemahkan Rupiah Sepekan

INILAHCOM, Jakarta-Dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah melemah 0,57%. Pernyataan Gubernur The Fed, Janet Yellen soal kenaikan suku bunga acuannya akhir tahun ini jadi pemicu utamanya.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dilansir Bank Indonesia (BI), dalam sepekan terakhir melemah 75 poin (0,57%) ke posisi 13.211 pada pekan yang berakhir Jumat (29/5/2015) dibandingkan pekan sebelumnya di posisi 13.136.

Reza Priyambada, kepala riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) mengatakan, rupiah terimbas negatif dari pernyataan The Fed di akhir pekan sebelumnya. “Gubernur The Fed, Janet Yellen, pada pertemuan di luar the Federal Open Market Committee (FOMC) minutes, berbalik arah menyampaikan keinginannya untuk menaikkan suku bunga acuannya pada akhir tahun ini langsung sehingga membuat dolar AS bertenaga dan rupiah pun lemas,” katanya kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (31/5/2015).

Selain itu, lanjut dia, turunnya kinerja beberapa emiten; masih belum adanya kejelasan kesepakatan Yunani dengan para kreditor; dan respons terhadap pidato Presiden European Central Bank (ECB), Mario Draghi, yang mengindikasikan masih adanya perlambatan di Zona Euro turut menambah sentimen negatif bagi Euro.

“Kondisi itu berakibat pada makin membuka jalan lebar bagi dolar AS untuk bergerak naik dan rupiah pun kian terkena imbas negatifnya,” ujarnya.

Sentimen yang sama masih mempengaruhi laju dolar AS mulai dari imbas pernyataan The Fed di akhir pekan sebelumnya hingga masih melemahnya laju Euro seiring sikap keras kepala dari Yunani untuk menyelesaikan masalah utangnya. “Laju rupiah masih terlihat terpuruk dan bahkan melemah lebih dalam,” tuturnya.

Meski beberapa data ekonomi AS menunjukkan adanya pelemahan, belum cukup kuat menahan kenaikan laju dolar AS. “Apalagi laju harga minyak masih menunjukkan pelemahan sehingga dimanfaatkan dolar AS untuk bergerak naik dan tentunya berimbas pada pelemahan laju rupiah,” ucapnya.

Di hari lainnya, ekspektasi positif akan penyelesaian masalah utang Yunani seiring dengan dibuatnya draft perjanjian untuk bantuan kepada Yunani memberikan amunisi yang cukup positif bagi laju euro sehingga menguat. “Tentunya pergerakan tersebut dapat dimanfaatkan rupiah untuk berbalik naik,” timpal dia.

Di sisi lain, meski sentimen akan The Fed yang berencana menaikkan Fed Rate di tahun ini masih turut menyertai, dengan harapan kenaikan tersebut tidak akan terlalu ekstrim membuat kenaikan laju dolar AS menjadi terbatas. “Dalam sepekan ke depan, rupiah berpeluang melaju dalam kisaran support-resisten 13.285-13.190 mengacu pada kurs tengah BI,” imbuhnya. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*