Archives for December 2014

Jelang Pergantian Tahun, Harga Emas dan Perak Terpantau Turun


shadow

Financeroll – Perdagangan bursa komoditas logam mulia di hari Rabu(31/12), harga emas dan perak diperdagangkan lebih rendah setelah terjadinya kenaikan pada PMI Manufaktur Tiongkok ketika dolar masih alami penguatan dengan berada di level tinggi 9 tahun.

Berlangsungnya perdagangan di sesi Eropa, emas berjangka pengiriman Februari telah diperdagangkan lebih rendah 0.14% di level $1.198.70 per troy ounce di divisi Comex, New York Mercantile Exchange. Sejak perdagangan pagi ini, harga emas terpantau menyentuh level $1.197.70 untuk sesi terendah harian dan level $1.203.80 untuk sesi tertinggi harian.

Pada perak berjangka pengiriman Maret telah diperdagangkan lebih rendah 0.65% di level $16.170 per troy ounce, dengan terpantau menyentuh level $16.127 untuk sesi terendah harian dan level $16.328 untuk sesi tertinggi harian.

Pergerakan harga emas dan perak masih diperdagangkan lebih rendah setelah sebuah laporan resmi yang dirilis oleh Markit telah memperlihatkan bahwa PMI Manufaktur Tiongkok alami kenaikan, yang disesuaikan secara musiman menjadi 49.6.

Sementara itu dalam menyambut pergantian tahun, perhatian pasar hari ini akan dihadapkan dengan laporan angka klaim pengangguran, PMI Chicago dan penjualan rumah tertunda. Survei ekonom telah memperkirakan bahwa angka klaim pengangguran akan mengalami kenaikan yang disesuaikan secara musiman menjadi 287.000, dilanjutkan dengan PMI Chicago yang akan mengalami penurunan menjadi 60.2.

Sedangkan untuk hasil penjualan rumah tertunda di wilayah AS, survei ekonom telah memperkirakan akan mengalami kenaikan sebesar 0.6%.

Sejalan dengan perkiraan tersebut, meningkatnya kenaikan angka klaim pengangguran dan menurunannya PMI Chicago telah menunjukkan bahwa akan terjadinya perlambatan pada pertumbuhan ekonomi AS. Melambat ekonomi tersebut, tentu akan mendorong melemahnya dolar AS dan justru menguntungkan bagi harga logam untuk alami penguatan, mengingat pergerakan harga emas cenderung berlawanan terhadap greenback.

Begitu juga sebaliknya, apabila hasil tersebut memperlihatkan bahwa terjadinya pemulihan pada pertumbuhan ekonomi AS maka merupakan sebuah ancaman bagi harga emas lanjutkan pelemahannya saat ini.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Kurs Rupiah Hari Ini Tanggal 31 Desember 2014 Sore Hari

Hari ini 31 Desember 2014 Sore Hari

Nilai tukar kurs Rupiah di spot market hari ini adalah :

– terhadap mata uang US Dollar (USD IDR) di harga = Rp.12396

– terhadap mata uang Singapore Dollar (SGD IDR) di harga = Rp.9374

– terhadap mata uang Australia Dollar (AUD IDR) di harga = Rp.10160

– terhadap mata uang Euro (EUR IDR) di harga = Rp.15070

– terhadap mata uang Jepang Yen (JPY IDR) di harga = Rp.103

– terhadap mata uang Chinese Yuan Renminbi RMB (CNY IDR) di harga = Rp.1998

Pantauan nilai tukar kurs rupiah tersebut adalah berdasarkan pada harga spot pasar mata uang yang sebenarnya.

Gainscope FX

(dk)

Premium Tidak Disubsidi Namun Turun Jadi Rp7.600


shadow

Financeroll – Pemerintah akhirnya mengumumkan kebijakan subsidi tetap BBM Rp1.000 per liter yang berlaku mulai 1 Januari 2015.

Namun, subsidi itu hanya berlaku untuk solar. Harga solar ditetapkan dengan formula sesuai dengan harga dasar ditambah pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB), dan dikurangi subsidi Rp1.000.

Harga dasar merupakan rata-rata harga indeks pasar dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dengan kurs beli Bank Indonesia periode tanggal 25 sampai 24 bulan sebelumnya.

Dengan kebijakan itu, harga solar mulai besok hingga sebulan ke depan menjadi Rp7.250 dari saat ini Rp7.500 per liter. Harga yang lebih murah itu merupakan implikasi dari perlemahan harga minyak dunia beberapa bulan terakhir.

Adapun premium tak lagi diberi subsidi. Meskipun demikian, harganya tetap lebih rendah menjadi Rp7.600 dari saat ini Rp8.500 per liter.

Kebijakan itu diumumkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said dalam konferensi pers di kantor Kemenko Perekonomian.

Kepada wartawan, Sudirman mengatakan penentuan harga BBM tetap di tangan pemerintah. Tidak ada niat untuk menyerahkan ke mekanisme pasar.

Harga tersebut, lanjutnya, ditetapkan atas dasar harga minyak mentah Indonesia (Indonesia crude price) US$60 per barel dan nilai tukar Rp12.380 per dolar AS.


Distribusi: Financeroll Indonesia

IMF Himbau Negara Berkembang Diminta Waspadai Exit Strategy The Fed


shadow

Financeroll – Negara berkembang diminta untuk waspada dan cermat dalam mengamati normalisasi moneter yang akan ditempuh oleh The Federal Reserve.

International Monetary Fund (IMF) memperkirakan the Fed akan segera menerapkan exit strategy segera setelah penaikan suku bunga pertama, yang diperkirakan ditempuh akhir semester I/2015.

Strategi tersebut adalah melepaskan aset-aset yang terakumulasi ketika bank sentral melancarkan program quantitative easing (QE).

The Fed sendiri menghentikan program QE pada Oktober 2014 setelah memborong berbagai macam obligasi swasta dan pemerintah hingga kepemilikannya atas surat berharga mencapai US$4,5 triliun.

IMF menambahkan karakteristik dan respons sebuah negara berkembang juga menentukan seberapa besar dampak yang akan diterima.

Dua faktor kunci, lanjut Fund, adalah pasar finansial yang likuid dan fundamental yang lebih kokoh. Langkah-langkah seperti intervensi pasar uang dan kendali modal (capital control), lanjut IMF, sangat disarankan untuk menghindari instabilitas dan kerusakan sistem keuangan.

Namun, dua langkah tersebut mungkin hanya efektif dalam jangka pendek,” ungkap Fund dalam working paper ‘Spillovers from United States Monetary Policy on Emerging Markets: Different This Time’.

Sebuah kurva di working paper tersebut menunjukkan bahwa pasar negara berkembang lebih rentan menerima goncangan dari kebijakan the Fed pada periode setelah krisis finansial global 2007-2009 ketimbang periode sebelum krisis.


Distribusi: Financeroll Indonesia

PT Bakrie Telecom Alami Defisiensi Modal Menjadi Rp3,3 Triliun


shadow

Financeroll – Defisiensi modal PT Bakrie Telecom Tbk. sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini membengkak menjadi Rp3,3 triliun dari akhir 2013 sebesar Rp1 triliun.

Dibandingkan dengan akhir Juni 2013 yang mencatatkan ekuitas negatif Rp1,32 triliun, defisiensi modal emiten jasa telekomunikasi berkode saham BTEL itu selama tiga bulan ini sudah bertambah Rp1,98 triliun.

Defisiensi modal sebesar Rp3,3 triliun per 30 September 2014 sebagian besar disebabkan penurunan atas nilai aset tetap, selisih kurs, beban keuangan, dan kerugian usah dari tahun-tahun sebelumnya. Pada 30 September 2014, total liabilitas lancar BTEL melampui total asetnya, sebesar Rp3,1 triliun.

Melalui laporan keuangan per September 2014 yang baru dirilis, manajemen BTEL menyebut tiga langkah yang akan dihadapi perseraon.

Pertama, perseroan akan mengikuti semua ketentuan dalam perjanjian perdamaian penyelesaian utang perseroan yang sudah disahkan Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Kedua, melanjutkan kerja sama dengan para pemasok dan operator telekomunikasi lain dalam rangka mengoptimalkan operasi. ketiga, menerapkan kebijakan pengendalian biaya.

Rencana perdamaian yagn sudah disepakati 94,5% kreditur menyebut konversi 70% bagian tagihan kreditur yang memiliki tagihan lebih dari Rp3 miliar menjadi Obligasi Wajib Tukar. Harga pelaksanaan menjadi saham baru perseroan sebesar Rp200 per saham dengan cara tertentu. Sisa tagihan sebesar 30% akan dibayar secara tunai seperti isi perjanjian perdamaian.

Konversi utang ke saham tersebut bermula dari pengajuan permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) yang disampaikan PT Netwave Multimedia pada 23 Oktober 2014.

PKPU diajukan karena BTEL tidak membayar utang jatuh tempo ke Netwave sebesar Rp4,74 miliar. Pada rapat kreditur yang digelar 8 Desember 2014 di Pengadilan Niaga, sejumlah 94,5% kreditur setuju atas rencana perdamaian.

Dari sisi kinerja, kerja BTEL sepanjang sembilan bulan pertama 2014 kian kelam. Rugi netonya meningkat 50,66% menjadi Rp2,29 triliun dari sembilan bulan pertama tahun lalu senilai Rp1,52 triliun. Meningkatnya rugi neto disebabkan adanya penurunan nilai aset sebesar Rp457,03 miliar, sedangkan pada sembilan bulan pertama 2013 tidak ada penurunan nilai aset.

Melonjaknya beban lain-lain neto sebesar 1.076,42% serta naiknya beban keuangan sebesar 7,01% juga menekan bottom line. Adapun, pendapatan usaha neto BTEL per akhir September 2014 merosot 37,5% menjadi Rp1 triliun dari akhir September tahun lalu.

Pendapatan jasa telekomunikasi yang menjadi tulang punggung perseroan turun 36,09% menjadi Rp1,08 triliun. Jasa interkoneksi juga turun 26,13% menjadi Rp138,78 miliar.


Distribusi: Financeroll Indonesia