Archives for November 2015

Dollar Perkasa Sepanjang November

shadow

Financeroll – Dolar terdorong lebih tinggi dalam perdagangan berombak hari Senin, karena investor bersiap untuk potensi pasar yang diperkirakan akan bergerak aktif akhir pekan ini, termasuk bersiap menunggu data US nonfarm payrolls yang menjadi berita utama minggu ini. Indeks DXY ICE dolar menguat 0,2% ke level 100,25, level tertinggi sejak Maret. Untuk bulan ini, dolar sedang menuju penguatan 3,4%, yang akan menandai bulan terbaik sejak Januari. Sementara itu, WSJ Dollar Index BUXX naik 0,1% ke level 90,88.

Kekuatan greenback terbangun karena investor semakin optimis kepada Federal Reserve yang akan memulai menaikkan suku bunga jangka pendek pada pertemuan kebijakan pengaturan bulan Desember. Laporan pekerjaan Jumat mendatang diharapkan dapat memberikan amunisi lebih untuk bank sentral menaikkan suku bunga. Sementara itu, Bank Sentral Eropa secara luas diharapkan akan memperpanjang cakrawala untuk program quantitative easing-nya pada pertemuan Kamis, menggarisbawahi tema perdagangan arus divergensi kebijakan.

EURUSD bergerak lebih rendah selama bulan lalu dan tergelincir lebih lanjut pada hari Senin. Mata uang bersama diperdagangkan di level $ 1,0580, turun dari level $ 1,0594 pada akhir Jumat di New York, diperdagangkan di sekitar level terendah sejak April. Yen tergelincir terhadap dolar dalam perdagangan Senin, dengan greenback diperdagangkan di level ¥ 123,04, naik dari level 122,81 ¥ pada hari Jumat. Dalam mata uang lainnya, pound GBPUSD merosot ke level $ 1,5007 dari level $ 1,5033 di perdagangan Jumat. Untuk November, sterling berada di jalur penurunan 2,5% terhadap dolar.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Rupiah Senin sore menguat menjadi Rp13.784

Jakarta (ANTARA News) – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin sore, bergerak menguat sebesar 17 poin menjadi Rp13.784 dibandingkan posisi sebelumnya pada posisi Rp13.801 per dolar AS.

Analis dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Senin mengatakan bahwa penguatan mata uang rupiah pada awal pekan ini (30/11) cenderung ditopang oleh faktor teknikal setelah mengalami tekanan cukup dalam pada perdagangan akhir pekan lalu (Jumat, 27/11).

“Penguatan rupiah masih rentan karena belum didukung faktor fundamental ekonomi domestik,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa potensi pembalikan arah mata uang rupiah ke area negatif juga cukup terbuka jika data perekonomian Indonesia yang sedianya akan dirlis Badan Pusat Statistik (BPS) besok, (Selasa, 1/12) tidak sesuai harapan pasar.

Di sisi lain, lanjut dia, laju nilai tukar rupiah juga masih dibatasi oleh rencana bank sentral Amerika Serikat untuk menaikan suku bunga acuannya. Diharapkan, bank sentral AS merealisasikan rencananya untuk menaikan suku bunga sehingga ada kepastian bagi pelaku pasar.

“Yang dibutuhkan pelaku pasar yakni adanya kepastian dari the Fed, dengan begitu pelaku pasar dapat melakukan kalkulasi investasi ke depannya,” katanya.

Di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga AS, ia mengharapkan bahwa pemerintah Indonesia dapat lebih agresif merealisasikan penyerapan anggarakan belanja modal dalam rangka perbaikan infrastruktur.

“Infrastruktur yang membaik akan mendorong pertumbuhan ekonomi positif,” katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari Senin (30/11) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.840 dibandingkan hari sebelumnya (27/11) di posisi Rp13.747 per dolar AS.

Editor: Desy Saputra

COPYRIGHT © ANTARA 2015


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Bursa

Rupiah menguat menjadi Rp13.784

Jakarta (ANTARA News) – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin sore, bergerak menguat sebesar 17 poin menjadi Rp13.784 dibandingkan posisi sebelumnya pada posisi Rp13.801 per dolar AS.

Analis dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Senin mengatakan bahwa penguatan mata uang rupiah pada awal pekan ini (30/11) cenderung ditopang oleh faktor teknikal setelah mengalami tekanan cukup dalam pada perdagangan akhir pekan lalu (Jumat, 27/11).

“Penguatan rupiah masih rentan karena belum didukung faktor fundamental ekonomi domestik,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa potensi pembalikan arah mata uang rupiah ke area negatif juga cukup terbuka jika data perekonomian Indonesia yang sedianya akan dirlis Badan Pusat Statistik (BPS) besok, (Selasa, 1/12) tidak sesuai harapan pasar.

Di sisi lain, lanjut dia, laju nilai tukar rupiah juga masih dibatasi oleh rencana bank sentral Amerika Serikat untuk menaikan suku bunga acuannya. Diharapkan, bank sentral AS merealisasikan rencananya untuk menaikan suku bunga sehingga ada kepastian bagi pelaku pasar.

“Yang dibutuhkan pelaku pasar yakni adanya kepastian dari the Fed, dengan begitu pelaku pasar dapat melakukan kalkulasi investasi ke depannya,” katanya.

Di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga AS, ia mengharapkan bahwa pemerintah Indonesia dapat lebih agresif merealisasikan penyerapan anggarakan belanja modal dalam rangka perbaikan infrastruktur.

“Infrastruktur yang membaik akan mendorong pertumbuhan ekonomi positif,” katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari Senin (30/11) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.840 dibandingkan hari sebelumnya (27/11) di posisi Rp13.747 per dolar AS.

Editor: Unggul Tri Ratomo

COPYRIGHT © ANTARA 2015


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Bursa

GBPUSD Terus Terdesak

shadow

Financeroll – Tekanan jual terus menerpa perdagangan GBPUSD hingga sore ini pair ini terdesak ke 1.5000. Peluang berlanjutnya trend bearish masih terbuka lebar selama pair ini tidak bisa menghasilkan penutupan di atas salah satu resistance jangka pendek yang sore ini berada di 1.5050. Berpadu dengan trend pada kerangka waktu yang lebih besar, tekanan bearsih saat ini tampak berusaha untuk menjajal channel line pada grafik harian.

Kini channel line tersebut beada di 1.4920. masih cukup jauh jarang running price saat ini dengan target tersebut. Namun potensi bearish akan terus dijaga oleh resistance kuat tersebut. Apalagi pada grafik harian/mingguan GBPUSD juga telah menembus level 61,8% Fibonacci retracement di 1.5087.  Pada kerangka waktu yang lebih kecil resistance berada di 1.5025. (Tata Suharta – Financeroll)

Support: 1.4950, 1.4920, 1.4887
Resistance: 1.5025, 1.5050, 1.5120

Untuk berlangganan sinyal trading premium dan pemasangan iklan hubungi pin BB 53738CAB


Distribusi: Financeroll Indonesia

Senin Petang, GBPUSD Terpantau Melemah

shadow

Financeroll – Pergerakan pasar mata uang di hari Senin(30/11), poundsterling terpantau mengalami pelemahan terhadap dollar AS pasca dirilisnya laporan ekonomi Inggris pada sore ini.

Berlangsungnya perdagangan di sesi Eropa, pasangan GBPUSD terpantau melemah 0.15% dengan diperdagangkan pada level 1.5008. Sedangkan terhadap mata uang utama lainnya, pasangan GBPJPY melemah 0.02% di level 184.65 dan EURGBP menguat 0.05% di level 0.7050.

Poundsterling terlihat mendapat tekanan untuk alami pelemahan jelang malam hari ini, setelah dirilisnya lapora fundamental ekonomi Inggris. Berdasarkan laporan resmi yang dirilis oleh Bank Sentral Inggris menyebutkan bahwa pinjaman pribadi warga Inggris mengalami kenaikan yang disesuaikan secara musiman menjadi 4.8B di bulan Oktober dari 4.8B di bulan September.

Di waktu yang bersamaan, Bank Sentral Inggris juga menyatakan bahwa persediaan uang domestik Inggris mengalami kenaikan sebesar 0.6% di bulan Oktober setelah turun sebesar 1.0% di bulan September.

Sementara itu, pergerakan poundsterling nantinya akan kembali mengalami gejolak pergeseran harga ketika pasar dihadapkan dengan sebuah laporan PMI Chicago dan penjualan rumah tertunda di wilayah AS pada malam ini.

Apabila laporan tersebut mengindikasikan tengah terjadinya pemulihan ekonomi Amerika maka poundsterling berpotensi melanjutkan penurunan terhadap dollar AS. Sebaliknya, apabila laporan tersebut menunjukkan terjadinya hambatan pertumbuhan ekonomi Amerika maka poundsterling berpeluang mengalami penguatan terhadap greenback. (Aditya Arief – FR)


Distribusi: Financeroll Indonesia