Archives for November 2015

Euro Melemah di Perdagangan Asia

INILAHCOM, Tokyo – Kurs euro melemah di perdagangan Asia, Senin (30/11/2015). Itu karena para pedagang berspekulasi bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) akan membuka keran stimulus moneter minggu ini, sementara data ketenagakerjaan penting AS juga dalam fokus.

Angka mantap untuk keadaan tenaga kerja, Jumat mendatang akan menambah harapan yang sudah kuat bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga mendekati nol pada Desember. Karena para pembuat kebijakan AS bersiap-siap untuk kenaikan suku bunga, ECB tampaknya mengatur untuk bergerak dalam arah yang berlawanan dengan stimulus tambahan untuk mendorong pertumbuhan di ekonomi zona euro.

Langkah-langkah itu bisa diluncurkan selambat-lambatnya pada Kamis ketika bank sentral menggelar pertemuan kebijakan. “Setelah melempem pada pekan lalu, agenda minggu ini akan datang sebagai kejutan terhadap sistem,” tegas analis mata uang di Bank of New Zealand Raiko Shareef mengatakan dalam surat elektronik kepada para nasabahnya.

“Pikiran utama akan berada pada keputusan kebijakan ECB. Laporan ketenagakerjaan AS akan mendorong kenaikan suku bunga, tetapi jika hasilnya buruk kemungkinan akan menggagalkan (dewan kebijakan The Fed) menaikkan suku bunga pada bulan depan,” imbuh dia.

Euro melemah menjadi US$1,0580 dolar pada perdagangan sore di Tokyo, Senin, dari US$1,0595 pada Jumat lalu di New York, memicu spekulasi euro bisa jatuh ke arah paritas dengan unit AS untuk pertama kalinya sejak 2002. Mata uang tunggal 19 negara itu juga melemah menjadi 129,88 yen dari 130,14 yen di perdagangan AS.

“Penjuakan euro akan melihat puncaknya pada pertemuan ECB, dengan reaksi spontan terhadap hasilnya kemungkinan mengirimnya ke posisi terendah baru untuk tahun ini dekat dengan 1,03 dolar,” tegas kepala ekonom pasar di Mizuho Bank Daisuke Karakama kepada Bloomberg News.

Sementara itu, Dana Moneter Internasional diperkirakan pada Senin akan menyetujui masuknya yuan Tiongkok dalam mata uang elit. Perjanjian itu akan mewujudkan ambisi lama Beijing, memberinya status mata uang internasional bersama dolar, euro, pound dan yen.

Pada perdagangan lainnya, dolar turun tipis terhadap yen, jatuh ke 122,77 yen di Tokyo dari 122,85 yen pada Jumat di perdagangan AS. Namun, unit AS naik terhadap beberapa mata uang negara berkembang (emerging-market) menjelang data ketenagakerjaan AS, menguat 0,42 persen terhadap won Korea Selatan, 0,21 persen terhadap rupiah Indonesia dan 0,25 persen terhadap ringgit Malaysia. Greenback melemah terhadap dolar Taiwan dan dolar Singapura selama perdagangan sore. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Bursa Saham Tokyo Berakhir Menurun

INILAHCOM, Tokyo – Bursa saham Tokyo mundur, Senin (30/11/2015. Itu karena beberapa saham produsen mobil dan bank besar jatuh, dengan para investor menunggu data ketenagakerjaan penting AS dan pertemuan kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) pekan ini.

Sesaat sebelum pembukaan, data resmi menunjukkan produksi pabrik Jepang meningkat 1,4 persen pada Oktober, lebih lemah dari yang diharapkan. Namun angka tersebut menunjukkan kemungkinan kembali ke pertumbuhan pada kuartal keempat, setelah ekonomi nomor tiga di dunia itu tergelincir ke dalam resesi selama Juli-September 2015.

“Ini bukanlah alasan yang sangat buruk untuk menjual saham, tapi penurunan (Dow Jones Industrial Average) Jumat lalu dan angka produksi industri Jepang meleset dari perkiraan, sehingga investor mengambil keuntungan,” tegas kepala strategi di Daiwa SB Investments Soichiro Monji.

Indeks acuan Tokyo telah melonjak ke tingkat tertinggi tiga bulan baru-baru ini karena pelemahan yen — menguntungkan bagi eksportir Jepang — memberikan beberapa dukungan. Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo turun 0,69 persen atau 136,47 poin menjadi ditutup pada 19.747,47.

Indeks Topix dari seluruh saham papan utama turun 0,89 persen atau 14,20 poin menjadi berakhir di 1.580,25. Di antara peristiwa perdagangan penting minggu ini adalah pertemuan kebijakan Bank Sentral Eropa yang bisa melihat pelonggaran moneter lebih lanjut dan laporan ketenagakerjaan AS pada akhir pekan ini.

Toyota turun tipis 0,17 persen menjadi 7.657 yen, sementara saingannya Honda turun 0,27 persen menjadi 4.002 yen. Mitsubishi UFJ, salah satu bank terkemuka di negara itu, turun 1,68 persen menjadi 790 yen dan Sumitomo Mitsui Financial Group turun 1,96 persen menjadi 4.697 yen. Sony jatuh 2,67 persen menjadi berakhir di 3.177 yen.

Di pasar mata uang, greenback melemah menjadi 122,75 yen di Tokyo, dari 122,85 yen pada Jumat lalu di perdagangan AS, sementara euro melemah menjadi US$1,0581 dan 129,89 yen dari US$1,0595 dan 130,14 yen. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Rp13.784, Rupiah Menguat 17 Poin Terhadap Dolar AS

INILAHCOM, Jakarta – Nilai tukar rupiah yang tertransaksikan antarbank di Jakarta, Senin (30/11/2015) sore, bergerak menguat sebesar 17 poin. Rupiah menjadi Rp13.784 dibandingkan posisi sebelumnya pada posisi Rp13.801 per dolar AS.

Analis dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Senin (30/11/2015) mengatakan bahwa penguatan mata uang rupiah pada awal pekan ini (30/11/2015) cenderung tertopang faktor teknikal setelah mengalami tekanan cukup dalam pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (27/11/2015). “Penguatan rupiah masih rentan karena belum didukung faktor fundamental ekonomi domestik,” ujar dia.

Ia menambahkan potensi pembalikan arah mata uang rupiah ke area negatif juga cukup terbuka saat data perekonomian Indonesia yang sedianya akan dirlis Badan Pusat Statistik (BPS) besok, (Selasa, 1/12) tidak sesuai harapan pasar. Di sisi lain, lanjut dia, laju nilai tukar rupiah juga masih dibatasi oleh rencana bank sentral Amerika Serikat untuk menaikan suku bunga acuannya. Diharapkan, bank sentral AS merealisasikan rencananya untuk menaikan suku bunga sehingga ada kepastian bagi pelaku pasar.

“Yang dibutuhkan pelaku pasar yakni adanya kepastian dari the Fed, dengan begitu pelaku pasar dapat melakukan kalkulasi investasi ke depannya,” kata dia. Di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga AS, ia mengharapkan bahwa pemerintah Indonesia dapat lebih agresif merealisasikan penyerapan anggarakan belanja modal dalam rangka perbaikan infrastruktur.

“Infrastruktur yang membaik akan mendorong pertumbuhan ekonomi positif,” imbuh dia.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari Senin (30/11) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.840 dibandingkan hari sebelumnya (27/11/2015) di posisi Rp13.747 per dolar AS. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Tekanan Jual Terus Menghampiri EURUSD

shadow

Financeroll – Gelombang bearish yang terjadi sejak pertengahan Oktober berlanjut lagi hingga hari ini EURUSD sudah turun ke 1.0561, terendah sejak pertengahan April. Meskipun sepanjang satu bulan terakhir pergerakan turun tidak cepat, hingga kini dominasi para penjual masih tetap melekat. Posisi EURUSD berada di dalam channel menurun yang hari ini batasan atasnya di 1.0640 dan batasan bawahnya di 1.0540.

Pada grafik harian posisi EURUSD juga terus berada di bawah moving average 12-day yang menjadi salah satu resistance penting sejak ditembus pada pekan terakhir di bulan Oktober. Hingga para pembeli bisa mengatasi resistance tersebut, EURUSD akan terus berisiko ke arah bawah. (Tata Suharta – Financeroll)

Support: 1.0540, 1.0500, 1.0460
Resistance: 1.0590, 1.0633, 1.0670

Untuk berlangganan sinyal trading premium dan pemasangan iklan hubungi pin BB 53738CAB


Distribusi: Financeroll Indonesia

Harga Minyak Dunia Dibawah US$42 di Asia

INILAHCOM, Singapura – Harga minyak diperdagangkan dibawah US$42 di Asia, Senin (30/11/2015). Itu menjelang pertemuan OPEC dan rilis data tentang sektor manufaktur penting China pekan ini.

Pasar akan mengamati, apakah anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang bertemu, 4 Desember 2015, memangkas tingkat produksi tinggi saat ini dan mengurangi kelebihan pasokan minyak mentah yang telah menekan harga lebih dari satu tahun.

Analis mengatakan, para pedagang juga akan mengamati dua pidato penting oleh Ketua Federal Reserve Janet Yellen minggu ini untuk tanda-tanda tentang waktu kenaikan suku bunga di AS.

Data November tentang sektor industri Tiongkok akan dirilis pada Selasa, dengan para pedagang mencari petunjuk tentang kesehatan konsumen energi utama dunia itu. Pada sekitar pukul 06.40 GMT, patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari naik dua sen menjadi US$41,73 per barel dan minyak mentah Brent untuk Januari diperdagangkan 15 sen lebih rendah pada US44,71 per barel.

“Kami perkirakan fokus kembali ke waktu kenaikan suku bunga AS, dengan dua pidato penting oleh Ketua The Fed Janet Yellen, pada Rabu dan Kamis,” tegas Capital Economics.

Para analis memperkirakan kebijakan The Fed untuk menaikkan suku bunga selama pertemuan mereka Desember, satu langkah yang akan meningkatkan dolar dan membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih mahal, sehingga mengurangi permintaan dan menekan harga.

Pertemuan OPEC Jumat pekan ini diharapkan fokus pada kelebihan pasokan minyak mentah global, kembalinya minyak Iran ke pasar setelah pencabutan sanksi ekonomi barat dan apakah kartel akan memangkas produksinya untuk meningkatkan harga.

“Namun, komentar dari menteri-menteri utama OPEC masih tampak relatif optimis. Juga, belum jelas apakah walaupun OPEC tidak memangkas target produksinya, produksi aktual akan turun, mengingat kartel sudah memproduksi di atas target saat ini,” kata Capital Economics.

Kepala praktek minyak dan gas Asia Pasifik di perusahaan jasa profesional EY Sanjeev Gupta mengatakan pertemuan OPEC akan menarik perhatian tentang penawaran dan permintaan di tahun depan. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal