Archives for September 2015

Harga Kurs Rupiah dan Kurs Dollar hari ini 30 September 2015 Malam Hari

Hari ini 30 September 2015 Malam Hari

Nilai tukar kurs Rupiah dan kurs Dollar di spot market hari ini adalah :

– terhadap mata uang US Dollar (USD IDR) di harga = Rp.14652

– terhadap mata uang Singapore Dollar (SGD IDR) di harga = Rp.10297

– terhadap mata uang Australia Dollar (AUD IDR) di harga = Rp.10308

– terhadap mata uang Euro (EUR IDR) di harga = Rp.16439

– terhadap mata uang Jepang Yen (JPY IDR) di harga = Rp.121

– terhadap mata uang Chinese Yuan Renminbi RMB (CNY IDR) di harga = Rp.2313

–  terhadap mata uang Malaysia Ringgit (MYR IDR) di harga = Rp.3333

–  terhadap mata uang Thailand Baht (THB IDR) di harga = Rp.402

–  terhadap mata uang Poundsterling (GBP IDR) di harga = Rp.22206

Pantauan nilai tukar kurs rupiah dan dollar tersebut adalah berdasarkan pada harga spot pasar mata uang (valas) yang sebenarnya.

Gainscope FX

Update harga kurs berdasarkan jam : 21:23 WIB 

(dk)

ISM: PMI Chicago Kontraksi di Bulan September

shadow

Financeroll – Sebuah laporan resmi yang dirilis pada hari Rabu(30/9), menunjukkan bahwa PMI Chicago telah alami penurunan di bulan September.

Berdasarkan laporan resmi yang dirilis oleh Institute for Supply Management telah menyebutkan bahwa PMI Chicago telah alami penurunan, yang disesuaikan secara musiman menjadi 48.7 di bulan September dari 54.4 di bulan Agustus.

Survei ekonom telah memperkirakan bahwa PMI Chicago telah akan turun menjadi 53.2 di bulan September. Pasca dirilisnya data tersebut, EURUSD melemah 0.48% di level 1.1195, GBPUSD menguat 0.17% di level 1.5177, dan USDJPY menguat 0.28% di level 120.09. (Aditya Arief – FR)


Distribusi: Financeroll Indonesia

Mandiri: Valas yang masuk bisa untuk biayai proyek

JAKARTA. Perbankan menyambut baik kebijakan insentif devisa hasil ekspor yang dikeluarkan oleh pemerintah. Pasalnya, hal itu akan menambah simpanan valuta asing di perbankan.

“Valas yang masuk akan lebih banyak, dan ini bisa untuk pendanaan proyek,” kata Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Royke Tumilaar, Rabu (30/9).

Menurutnya, dengan pengurangan pajak ini, miliaran dollar devisa hasil ekspor yang biasanya disimpan di luar negeri akan banyak mengalir ke Indonesia. Meski begitu, ia belum bisa memastikan akan berapa besar valas yang akan masuk tersebut.

Menurut Royke, dalam menyambut aliran valas tersebut, Bank Mandiri belum akan mengubah suku bunga deposito valasnya.

Sebagai informasi, hingga semester I-2015, Bank Mandiri masih mengalami kelebihan likuiditas valas sebesar US$ 3,2 miliar.

Seperti diketahui bahwa dalam paket kebijakan jilid 2, pemerintah memberikan insentif bagi pengusaha yang membawa devisa hasil ekspor (DHE) ke dalam negeri. Besarnya insentif tergantung mata uang, dan lamanya dana itu disimpan.

Jika DHE berbentuk dollar AS, maka pengusaha bisa mendapatkan pengurangan pajak deposito atas dana tersebut. Jika DHE disimpan dalam deposito satu bulan akan mendapat pengurangan pajak dari 20% menjadi 10%. Untuk deposito tiga bulan, pajaknya hanya 7,5%, dan enam bulan hanya 2,5%. Jika DHE tersimpan di deposito setahun atau lebih, maka akan dibebaskan pajaknya atau 0%.

Jika eksportir menyimpan DHE dalam deposito rupiah, maka pemotongan pajaknya lebih besar lagi. Untuk satu bulan maka pajaknya hanya 7,5%, lalu jika 3 bulan, pajaknya 5%. Jika 6 bulan, maka bunga atas depositonya 0% alias tidak dipotong pajak.

Editor: Hendra Gunawan.


Distribusi: Kontan Online

Rupiah Lanjutkan Pelemahan, Kurs Rp 14.653 per US$

INILAHCOM, Jakarta – Hari ini, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore (30/9/2015), melemah 15 poin menjadi Rp 14.635 US$, posisi sebelumnya Rp 14.620 per US$.

“Nilai tukar rupiah masih dipengaruhi oleh faktor eksternal terutama mengenai waktu kenaikan suku bunga AS (the Fed) yang belum pasti,” ujar pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova.

Kata Rully, paket kebijakan ekonomi jilid II yang telah dikeluarkan pemerintah kemarin (29/9), diperkirakan belum terlalu direspon positif oleh pelaku pasar. “Pasar masih menanti realisasi dari kebijakan pemerintah itu, diharapkan paket kebijakan jilid II itu direspon positif investor sehingga dapat menahan tekanan rupiah lebih dalam,” katanya.

Namun, ia meyakini, dalam waktu dekat investor akan merespon positif kebijakan pemerintah itu sehingga potensi rupiah kembali menguat terbuka.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah menguat menjadi Rp 14.657 di bandingkan sebelumnya di posisi Rp 14.728 per dolar US$. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Ini 'Obat' Baru BI Untuk Perkuat Rupiah

Jakarta -Bank Indonesia (BI) telah mengeluarkan paket kebijakan stabilitas nilai tukar rupiah pada tanggal 9 dan 30 September 2015. Paket kebijakan BI yang terbaru bisa dilihat di sini.

Kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan tersebut dalam rangka menjaga pasar keuangan utamanya soal rupiah agar tidak terus tertekan.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Monoter BI Juda Agung mengatakan, di dalam paket kebijakan tersebut juga disebutkan berbagai produk atau ‘obat’ yang disebar ke pasar.

Produk baru ini diterbitkan sebagai salah satu bentuk operasi moneter BI di pasar valuta asing (valas), agar ketersediaan valas tercukupi, dan pelemahan nilai tukar rupiah bisa ditekan.

BI juga melakukan implementasi intervensi forward untuk menyeimbangkan supply and demand valas di pasar forward.

Salah satu produk yang dikeluarkan adalah menerbitkan SDBI tenor 3 bulan untuk maturity lenghtening instrumen Operasi Pasar Terbuka (OPT) dan menerbitkan Rererve Repo (RR) SBN tenor 2 minggu untuk melengkapi instrumen OPT uang ada.

“SDBI 3 bulan dan RR 2 minggu ini bagian dari bauran kebijakan, bisa segera diterapkan,” katanya saat konferensi pers di Gedung BI, Thamrin, Jakarta, Rabu (30/9/2015).

Selain itu, Juda menyebutkan, BI melakukan penurunan holding period SBI dari 1 bulan menjadi 1 minggu untuk menarik aliran masuk modal asing.

“Holding period SBI dari 1 bulan jadi seminggu di Oktober akan segera diterapkan, ini hanya mengubah SE, sangat cepat,” sebut dia.

Kemudian, lanjut Juda, BI juga melakukan penguatan kebijakan untuk mengelola supply dan demand valas di pasar forward.

Kebijakan ini bertujuan mendorong transaksi forward jual valas/rupiah dan memperjelas underlying forward beli valas/rupiah.

Hal ini dilakukan dengan meningkatkan threshold. Forward jual yang wajib menggunakan underlying dari semula US$ 1 juta menjadi US$ 5 juta per transaksi per nasabah dan memperluas underlying khusus untuk forward jual termasuk deposito valas di dalam negeri dan luar negeri.

“Pelonggaran transaksi jual akan diterapkan Oktober,” ucap dia.

Produk lainnya yang akan diterbitkan adalah Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) Valas.

“SBI valas ini instrumen baru, terbit paling cepat di akhir Oktober karena ini adalah instrumen baru diharapkan market sudah tahu kalau kita akan menerbitkan SBI valas,” kata Juda.

Dia menambahkan, BI juga akan melakukan pemberian insentif pengurangan pajak bunga deposito kepada eksportir yang menyimpan Devisa Hasil Ekspor (DHE) di perbankan Indonesia atau mengkonversikan ke dalam rupiah, sebagaimana yang telah disampaikan oleh pemerintah.

“Kalau DHE nanti akan ada perubahan KMK,” ujarnya.

Yang terakhir, Juda menyebutkan, pihaknya mendorong transparansi dan meningkatkan ketersediaan informasi atas penggunaan devisa dengan memperkuat laporan lalu lintas devisa (LLD).

Dalam hal ini, pelaku LLD wajib melaporkan penggunaan devisanya dengan melengkapi dokumen pendukung untuk transaksi dengan nilai tertentu.

Ketentuan ini sejalan dengan UU No.24 tahun 1999 tentang lalu lintas devisa dan sistem nilai tukar di mana Bank Indonesia berwenang meminta keterangan dan data terkait lalu lintas devisa kepada penduduk.

“Mengenai penguatan informasi lalu lintas devisa ini, implementasinya di akhir Oktober,” pungkasnya.

(drk/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik