Mandiri: Valas yang masuk bisa untuk biayai proyek

JAKARTA. Perbankan menyambut baik kebijakan insentif devisa hasil ekspor yang dikeluarkan oleh pemerintah. Pasalnya, hal itu akan menambah simpanan valuta asing di perbankan.

“Valas yang masuk akan lebih banyak, dan ini bisa untuk pendanaan proyek,” kata Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Royke Tumilaar, Rabu (30/9).

Menurutnya, dengan pengurangan pajak ini, miliaran dollar devisa hasil ekspor yang biasanya disimpan di luar negeri akan banyak mengalir ke Indonesia. Meski begitu, ia belum bisa memastikan akan berapa besar valas yang akan masuk tersebut.

Menurut Royke, dalam menyambut aliran valas tersebut, Bank Mandiri belum akan mengubah suku bunga deposito valasnya.

Sebagai informasi, hingga semester I-2015, Bank Mandiri masih mengalami kelebihan likuiditas valas sebesar US$ 3,2 miliar.

Seperti diketahui bahwa dalam paket kebijakan jilid 2, pemerintah memberikan insentif bagi pengusaha yang membawa devisa hasil ekspor (DHE) ke dalam negeri. Besarnya insentif tergantung mata uang, dan lamanya dana itu disimpan.

Jika DHE berbentuk dollar AS, maka pengusaha bisa mendapatkan pengurangan pajak deposito atas dana tersebut. Jika DHE disimpan dalam deposito satu bulan akan mendapat pengurangan pajak dari 20% menjadi 10%. Untuk deposito tiga bulan, pajaknya hanya 7,5%, dan enam bulan hanya 2,5%. Jika DHE tersimpan di deposito setahun atau lebih, maka akan dibebaskan pajaknya atau 0%.

Jika eksportir menyimpan DHE dalam deposito rupiah, maka pemotongan pajaknya lebih besar lagi. Untuk satu bulan maka pajaknya hanya 7,5%, lalu jika 3 bulan, pajaknya 5%. Jika 6 bulan, maka bunga atas depositonya 0% alias tidak dipotong pajak.

Editor: Hendra Gunawan.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*