Archives for August 2015

EURUSD dalam Fase Koreksi

shadow

Financeroll-Jika EURUSD pada grafik H1 konsisten bergerak di bawah area 1.1216, tendensi menurun tetap kuat dengan target terdekat, 1.1187, lalu 1.1167. Support berikutnya 1.1139. RSI berada pada zona jual. Support kuat terlihat pada level 1.1111. Support lanjutan, 1.1062 dan 1.0967. Resisten kuat grafik H1 pada area 1.1265.Resisten lanjutan, 1.1293 dan 1.1370

Support : 1.1168; 1.1139; 1.1062

Resisten: 1.1216; 1.1265; 1.1293

” untuk berlangganan sinyal trading premium dan pemasangan iklan hubungi pin BB 53738CAB”


Distribusi: Financeroll Indonesia

Bursa Asia Kompak Tututp Bulan dengan Tinta Merah

shadow

Financeroll – Pasar saham Asia ditutup dengan kinerja bulanan terburuk dalam lebih dari tiga tahun pada bulan Agustus, karena saham berjuang untuk pulih dari aksi jual global yang dipicu oleh kekhawatiran atas ekonomi China. Ancaman perlambatan ekonomi Tiongkok, diperbesar oleh devaluasi kejutan atas mata uang yuan awal bulan ini, mempercepat kejatuhan di Shanghai, menekan bursa saham di AS dan Eropa, menekan harga komoditas dan mata uang negara-negara emerging market.

Shanghai Composite Index berakhir turun 12,5% bulan ini, bulan yang ketiga penurunan secara berturut-turut dan mendekati penurunan bulan Juli yang tercatat 14%, yang merupakan penurunan bulanan terbesar indeks sejak Agustus 2009.MSCI, indeks patokan Asia Pacific turun sekitar 8,3% dalam kalkulasi dolar AS, rekor terburuk bulanan sejak Mei 2012.

Pada hari Senin, benchmark bursa saham Shanghai berakhir turun 0,8% ke level 3.205,99, yang menyeret sebagian saham di kawasan Asia menjadi lebih rendah juga. Mata uang Asia juga terbawa melemah sedikit dari sesi penutupan hari Jumat. Hang Seng, HSI Hong Kong, kehilangan 12% pada bulan Agustus, kinerja bulanan terburuk sejak September 2011. Indeks ini turun sekitar seperempat dari akhir April lalu ketika mencapai tingkat tertinggi sejak 2007. Australia S & P ASX turun 8,6% bulan ini, kinerja bulanan terburuk sejak Oktober 2008. Indeks Nikkei Stock Average, NIK, turun 8,2% bulan ini. Ini juga kinerja bulanan terburuk sejak Januari 2014. Pada hari Senin ini, Indeks Hang Seng berakhir naik 0,3%, namun Nikkei Stock Average berakhir turun 1,3% dan S & P ASX 200 turun 1,1%. Korea Selatan, Kospi, ditutup naik 0,2% dan BEJ di Indonesia naik 1,1%.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Jelang Malam, GBPUSD Menguat Tipis

shadow

Financeroll – Pergerakan pasar mata uang di hari Senin(31/8), poundsterling terpantau menguat tipis terhadap dollar AS ketika permintaan greenback meningkat ditengah spekulasi bahwa The Fed akan tetap menaikan suku bunga mereka pada pertemuan September nanti.

Berlangsungnya perdagangan di sesi Eropa, GBPSDU menguat 0.03% di level 1.5405 dimana pasangan tersebut cenderung menembus level support di level 1.5399 dan level resistance di level 1.5437.

Poundsterling terpantau menguat tipis terhadap dollar AS sore hari ini ketika permintaan greenback meningkat ditengah spekulasi bahwa The Fed akan berada di jalur untuk menaikan tingkat suku bunga mereka pada pertemuan di bulan September.

Spekulasi tersebut telah diperkuat dengan pernyataan yang dilakukan oleh Wakil Ketua Presiden Federal Reserve, Stanley Fischer yang mengatakan bahwa masih terbukanya jalan untuk menaikan tingkat suku bunga pada pertemuan The Fed yang jatuh pada 16 -17 September mendatang. Fischer juga mengatakan bahwa kenaikan suku bunga di bulan September ini dapat terjadi, meski terlalu cepat untuk mengatakan bahwa bank sentral akan segera melakukan langkah tersebut.

Sementara itu, pergerakan pasangan GBPUSD pada hari ini diperkirakan akan kembali mengalami pergesaran ketika pasar dihadapkan dengan laporan PMI Chicago nanti malam. Survei ekonom telah memperkirakan bahwa PMI Chicago akan naik menjadi 54.9 di bulan Agustus. (Aditya Arief – FR)


Distribusi: Financeroll Indonesia

PLN Turunkan Tarif Listrik Golongan R-2

Senin, 31 Agustus 2015 | 15:43 WIB

TEMPO.CO, Jakarta – PT PLN (Persero) menetapkan tarif listrik komersial atau nonsubsidi pada September turun dibandingkan bulan sebelumnya karena harga minyak mentah Indonesia turun.

Menurut siaran pers PLN di Jakarta, Senin, 31 Agustus 2015, tarif listrik dibandingkan Agustus, tarif listrik September 2015 turun Rp 23,17 per kWh dari Rp 1.546,6 menjadi Rp 1.523,43 per kWh.

Penurunan tarif Rp 23,17 per kWh berlaku untuk golongan pelanggan R-2 dengan daya 3.500-5.500 VA, R-3 dengan daya 6.600 VA ke atas, dan B-2 dengan daya 6.600.200.000 VA.

Sementara, golongan B-3 dengan daya di atas 200 kVA dan I-3 di atas 200 kVA, tarif listriknya turun dari Rp 1.218,26 menjadi Rp 1.200,01 Rp per kWh.

Golongan I-4 dengan daya 30.000 kVA ke atas, tarifnya juga turun dari Rp 1.086,12 menjadi Rp 1.069,85 per kWh.

Selain itu PLN menetapkan tarif golongan R-I dengan daya 1.300 VA dan R-I 2.200 VA pada September 2015 tidak berubah yakni tetap Rp 1.352 per kWh. Tarif untuk golongan pelanggan 450 VA dan 900 VA juga tidak berubah.

Pada Agustus 2015, tarif listrik juga mengalami sedikit penurunan (Rp 1 per kWh) dibandingkan Juli 2015, setelah naik selama empat bulan (April-Juli 2015).

Per 1 Januari 2015, pemerintah menerapkan skema tarif penyesuaian (adjustment tariff) bagi 10 golongan pelanggan listrik PLN setelah sebelumnya sejak Mei 2014 hanya berlaku pada empat golongan.

Dengan skema tersebut, maka tarif listrik mengalami fluktuasi naik atau turun yang tergantung tiga indikator yakni ICP, kurs, dan inflasi. 

PLN mencatat harga minyak mentah Indonesia (ICP) turun dari 59,4 dolar AS per barel pada Juni menjadi 51,82 dolar AS per barel pada Juli 2015.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah dari Rp 13.313 per dolar AS pada Juni menjadi Rp13.375 per dolar AS pada Juli dan inflasi yang pada Juni berada di level 0,54 persen naik menjadi 0,93 persen pada Juli 2015.

ANTARA


Distribusi: Tempo.co News Site

Pasar Bingung, Saham Cina Kembali Lemah

Senin, 31 Agustus 2015, 16:00 WIB

www.maxxelli-consulting.com

REPUBLIKA.CO.ID, SIDNEY — Pasar global kembali menemui masa sulit pada awal pekan ini. Saham dan komoditas jatuh menjelang kabar kenaikan suku bunga the Fed.

Melansir Daily Mail, Senin (31/8), kebingungan pasar atas kebijakan dua ekonomi terbesar di dunia, AS dan Cina kini membuat pasar global masuk dalam kekacauan. Fluktuasi harga yang tinggi mendorong investor untuk berebut mencari pintu keluar.

“Pasar ini seperti berjalan di atas kaca. Cina nampaknya menjadi poin sentral, namun saat ini fokusnya lebih pada suku bunga AS,” kata Direktur Eksekutif dari Perusahaan Pialang Saham di Argonaut, Australia, James McGlew.

Sementara Direktur Shenwan Hongyuan Securities, Gerry Alfonso menitik beratkan pada rebound singkat akhir pekan lalu. Menurutnya panarikan pada pasar saat itu diharapkan karena beberapa investor justru mengambil keuntungan setelah gejolak selama dua hari.

“Saat ini sebelum membuat keputusan signifikan, investor nampaknya akan menunggu sampai angka PMI manufaktur dirilis akhir pekan ini,”

Reporter : Risa Herdahita Putri
Redaktur : Ichsan Emrald Alamsyah

Jauhkanlah diri kamu daripada sangka (jahat) karena sangka (jahat) itu sedusta-dusta omongan, (hati)(HR Muttafaq Alaih )

  Isi Komentar Anda

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.


Distribusi: Republika Online RSS Feed