Archives for February 2015

Resistance Jangka Menengah Tahan EMAS


shadow

Financeroll – Meskipun di sesi Kamis harga emas (XAUUSD) sempat melonjak ke 1219.85, level 23,6% Fibonacci retracement di 1217.50 yang menjadi target koreksi pertama terhadap trend turun jangka menengah yang sebelumnya terjadi masih tetap menjadi penghalang yang kuat bagi para buyers. Di dekat zona itu ada juga moving average pada grafik harian yang hari ini berada di 1213.70. Untuk menembus kombinasi keduanya memang dibutuhkan daya dobrak yang kuat.

Kini XAUUSD hanya mampu bergerak sideways di bawah area resistance tersebut. Jika di awal sesi Amerika tidak terjadi pergerakan ebsar, peluang hingga penutupan akhir pekan ini harga emas akan tetap mendatar. Support intraday yang cukup penting kini berada di area 1204.00. Jika ditembus bisa menjadi pemicu bagi aksi jual lebih lanjut.

Saran Transaksi: untuk mengetahui lebih jauh tentang sinyal trading silahkan undang pin BB: 5373-8CAB


Distribusi: Financeroll Indonesia

Ini Penyebab Rupiah Terseok Sampai Nyaris Rp 13.000/US$

Jakarta -Hari ini nilai tukar rupiah bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Bahkan dolar AS nyaris menyentuh kisaran Rp 13.000.

Mengutip Reuters, Jumat (27/2/2015), nilai tukar terhadap dolar AS ditutup di Rp 12.925/US$. Melemah dibandingkan saat pembukaan pasar hari ini di Rp 12.850/US$.

Pelemahan rupiah atau penguatan dolar AS tersebut disebabkan berbagai faktor baik dari dalam negeri maupun global. Dari faktor global, isu kenaikan suku bunga bank sentral AS The Federal Reserves/The Fed menjadi pemicu utama tekanan terhadap rupiah.

“Janet Yellen (Gubernur The Fed) mengatakan masih harus bersabar untuk menaikkan suku bunga. Mereka masih nahan. Nanti akan dibahas lagi pada 17 Maret, 8 April, dan Juni. Kemungkinan di Juni akan ada perubahan kebijakan untuk menaikkan suku bunganya,” papar Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) David Sumual saat dihubungi detikFinance, Jumat (27/2/2015).

Dia melihat, kondisi rupiah saat ini memang pada posisi melemah dibanding nilai wajarnya di Rp 12.500/US$. Penyebabnya tak lain dari sentimen eksternal.

Inflow di pasar modal kencang, tapi tidak tercermin di rupiahnya. Jadi mereka yang transaksi dolar tidak serta-merta menarik dananya ke luar negeri tapi disimpan dulu di rekening antara, atau disimpan dulu di instrumen lain,” jelas dia.

David menyebutkan, nilai tukar dolar terhadap AS akan terus tertekan jika gejolak dari eksternal makin menjadi. Dia memperkirakan, dolar AS bisa menguat hingga di atas Rp 13.000.Next

(drk/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Saham-saham Seoul Berakhir Lebih Rendah

INILAHCOM, Seoul – Saham-saham Seoul berakhir lebih rendah, Jumat (27/02/2015). Tampak, dengan Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) turun 7,28 poin atau 0,37 persen, menjadi 1.985,80.

Volume perdagangan mencapai 417,18 juta saham senilai 5,53 triliun won atau US$5,03 miliar. Mata uang Korea Selatan berakhir pada 1.098,4 won terhadap greenback, turun 1,2 won dari penutupan Kamis (26/02/2015). [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Dolar AS Melemah di Perdagangan Asia

INILAHCOM, Tokyo – Kurs dolar AS melemah di perdagangan Asia, Jumat (27/02/2015). Itu setelah data inflasi AS menguat, menunjukkan meningkatnya tekanan harga beberapa sektor ekonomi di Amerika Serikat, yang bisa memudahkan jalan bagi The Fed menaikkan suku bunganya.

Pada perdagangan sore di Tokyo, dolar melemah menjadi 119,17 yen dari 119,42 yen di New York, Kamis (26/02/2015) sore. Namun itu masih lebih tinggi dari 118,97 yen yang terlihat di Tokyo, Kamis (26/02/2015) pagi.

Euro naik menjadi US$1,1213, dari 1,1198, tetapi merosot menjadi 133,62 yen dari 133,72 yen di perdagangan AS.

Sementara penurunan harga minyak mentah terus memperlemah inflasi secara keseluruhan di AS, data dari Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis mengungkapkan tekanan sedang meningkat di sejumlah bidang, termasuk tempat hunian dan perawatan pribadi.

“Pemulihan tajam dalam dolar AS selama perdagangan di luar negeri semalam (Kamis) terutama akibat data inflasi AS,” jelas National Australia Bank dalam satu komentar.

Penyiasat Deutsche Bank Daniel Brehon mengatakan data (inflasi) yang menunjukkan sedikit antusias itu masih bisa memicu harapan untuk kenaikan suku bunga, yang merupakan nilai tambah untuk dolar.

“Mengingat bahwa kejutan inflasi telah negatif di seluruh dunia, apa pun di atas konsensus adalah tanda untuk optimisme dan tanda untuk suku bunga lebih tinggi di AS,” papar dia kepada Bloomberg News.

Pasar telah penuh dengan spekulasi kapan tepatnya tahun ini bank sentral AS akan mulai menaikkan suku bunganya. Namun, dalam dua hari kesaksiannya kepada Kongres AS, Ketua Fed Janet Yellen mengatakan bank sentral tidak akan terburu-buru dan terlihat mengesampingkan untuk menaikkan suku bunga sebelum Juni.

Yen bervariasi setelah data resmi menunjukkan bahwa tingkat inflasi Jepang jatuh ke tingkat terendah sejak Mei 2013 ke tingkat yang terakhir terlihat setelah Tokyo meluncurkan serangan yang bertujuan untuk menaklukkan deflasi bertahun-tahun dan pertumbuhan yang mengecewakan.

Disesuaikan dengan kenaikan pajak penjualan tahun lalu, indeks harga konsumen inti hanya naik 0,2 persen dari setahun sebelumnya, Januari 2015 terendah sejak tingkat nol persen pada Mei 2013, setelah tumbuh 0,5 persen pada Desember 2014, jauh dari target inflasi bank sentral Jepang (BoJ) 2,0 persen. .

Data harga resmi yang mengecewakan meragukan klaim Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda bahwa inflasi pada tren kenaikan, dan meningkatkan kemungkinan bahwa BoJ akan melepaskan lebih banyak stimulus untuk melawan krisis, yang cenderung akan melemahkan yen. Namun, Kuroda mengatakan, “Karena dampak dari penurunan harga dalam minyak mentah pada basis tahun ke tahun menghilang, inflasi dua persen kemungkinan akan tercapai.”

Dolar bervariasi terhadap mata uang Asia-Pasifik. Unit AS merosot menjadi 44,08 peso Filipina dari 44,09 peso pada Kamis, menjadi 1.098,90 won Korea Selatan dari 1.099,98 won, menjadi 61,82 rupee India dari 61,95 rupee dan menjadi 32,36 baht Thailand dari 32,44 baht.

Namun greenback naik menjadi Rp12.886,90 dari Rp12.866,00, menjadi 1,3570 dolar Singapura dari 1,3535 dolar Singapura dan menjadi 31,47 dolar Taiwan dari 31,44 dolar Taiwan. Dolar Australia turun menjadi 77,94 sen AS dari 78,56 sen AS, sementara yuan Tiongkok tidak berubah di 19,00 yen. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Rupiah Jumat sore melemah 24 poin

Jakarta (ANTARA News) – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore bergerak melemah 24 poin menjadi Rp12.892 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp12.868 per dolar AS.

“Dolar AS kembali menguat terhadap rupiah setelah sempat tertekan pada perdagangan sesi pagi tadi. Indeks dolar AS mendapatkan sentimen dari pernyataan Kepala Bank Sentral AS cabang St. Louis bahwa suku bunga acuan AS mungkin akan dinaikkan pada rentang Juni-September tahun ini,” kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, pernyataan pejabat the Fed itu menjadi salah satu faktor pendorong penguatan dolar AS terhadap mayoritas mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah.

Selain itu, lanjut dia, data pemesanan barang tahan lama atau “durable goods orders” dan indeks harga konsumen inti Amerika Serikat yang dirilis lebih bagus dari prediksi juga membantu penguatan dolar AS.

Kendati demikian, menurut dia, sentimen dari Amerika Serikat itu tidak serta merta menekan mata uang rupiah lebih dalam, fluktuasi mata uang domestik pada akhir pekan ini (Jumat, 27/2) ini masih cukup stabil karena didukung fundamental ekoomi Indonesia yang masih bagus.

Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong mengemukakan bahwa Badan Pusat Statistik yang akan mengumumkan inflasi Februari dan neraca perdagangan Indonesia Januari 2015, ekspektasinya masih cukup positif.

“Indonesia akan kembali mencatatkan surplus untuk neraca perdagangan Indonesia menyusul harga minyak dunia yang masih rendah dan inflasi yang diperkirakan masih rendah,” katanya.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat (27/2) ini tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp12.863 dibandingkan hari sebelumnya, Kamis (26/2) di posisi Rp12.862 per dolar AS.

Editor: Desy Saputra

COPYRIGHT © ANTARA 2015


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Bursa