Yunani dan Ukraina Mengkhawatirkan, Pasar Berpaling Ke Emas Kembali


shadow

FINANCEROLL – Harga emas menguat kembali setelah Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras menegaskan kembali penolakan pemerintahnya atas upaya program penalangan negara dan keprihatinan pasar atas meningaknya konflik di Ukraina yang memburuk, hal ini mendorong permintaan emas akan safe haven meningkat.

Tsipras pada hari Minggu kemarin berjanji untuk meningkatkan upah minimum dan menunda swastanisasi infrastruktur, menempatkan dirinya pada sisi dengan para kreditor sebelum pertemuan darurat dengan minteri keuangan di area Euro yang akan digelar. Tsipras memang tengah berupaya agar Yunani tidak tenggelam sementara pemerintah melakukan upaya-upaya penalangan disaat keraguan akan kemampuan Yunani untuk membayar hutang-hutang tersebut, yang brangkasnya bisa saja beranjak kosong bulan ini. Alan Greenspan, mantan Gubernur Bank Sentral AS menyatakan, bahwa keluarnya Yunani dari Euro hanyalah masalah waktu saja. Pasar yang mengimami pernyataan Greenspan ini semakin khawatir dan mendorong mereka membeli emas.

Konflik di Ukraina yang tak kunjung surut dan masih berkepanjangan hingga tahun ini menjadi titik pijakan melihat ketidak stabilan di Eropa. Tak heran, ada rencana untuk melakukan pertemuan tingkat tinggi di Minsk, Belarusia pada 11 Februari nanti dengan agenda penyelesaian konflik Ukraina dengan melibatkan Jerman, Prancis, Rusia dan Ukraina. Isu Ukraina berpotensi surut, namun tetap memberikan ancaman ketidakstabilan pula di Eropa. Hal ini membuat pasar melirik untuk melakukan lindung nilai dengan membeli aset pengaman investasi, emas. Baik Ukraina, AS dan Uni Eropa menyatakan bahwa Rusia mendukung gerakan separatisme di bagian timur Ukraina. Sekurang-kurangnya 5,400 orang telah tewas sejak pecah konflik ini pada April silam, ungkap Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Ditengah upya diplomasi untuk menyelesaikan krisis ini, AS dan Sekutu Eropanya berpikir juga untuk mensuplai persenjataan ke Ukraina.

Sementara itu,  permintaan emas dalam bentuk perhiasan di Dubai dikabarkan juga meningkat setelah para pembeli kembali seiring turunnya harga emas beberapa waktu ini.  Menurut Tawhid Abdullah, kepala Dubai Gold & Jewellery Group,  industri perhiasan emas dikatakan akan meningkat sekurang-kurangnya 8 persen tahun ini dibandingkan tahun lalu.  Pada Januari lalu, saat harga emas tiba-tiba melonjak ke posisi termahal dalam lima bulan terakhir, permintaan perhiasan emas juga mengalami kenaikan sebesar 2 – 3 persen dari posisi tahun lalu, ungkapnya.  Bulan Januari memang menjadi waktu yang ramai untuk berbelanja perhiasan emas di Dubai untuk menyikapi masa puncak permintaan emas pada Festival Belanja bulan selanjutnya.  Sejauh ini industri perhiasan emas Dubai memang berharap ada kenaikan penjualan sebesar 10 persen. Pasar perhiasan emas di Dubai sejauh ini diperkirakan senilai 15 milyar dirhams ($4.08 milyar), atau sekitar 10 metrik ton. Pada 2013, permintaan emas dari Uni Emirat Arab naik 26 persen mencapai 62.7 ton, menurut Thomson Reuters GFMS, disaat harga emas turun 28 persen saat itu.

Sepanjang tahun ini telah naik 4,5 persen ke harga $1,237.10 per ons. Sejak pertengahan Januari mengalami kenaikan sebesar 10 persen, dimana para pembeli nampaknya masih menunggu harga emas untuk jatuh kembali.  Pada perdagangan berjangka harga emas naik 0.3 persen ke $1,238.30 di lantai bursa Comex – New York. Emas batangan sendiri mengalami kenaikan sebesar 0.4 persen ke harga $1,239.31 per ons, meski sempat jatuh ke harga $1,228.48 pada minggu lalu, yang merupakan harga termurahnya sejak pertengahan Januari.  Jatuhnya harga emas akibat terpengaruh data ekonomi AS yang menyatakan adanya perbaikan pasar tenaga kerja AS sehingga banyak pekerja yang terserap pada bulan Januari. Membaiknya ekonomi AS menjadi alasan bagi The Fed untuk menaikkan suku bunganya, setidaknya akan dilakukan pada tahun ini setelah sejak 2006 menaikkan suku bunga.

Permintaan emas secara fisik diyakini akan membludak kembali apabila harga emas bisa turun dibawah $1.20 per ons kembali. Emas sendiri diperkirakan sepanjang tahun ini akan diperdagangkan pada kisaran harga $1,100 – $1,300 per ons. (Lukman Hqeem | @hqeem)


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*