ULN Indonesia Sekitar 30%, Namun Sektor Swasta Alami Peningkatan Pinjaman



Financeroll – Bank Indonesia menilai kondisi utang luar negeri Indonesia masih dalam keadaan aman dan sehat, tetapi akan ada peningkatan untuk sektor swasta.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) menuturkan alasannya karena rasio ULN over GDP masih sekitar 30%, dan utang masih terus meningkat terutama utang swasta.

Menurutnya, BI akan fokus pada utang luar negeri (ULN) yang tidak melakukan hedging (lindung nilai), terutama pada perusahaan swasta yang bersumber penghasilan rupiah.

Hingga Januari 2014, utang luar negeri sektor swasta sebesar 12,2% (year on year) menjadi US$141,35 miliar.

Untuk membatasi utang luar negeri swasta, BI belum memiliki wewenang. Sedangkan dalam membatasi utang luar negeri bank, menurutnya, dilakukan melalui peraturan pinjaman komersial luar negeri.

Utang luar negeri jangka panjang masih mendominasi di 82,7%. Utang jangka panjang sektor publik mencapai 95% dari sektor publik. Sementara yang sektor swasta sekitar 71,7% dari utang swasta berjangka panjang.

ULN sektor swasta terutama terarah pada lima sektor ekonomi, yaitu sektor keuangan pangsa 26,5% dari total ULN swasta, sektor industri pengolahan 20,4%, sektor pertambangan dan penggalian 18,1%, sektor listrik, gas, dan air bersih 11,6%, dan sektor pengangkutan dan komunikasi 7,6%.

Dari kelima sektor tersebut, dua sektor yakni keuangan, pengangkutan dan komunikasi mencatat kenaikan pada Januari 2014 masing-masing sebesar 11,1% dan 5,8% (y-o-y), sedangkan dari bulan sebelumnya sebesar 5,7% dan 4,4% (y-o-y).

Sementara itu pertumbuhan utang luar negeri sektor pertambangan dan penggalian mencatatkan pertumbuhan yang paling tinggi yakni mencapai 20,4% sedangkan dan sektor industri pengolahan tumbuh 11,7% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk mengatakan peningkatan utang luar negeri saat ini tak perlu dikhawatirkan, karena masih di bawah 30% terhadap produk domestik bruto (PDB). Namun dia menyarankan agar penggunaan utang tersebut untuk sektor produktif.

Utang tersebut juga jangan terlalu mengikat dan lihat kemampuan mengembalikannya kelak.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*