Tiongkok Dorong Emas Naik, Minyak Jatuh Lagi karena Amerika


shadow

Financeroll – Emas dan logam lainnya ditutup lebih tinggi pada sesi Rabu berkat dorongan dari keputusan bank sentral Tiongkok untuk memotong rasio persyaratan-cadangan bagi bank-bank dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan.
Emas untuk pengiriman April naik $4,20, atau 0,3%, berakhir di $1,264.50 per ounce setelah jatuh lebih dari $16 pada sesi Selasa. Perak untuk pengiriman Maret naik lebih dari 7 sen, atau 0,4%, menjadi berakhir pada $17,395 per ounce.

Pada sesi Selasa, daya tarik emas sebagai safe haven sempat memudar berkaitan dengan Yunani yang mengambil sikap yang lebih akomodatif pada kebuntuan dengan Uni Eropa mengenai pembayaran utang. Tetapi pada sesi Rabu gairah untuk memburu logam ini kembali meningkat pasca Tiongkok mengambil langkah besar untuk meningkatkan pinjaman bank dan pertumbuhan ekonomi dengan memotong jumlah yang diperlukan oleh bank-bank untuk disisihkan sebagai cadangan. Rasio tersebut dipotong sebesar 50 basis poin menjadi 19,5%, secara teoritis membebaskan lebih banyak uang bagi bank untuk disampaikan kepada para pebisnis. Harga logam ini masih cenderung naik karena sejumlah langkah-langkah Tiongkok untuk medorong pertumbuhan  ekonominya agar bertahan sebagai negara yang menjadi salah satu perekonomian terbesar di dunia, terlebih negara itu adalah pengguna utama dari sumber daya alam ini.

Sementara itu kemarin minyak mentah berjangka menandai penurunan pertama mereka dalam lima sesi. Harga minyak mentah di perdagangan di bursa  AS terjun hampir 9% dan ditutup di bawah $50 karena stok nasional naik lebih dari yang diharapkan. Administrasi Informasi Energi AS mengatakan stok minyak mentah naik 6,3 juta barel untuk pekan yang berakhir 30 Januari. Pasar memperkirakan naik 2,8 juta barel.

Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret turun $4,60, atau 8,7%, ditutup di $48,45 per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak diperdagangkan sekitar $50,90 sebelum data pasokan diumumkan.

Untuk jangka pendek harga komoditas masih memiliki peluang naik. Aksi profit taking bisa mendorong ke level yang lebih ditinggi. Beberapa isu besar di sektor ekonomi dan politik juga masih berpotensi meningkatkan selera untuk mengalihkan investasi dari instumen investasi lain ke komoditas. Untuk hari ini fokus perhatian pasar adalah data Neraca Perdagangan dan Klaim Pengangguran di Amerika Serikat.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*