The Fed Perketat Regulasi Buat Bank Asing Di AS

The Fed Perketat Regulasi Buat Bank Asing Di AS

Baru beberapa hari memimpin, Janet Yellen, gubernur The Fed yang baru sudah melakukan beberapa terobosan. The Fed akan memberlakukan peraturan lebih ketat bagi bank-bank asing terbesar di Amerika untuk menghindari berbagai jenis ancaman ketidakstabilan, seperti yang pernah mengakibatkan krisis keuangan pada tahun 2008 lalu.

The Fed akan mewajibkan bank-bank asing terbesar di Amerika untuk menyimpan lebih banyak cadangan modal agar terhindar dari imbas kerugian kredit macet. Peraturan ini sebernanya sudah tak asing lagi bagi bank-bank besar Amerika yang sudah memberlakukan aturan ini sebelumnya.

Nantinya bank asing dengan aset sedikitnya 50 miliar dolar yang beroperasi di Amerika, dikenakan kewajiban dalam hal jumlah cadangan modal dan investasi modal seperti bank-bank induk Amerika. Peraturan ini juga bertujuan untuk  itu  mengatasi sumber-sumber kerentanan yang terpapar oleh krisis finansial beberapa tahun silam.

Kebijakan ini sebelumnya memang mendapatkan pertentanganan dari bank-bank asing tersebut. Mereka beranggapan bahwa peraturan yang lebih ketat tersebut akan menaikkan biaya berbisnis di Amerika dan mengurangi jumlah kredit yang bisa mereka salurkan.

Tugas Bank Sentral Amerika dalam memperketat peraturannya atas bank-bank besar, yang bisa mengancam seluruh sistem keuangan memang tertuang dalam UU Dodd-Frank yang disahkan Kongres tahun 2010 tentang usaha dalam menanggapi krisis finansial.

Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting  menilai kebijakan The Fed ini sejalan dengan implementasi kesepakatan  Basel III, dimana perbankan diharuskan mencadangkan modal berkualitas tinggi (core tier-1) sebesar 4,5% dari asetnya, peraturan ini berlaku Januari 2015. Ditambah 2,5% modal bantalan, jika terjadi guncangan, sehingga menjadi 7% pada 2016.

Kesepakatan ini merupakan usaha untuk memperkuat standar modal perbankan dunia. Dengan kesepakatan tersebut, perbankan akan diharapkan menjalankan bisnisnya secara hati-hati dan tak berisiko tinggi sehingga terhindar dari krisis ekonomi yang bisa terjadi kapan saja. Dalam pemberian kredit, bank-bank diharapkan senantiasa didukung oleh modal inti yang kuat.

Regi Fachriansyah/Junior Analyst Equity Research of Vibiz Consulting
Editor: Jul Allens


(Sumber : http://vibiznews.com/feed/ )

Speak Your Mind

*

*