Terjadi Deflasi di Bulan April, Emas dan Beras Penyebabnya

Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja melansir indeks harga konsumen pada April 2014 mengalami deflasi sebesar 0,02 persen. Dengan demikian inflasi tahun kalender mencapai 1,39 persen dan inflasi year on year sebesar 7,25 persen. Sementara inflasi komponen inti sebesar 0,24 persen  dan inflasi inti year on year sebesar 4,66 persen.Dapat dilihat pada grafik dibawah:

Indonesia Inflation Rate

Tingkat inflasi saat ini jauh dibawah perkiraan ekonom yang sebelumnya memprediksi justru di bulan April ini akan terjadi lonjakan inflasi pada level 9 persen. Kondisi deflasi pada April ini disebabkan oleh deflasi pada kelompok pengeluaran bahan makanan yang sebesar 1,09 persen, dan kelompok sandang seperti perhiasan yang juga mengalami deflasi sebesar 0,25 persen.

Harga emas global memang sudah turun dalam 2 bulan terakhir dan itu memicu murahnya harga perhiasan dan emas di dalam negeri, hari ini saja harga emas batangan di butik emas Antam terpantau turun menjadi Rp.531000/gr. Demikian juga dengan harga beras seperti yang dikutip dari paparan Menko Perekonomian yang menyatakan selama tiga bulan terakhir harga beras sudah turun 2,16 persen dan termurah dari Maret ke April yang turun  2,07 persen,

Deflasi yang terjadi pada dua kelompok pengeluaran tersebut mampu mengimbangi inflasi pada kelompok pengeluaran lain. Pada April 2014, kelompok pengeluran makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,45 persen.

Pada periode yang sama, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 0,45 persen, sedangkan kelompok pengeluaran kesehatan mengalami inflasi cukup tinggi sebesar 0,61 persen. Kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olahraga pada April 2014 mengalami inflasi sebesar 0,25 persen. Dan terakhir, kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi 0,20 persen.

Berdasarkan survey BPS, deflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 1,79 persen, sedangkan deflasi terendah terjadi di Lhokseumawe sebesar 0,01 persen. Sementara itu, inflasi tertinggi terjadi di kota Pangkal Pinang sebesar 1,57 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di kota Jember dan Samarinda sebesar 0,01 persen.

Pasca dirilisnya data fundamental ekonomi Indonesia, terlihat bahwa rilis data tersebut belum memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap pergerakan IHSG saat ini. Terlihat memang IHSG masih bertahan pada area positif namun pergerakannya terbatas masih pada kisaran 4.850 – 4.852 basis poin.

 

Stephanie Rebecca/Analyst Equity Research/VM/VBN
Editor: Jul Allens
pic:wikipedia

 


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*