Sepekan Terakhir, IHSG Melemah ke Posisi Rp 53 Poin

shadow

rupiah175

Financeroll – Sepanjang pekan  terakhir, nilai tukar rupiah melemah 0,45% seiring penguatan dolar AS akibat membaiknya data-data makro ekonomi negeri Paman Sam itu.   Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dilansir Bank Indonesia (BI) melemah 53 poin (0,45%) ke posisi 11.770 dalam sepekan terakhir yang berakhir pada 5 September 2014 dibadingkan akhir pekan sebelumnya 29 Agustus 2014 di angka 11.717.

Laju nilai tukar rupiah masih bertahan di zona merah sepanjang pekan kemarin.  Kurs  rupiah di awal pekan berbalik positif meski tidak terlalu signifikan dan tidak mendapat dukungan dari sejumlah mata uang Asia Pasifik dan Euro yang melemah.  Dolar Australia melemah setelah rilis indeks manufakturnya mengalami penurunan.

Belum lagi dengan yuan China yang empat melemah setelah rilis rendahnya indeks manufaktur. Begitu juga dengan euro yang juga melemah setelah penilaian masih melambatnya ekonomi Zona Euro.  Penguatan rupiah di awal pekan didukung rilis di atas estimasi neraca perdagangan yang kembali surplus USD 123,7 juta dibandingkan sebelumnya yang defisit USD 380,10 juta hingga USD 420 juta.  Pada saat yang sama, rilis inflasi pun juga di di bawah estimasi. Inflasi Agustus 2014 sebesar 0,47% dibandingkan prediksi 0,54%-0,88%.

Setelah mengalami kenaikan di awal pekan, laju rupiah kembali berbalik melemah setelah merespons negatif pelemahan laju dolar Australia, yen, dan euro sehingga dimanfaatkan oleh dolar AS untuk kembali menguat.  Adapun pelemahan yen seiring spekulasi PM Jepang, Shinzo Abe yang akan mengkoordinasi lembaga-lembaga fund besar untuk menjual Yen dan masuk ke pasar saham.  Sementara dolar Australia melemah setelah mata uang tersebut dinilai overvalue.

Pergerakan euro sempat menguat seiring pernyataan Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang sepakat untuk mengakhiri konflik dengan Ukraina. Laju dolar Australia berbalik menguat seiring langkah bank sentralnya yang menolak memangkas nilai dolar Australia.  Akan tetapi, penguatan euro dan dolar Australia belum dapat mengimbangi laju dolar AS yang masih melanjutkan apresiasinya seiring membaiknya data-data makroekonominya.

Pergerakan nilai tukar rupiah kembali berbalik menguat seiring sentimen dari berbalik menguatnya yen setelah Bank of Japan (BoJ) mempertahankan rekor stimulus pada nilai 60 triliun – 70 trliun untuk terus memicu inflasi dan memperkuat momentum ekonominya.  Dolar AS juga sedang dalam posisi melanjutkan uptrend-nya setelah dalam beberapa hari terakhir data-data ekonomi yang dirilis dalam kondisi baik.  Akan tetapi, penguatan Yen yang lebih besar membuat dolar AS terlihat lebih rendah dari yen Jepang. [geng]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*