Santa Rally Emas, Berlanjut Hingga IMLEK

shadow

Untuk pertama kalinya, harga emas berakhir menguat setelah tiga sesi perdagangan sebelumnya melemah. Jatuhnya nilai Dolar AS mendorong penguatan harga emas sesaat ini.

FINANCEROLL –  Dalam perdagangan emas berjangka, harga emas masih dalam posisi terendah dalam lima bulan ini sebelum akhirnya the Federal Reserve menaikkan suku bunga pinjamannya untuk pertama kalinya selama hampir satu dekade terakhir ini dengan memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi saat ini. Suku bunya yang lebih tinggi, membuat emas sebagai tujuan investasi akan kehilangan daya pikatnya. Hal ini sebagai konsekuensi posisi emas sebagai aset investasi yang tidam memberikan imbal hasil atau bunga. Para investor sendiri percaya bahwa suku bunga AS memang akan dinaikkan secara bertahap namun demikian, dengan melambatnya perekonomian global dan jatuhnya harga komoditi juga membuat was-was akan ancaman deflasi. Alhasil emas tetap berpeluang meningkat harganya.

Saat ini pergerakan harga emas dengan nilai Dolar AS bergerak secara berlawanan dengan jelas. Bisa jadi dalam waktu dekat ini, saat Dolar AS bergerak secara moderat kembali, harga emas akan kembali turun pula. Setidaknya dari upaya pelaku pasar memperkirakan kapan suku bunga The Fed akan dinaikkan kembali, menjadi momentum penguatan Dolar AS dan masa koreksi harga Emas.

Menjelang akhir pergantian tahun, harga emas untuk kontrak pengiriman bulan Februari telah diperdagangkan pada kisaran harga $1.075,90 per ons. Hal yang perlu dicermati adalah volume perdagangan saat ini masih 56 persen dibawah rata-rata volume perdagangan selama 100 hari. Artinya ada kemungkinan perdagangan dengan volume yang lebih besar bisa terjadi dan mengikuti tren harga saat itu. Memang hingga akhir tahun ini, diperkirakan harga emas sudah tidak banyak bergerak kembali. Tidak banyak letupan harga hingga sisa akhir tahun ini.

Meskipun demikian, dalam catatan pergerakan harga emas selama 10 tahun terakhir, selama pada minggu-minggu pada periode 23 Desember hingga 3 Januari, harga emas akan mengalami kenaikan harga setidaknya 2,9%. Pada tahun 2013-2014 sekalipun, saat harga emas jatuh pada posisi terdalamnya, harga emas dalam periode ini tetap berakhir positif. Suka atau tidak suka, investor kemudian menjulukinya sebagai Santa Rally Emas.

Setelah harga emas terkerek naik oleh fenomena Santa Rally ini, selanjutnya harga emas akan kembali naik dengan masuknya festival datangnya musim semi yang ditandai dengan Tahun Baru Cina (IMLEK). Aliran logam mulia akan bergeser dari Barat ke Timur. Tak heran meski harga emas di perdagangan pasar New York dan London mengalami penurunan, namun harga emas di Asia tetap tinggi.

Nyatanya kepemilikan emas secara global saat ini banyak didominasi masyarakat belahan Timur dunia. Permintaan emas dari Asia masih cukup tinggi meskipun diwilayah belahan dunia lainnya mengalami penurunan drastis. Jumlah kepemilihan kepemilikan ETF Emas mencapai posisi terendahnya dalam enam tahun ini pada 17 Desember kemarin, bahkan tahun ini diperkirakan akan mencatat tahun ketiga penurunan harga emas secara beruntun, namun di Cina, terjadi kenaikan kepemilikan emas sebesar 7,8 persen dalam sembilan bulan pertama tahun ini, menurut China Gold Association.

India yang merupakan pembeli emas kedua terbesar dunia, menunjukkan pulihnya permintaan emas di negeri tersebut, meskipun pajak impor emas masih tinggi dan suplai emas masih banyak. Impor emas oleh India pada bulan November kemarin telah tercatat sebanyak dua kali lipat dari impor bulan Oktober. Aksi pembelian emas di India akan menanjak pada tiga bulan terakhir setiap tahunnya, diawali pada awal festival Diwali dan mencapai masa puncaknya pada festival Moonson dibulan November.

Sementara itu, tahun baru Cina yang jatuh pada 8 Februari di tahun ini, diharapkan akan menjadi pendorong kenaikan aksi beli emas di Cina dan sebagaimana sebelum-sebelumnya, bahwa pada kuartal pertama setiap tahunnya, terjadi kenaikan aksi beli emas pula. Data dari Wolrd Gold Council menyatakan bahwa pada tahun lalu setidaknya 316,3 metric ton dibeli konsumen sepanjang Januari – Maret.

Tahun ini, Santa Rally telah terjadi, dimana harga emas mengalami kenaikan dan bangkit dari harga termurahnya di $1.046,44 per ons pada 3 Desember silam, telah bangkit dan naik 2,3% bahkan mencatat kenaikan harga emas bulan ini sebesar 0,5% ke harga %1.070, 50 pada Rabu (23/12) kemarin. Paska perayaan Diwali, harga memang bergerak lamban kemudian perlahan naik dan terus menguat hingga perayaan tahun baru Imlek nanti.

Pelaku pasar pantas berharap bahwa wilayah Timur Jauh akan menjadi pembeli emas yang paling aktif dalam periode ini. Oleh sebab itu pantas kita melihat kenaikan harga emas diawal tahun, sebagaimana Santa’s Rally. Dalam catatan, sepanjang satu dekade terakhir, jika Indek S&P 500 melakukan Santa Rally sebanyak enam kali, maka Emas lebih banyak dari catatan indek S&P 500 tersebut, khususnya terjadi dalam periode 23 Desember – 3 Januari. (Lukman Hqeem)


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*