Sambut Pesta Demokrasi, Bursa Saham India dan Indonesia Positif

Hari ini Indonesia menyelenggarakan pesta demokrasi besar untuk memilih anggota legislatif , pesta demokrasi yang diselenggarakan ini mendapat perhatian dunia karena merupakan pemilu yang  besar di dunia setelah India dan AS. Selain di Indonesia, awal pekan ini juga diselenggarakan pesta demokrasi rakyat di India pada hari Senin (7/4).

Kedua negara berkembang Asia ini merupakan negara yang termasuk dari 5 negara berkembang yang pergerakan bursa sahamnya rawan dengan kondisi politik  selain Brasil, Afrika Selatan dan Turki. Sehingga pesta demokrasi yang berlangsung ini sangat mempengaruhi kondisi bursa sahamnya, namun suasana pemilu kali ini mendorong adanya penguatan bursa saham yang dapat memperbaiki ketidakseimbangan fiscal serta mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sebenarnya diawal tahun pasar khawatir dengan pergerakan pasar saham negara berkembang dikarenakan adanya kekuatiran melambatnya pertumbuhan ekonomi, inflasi yang tinggi serta ketidakstabilan politik yang  mendorong terjadinya aksi jual.

Namun demikian pemerintah Indonesia dan India dengan cepat mengambil langkah antisipasi seperti menaikkan suku bunga, memotong pengeluaran pemerintah, untuk membendung arus keluar modal dan meningkatkan kepercayaan dalam mata uang mereka.

Untuk menanggulangi melemahnya nilai tukar dan meningkatnya inflasi maka Indonesia mengambil tindakan untuk menaikkan suku bunga. Sehingga Indonesia menjadi salah satu negara berkembang pertama yang mengambil tindakan tersebut. Bank Indonesia menaikkan suku bunga lima kali antara Juni dan November, mengambil suku bunga acuan menjadi 7,5 % , level tertinggi sejak 2009. Kebijakan lainnya yang diambil oleh pemerintah Indonesia dan India untuk menurunkan inflasi adalah memotong subsidi bahan bakar

Kegelisahan pasar atas pemilu yang diselenggarakan di India dan Indonesia sudah mereda setelah menjelang pemilu pasar justru melihat kesempatan yang positif bagi bursa saham dengan munculnya tokoh politik yang dicalonkan baik  di India dan juga Indonesia. Dimana saat itu di Indonesia IHSG langsung melonjak 3.2% dalam satu hari dan rupiah mencapai level tertinggi terhadap dolar dalam lima bulan. Lalu di India indeks BSE Sensex meningkat 5.5 % mencapai rekor tertinggi dan telah rally seminggu sebelum pesta demokrasi.

Di India, pencalonan tokoh politik bernama Narendra Modi sangat berpengaruh karena  dianggap dapat mendorong pertumbuhan dengan pembangunan infrastuktur dan pemberantasan korupsi. Demikian juga di Indonesia dengan pencalonan Gubernur Jakarta, Joko Widodo dalam pemilihan presiden RI tahun ini. Beberapa investor sangat berharap bahwa Joko Widodo dapat memenuhi harapan mereka.  

Hal ini juga pernah terjadi pada pemilu 2009 di India ketika Partai Kongres memenangkan pemilu tersebut. Sensex naik 17% dalam satu hari. Namun hal sebaliknya juga pernah terjadi ketika partai Bharatiya Janata yang semula diperkirakan akan menang namun tidak berhasil, menyebabkan Sensex anjlok 17% dalam dua hari. Demikian juga yang terjadi Indonesia pada tahun 2009 IHSG peroleh keuntungan 86,9%. 

Hasil pemilu baik di India dan juga Indonesia belum kelihatan sehingga belum terlihat dampak pergerakan yang terjadi di bursa saham, namun jika dilihat secara teknikal dan fundamental  indeks bursa di India dan Indonesia cenderung akan menguat setelah hasil pemilu tersebut jelas dengan variasi koreksi di beberapa sesi perdagangan.

 

Uthe/Journalist/VM/VBN
Editor: Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*