Saat Tepat Beli Dolar AS


shadow

FINANCEROLL – Saat ini diyakini menjadi saat yang tepat untuk berbelanja mata uang Dolar AS kembali. Semenjak Dolar AS terkoreksi 4,4% atas Euro sejak menyentuh posisi tertingginya dalam 12 tahun ini pada bulan lalu, oleh spekulasi pasar bahwa the Federal Reserve akan tunda menaikkan suku bunga, dengan alasan penguatan Dolar AS akan memukul pertumbuhan ekonomi AS. Kini, perhatian akan kembali tertuju pada Dolar AS.

Adalah Petr Krpata, analis ING Groep NV, yang paling dini memperkirakan akan penguatan dolar AS kembali, menurutnya koreksi pasar terakhir yang terjadi merupakan momentum yang tepat untuk masuk kembali kedalam pasar bagi para investor yang selama ini telah menunggu sinyalemen penguatan Dolar AS. Ditengah kondisi berbalik arah saat ini, Dolar AS telah menguat kembali sekitar 3,3% dan sejak pertengahan 2014 lalu telah menguat 29% seiring dengan rencana The Fed untuk menaikkan suku bunga. Kebijakan ini akan menjadi daya tarik aliran uang kembali ke AS, terlebih disaat yang sama baik Bank Sentral Eropa dan Jepang tengah menjalankan kebijakan moneter stimulusnya.

Momentum kenaikan Dolar AS memang sempat terganjal ketika The Fed secara resmi memangkas proyeksi untuk menaikkan suku bunganya pada bulan lalu dan berbalik turun dengan dorongan kondisi nilai ekspor AS yang meredup.  Menurut Krpata, Dolar yang kuat tidak selalu mencerminkan prospek ekonomi AS,  dan tetap yakin bahwa suku bunga AS akan dinaikkan pada tahun ini, meskipun pada 3 April lalu data ekonomi AS masih menunjukkan kondisi serapan pasar tenaga kerja AS lebih sedikit dibandingkan bulan sebelumnya, bahkan yang tersedikit sejak Desember 2013. Bagi ING kondisi ini masih cukup meyakinkan untuk berbelanja Dolar AS khususnya dibandingkan dengan Euro. Data ekonomi berupa Nilai ekspor AS hanya mewakili 14 persen perekonomian AS menurut Bank Dunia. Ini merupakan yang paling kecil komposisinya dibandingkan komposisi dari 10 negara besar didunia. Kanada misalnya, nilai ekspornya sebesar 30 persen dari komposisi perekonomiannya, Jerman bersama dengan Belgia dan Belanda bahkan lebih dari 80 persen.

Dalam perdagangan mata uang, EURUSD diantara pasangan perdagangan mata uang lainnya, akan mencapai titik paritas di tahun ini. Posisi ini untuk pertama kalinya terjadi dalam sepuluh tahun terakhir ini. Aksi jual yang melanda Euro disinyalir juga menjadi salah satu penggerak EURUSD mencapai keseimbangannya. Sebagaimana terjadi, disaat berbagai institusi keuangan global ramai-ramai memangkas suku bunga pinjaman di tahun ini untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi nasionalnya, secara tidak terduga pihak European Central Bank (ECB) menjalankan program pembelian Obligasi, meningkatkan gaung suku bunga negatif, menjadikan Euro sebagai sasaran aksi jual para investor.

Saxo Bank A/S juga tampil dengan keyakinan akan penguatan Dolar AS saat ini. Diawal tahun ini, mereka cukup meyakinkan dengan perkiraan akan super penguatan Dolar AS. Setelah menguat selama sembilan bulan, wajar apabila Dolar AS seperti sudah melampuinya. Namun demikian, tetap memberikan ruang bagi kenaikan lebih lanjut. ING memperkirakan Dolar akan mencapai titik paritas dengan Euro setidaknya pada pertengahan tahun ini, lantas naik 95 sen pada akhir tahun ini. Pihak Credit Suisse juga memperkirakan titik paritas Dolar AS dengan Euro di akhir tahun ini. Menurut Bank yang berbasis di Zurich, Swiss, the Fed diyakini akan tetap menaikkan suku bunga pada bulan Juni ini meskipun lapangan kerja AS masih dingin. Penguatan Dolar AS didasari kenyataan akan kondisi para mitra dagang AS yang tengah mengalami perlambatan. (Lukman Hqeem)


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*