Rupiah Menguat ke Posisi Rp 13.705/USD

shadow

Financeroll Laju nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (13/8) sore, menguat 56 poin menjadi Rp 13.705 per dolar AS dibandingkan dengan posisi sebelumnya di posisi Rp 13.761 per dolar AS.  Kurs  rupiah mulai bergerak menguat terhadap dolar AS setelah terdepresiasi cukup dalam akibat dampak dari kebijakan Tiongkok yang mendevaluasi mata uangnya. Namun,  sentimen itu cenderung mulai mereda sehingga rupiah kembali bergerak menguat.

Bank Indonesia (BI) yang kembali menegaskan akan tetap fokus dan mengutamakan menjaga stabilitas makro cukup memberi harapan kepada pasar ekonomi nasional tetap kondusif ke depannya.  Dengan ekonomi yang kondusif maka fluktuasi rupiah akan cenderung positif.

Sementara itu,  penguatan rupiah terhadap dolar AS masih cenderung terbatas menyusul masih adanya kekhawatiran pasar terhadap rencana bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserves, the Fed) yang akan menaikan suku bunganya (Fed fund rate).  Salah satu indikator utama the Fed menaikan suku bunganya yakni produk domestik bruto (PDB). Angka PDB AS dinilai sudah sesuai dengan harapan the Fed sehingga potensi suku bunga AS naik pada September berpotensi terjadi.

Diharapkan Menteri baru hasil dari perubahan susunan (reshuffle) kabinet segera mengeluarkan kebijakan yang mendukung perekonomian Indonesia menjadi lebih baik, sehingga dapat menahan sentimen negatif bagi rupiah yang datangnya dari eksternal, terutama the Fed.  Tahun ini hanya tersisa sekitar empat bulan bagi Menteri baru untuk menunjukan kinerjanya. Meski pendek diharapkan bisa memberikan harapan baik bagi pasar.  Dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (13/8) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp 13.747 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.758 per dolar AS. [Sugeng R]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*