Rupiah Melemah ke Posisi Rp 11.958 / USD

shadow

Financeroll – Laju nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin sore, menguat dua poin menjadi Rp 11.958 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 11.960 per dolar AS.  Harga minyak dunia yang cenderung mengalami penurunan menjadi salah satu sentimen bagi mata uang rupiah sehingga berada dalam area positif meski tidak terlalu signifikan.

Kondisi itu tentu mengurangi kekhawatiran terhadap defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan Indonesia yang selama ini menjadi perhatian pelaku pasar keuangan di dalam negeri.  Outlook minyak masih dalam tren pelemahan, dimana harga minyak dunia diperkirakan dapat melemah mencapai USD  88,95 per barel menyusul munculnya kekhawatiran terhadap outlook permintaan energi global menjelang publikasi data manufaktur Tiongkok, negara-negara kawasan Euro, dan Amerika Serikat.

Kendati demikian, laju penguatan rupiah cenderung tertahan, sentimen eksternal yakni outlook kebijakan bank sentral AS (the Fed) yang “hawkish” menimbulkan persepsi bahwa suku bunga AS (Fed rate) dapat naik lebih cepat setelah mengakhiri program pembelian obligasinya.

Meski fundamental ekonomi Indonesia masih positif, namun pergerakan rupiah cenderung masih mendatar seiring dengan munculnya survei bahwa anggota the Fed menginginkan kenaikan suku bunga lebih cepat sehingga menahan penguatan rupiah.

Sentimen utama masih dari eksternal selama di dalam negeri belum ada kepastian susunan kabinet baru dalam pemerintahan mendatang.  Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI)  pada hari Senin (22/9) tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp 11.972 dibandingkan posisi sebelumnya di Rp 11.985 per dolar AS. [geng]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*