Rabu Siang, Rupiah Bergerak Menguat ke Posisi Rp 13.865/USD

shadow

Benzano – Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Rabu (27/1) pagi hingga siang bergerak menguat sebesar 14 poin menjadi Rp 13.865 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.879 per dolar AS.  Harga minyak mentah dunia yang ’rebound’ pada tadi malam membuat mata uang di negara berkembang bergerak stabil cenderung menguat.

Meski demikian,  sebagian pelaku pasar juga fokus pada hasil rapat moneter pertama bank sentral AS (the fed) di tahun ini. The Fed diproyeksikan belum akan menaikkan suku bunga acuannya (Fed fund rate) setelah menaikkan suku bunga di bulan Desember 2015, kendati demikian pelaku pasar tetap akan mencari petunjuk kapan kenaikan berikutnya.  Kabar yang beredar di pasar, The Fed akan menaikkan suku bunga di bulan Maret. Jika itu dipertegas oleh The Fed pada hasil rapat bulan ini, maka dolar AS kemungkinan besar akan kembali bergerak menguat. Investor saat ini lebih menantikan pernyataan kebijakan The Fed.

Di tengah sentimen The Fed yang masih bervariasi itu, pelaku pasar sebaiknya tetap waspada dalam mengambil posisi aset berisiko.  Jika ada kebijakan kenaikan suku bunga oleh The Fed maka potensi dolar AS berbalik arah cukup terbuka dan akan mempertegas penguatan secara jangka pendek.  Di sisi lain, jika bank sentral Eropa (ECB) menambah stimulus moneternya maka jumlah uang beredar euro berpotensi semakin banyak, sehingga dampaknya akan mendorong nilai tukar dolar AS menguat.

Laju nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (26/1) sore, melemah 16 poin menjadi Rp 13.879 per dolar AS dibandingkan dengan sebelumnya Rp 13.863 per dolar AS.  Harga minyak mentah dunia yang kembali bergerak di bawah 30 dolar AS per barel kembali membebani mata uang rupiah.  Pelemahan harga minyak membuat mata uang rupiah cenderung melemah terhadap dolar AS.

Harga minyak yang sempat menguat pada pekan lalu hingga di atas level 30 dolar AS per barel lebih disebabkan faktor teknikal jangka pendek, kecemasan akan berlebihnya persediaan masih menjadi penekan harga minyak mentah dunia.  Harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Selasa (26/1) sore ini terpantau, berada di level 29,80 dolar AS per barel, turun 1,78 persen. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di level 29,90 dolar AS per barel, 1,90 persen.

Meski demikian,  masih adanya harapan perekonomian domestik pada 2016 ini lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, akan menjaga fluktuasi rupiah stabil terhadap dolar AS.  Nilai tukar rupiah masih relatif stabil seiring dengan laju inflasi 2016 ini yang diperkirakan berada di level rendah.  Inflasi diperkirakan masih terjaga di level rendah, apalagi potensi Bank Indonesia menurunkan suku bunga (BI rate) cukup terbuka.

Melalui kebijakan BI rate yang rendah dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi, sehingga target inflasi rendah dan nilai tukar rupiah stabil dapat tercapai.  Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa (26/1) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp 13.904 dibandingkan Senin (25/1) Rp 13.844. [Sugeng R] 


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*