PT Surya Semesta Internusa Raih Laba Rp204,3 Miliar


shadow

Financeroll – PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) meraih laba bersih Rp 204,3 miliar di kuartal I-2015. Angka ini meroket hingga 1.545,8% dibanding periode sama tahun sebelumnya yang hanya Rp 12,4 miliar.

Laba bersih SSIA didorong oleh pendapatan perseroan di kuartal I-2015 yang tumbuh 43,5% year on year (yoy) menjadi Rp 1,35 triliun dari sebelumnya Rp 918,1 miliar. ‘Kenaikan laba signifikan disebabkan oleh luas lahan industri yang terjual,’ ungkap Presiden Direktur SSIA, Johannes Suriadjaja dalam pengumuman resmi.

Unit usaha properti yang sebagian besar didominasi oleh pendapatan sektor kawasan industri, maintenance fee, persewaan ruang kantor termasuk kios dan pergudangan menghasilkan pendapatan Rp 296,5 miliar, melonjak hingga 274,7% dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 79,1 miliar.

Dari usaha kawasan industri, SSIA membukukan penjualan lahan seluas 13,6 hektare (ha) dengan harga jual rata-rata US$ 142,9/m2. Harga jual rata-rata di kuartal I-2015 meningkat 29,9% dibanding periode sama tahun sebelumnya senilai US$ 110/m2. Oleh karena itu, kawasan industri menghasilkan pendapatan Rp 248,9 miliar, dibanding kuartal I-2014 sebesar Rp 38,4 miliar.

Hingga akhir Maret 2015, kawasan industri mencatat marketing sales 5,5 ha di wilayah Jabodetabek. Harga rata-rata lahan industri di kawasan ini naik 14,5% yoy menjadi US$ 154,6/m2 di kuartal I-2015 dibanding sebelumnya US$ 135/m2. Total back log dari lahan industri SSIA per 31 Maret 2015 tercatat 36,4 ha dengan harga jual rata-rata US$ 120,3/m2. Secara keseluruhan SSIA berharap kondisi pasar beranjak normal sampai dengan semester I.

Selanjutnya, unit usaha konstruksi melalui anak usaha PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) mencatat pendapatan Rp 903,6 miliar atau naik 22,7% dari kuartal I-2014 senilai Rp 736,7 miliar. NRCA membukukan kontrak baru senilai Rp 1,66 triliun per akhir Maret 2015, tumbuh 105,85 dari periode sama tahun lalu Rp 815 miliar. Kontrak baru NRCA sudah memenuhi 40,95 dari target kontrak akhir tahun sebesar Rp 4,1 triliun.

Sayang, bisnis perhotelan SSIA tak secerah dua bisnis lainnya. Pendapatan dari bisnis ini sebesar Rp 141,9 miliar turun jika dibanding kuartal I-2014 sebesar Rp 151,3 miliar. Dari total pendapatan bisnis hotel, sebesar 71% berasal dari Gran Melia Jakarta dan Melia Bali Hotel. Sedangkan 25% berasal dari Banyan Tree Ungasan Resort. Pada akhir 2015, Melia Bali Hotel akan melakukan renovasi skala besar.

Turunnya pendapatan dari bisnis hotel lantaran tingkat hunian hotel yang cenderung turun. Di kuartal I-2015 tingkat hunian Gran Melia Jakarta hanya 50,2%, dibanding kuartal I-2014 sbesar 51,4%. Sementara tingkat hunian Melia Bali Hotel hanya 60,6% dibanding periode sama tahun lalu sebesar 78,2%.

Di kuartal I-2015, total aset perseroan tercatat Rp 6,18 triliun, naik dari sebelumnya Rp 5,99 triliun. Kas dan setara kas Rp 1,18 triliun naik tipis dari sebelumnya Rp 1,17 triliun. Lalu total liabilitasnya turun 5,1% menjadi Rp 2,8 triliun, sedangkan total ekuitas naik 10,65 menjadi Rp 2,9 triliun.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*