PT Garuda Indonesia Gandeng 11 Bank Untuk Terbitkan Obligasi


shadow

Financeroll – Maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. menggandeng 11 bank untuk penerbitan obligasi syariah atau Sukuk global senilai US$500 juta setara dengan Rp6,5 triliun.

Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra mengatakan persetujuan emisi obligasi syariah global tersebut dilakukan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB).

“Roadshow akan mulai 18 Mei 2015 ke Asia, Timur Tengah, dan Eropa,” ungkapnya.

Sebanyak 11 bank akan menjadi peserta joint lead managers dan joint book runners.

Sebelas lembaga keuangan itu adalah:

National Bank of Abu Dhabi PJSC
Dubai Islamic Bank Hilal Bank PJSC
ANZ Banking Group Limited
Deutsche Bank AG cabang Singapura
Emirated NBD Capital Limited
Maybank Investment Bank Bhd
Qinvest LLC
Standard Chartered Bank
Warba Bank
Noor Bank
First Gulf Bank

National Bank of Abu Dhabi PJSC (NBAD) bertindak selaku koordinator dengan joint structuring advisor NBAD dan Dubai Islamic Bank PJSC (DIB).

Garuda telah mendirikan orphan company bernama Garuda Indonesia Global Sukuk Limited di Cayman Island pada 30 April 2015 untuk aksi korporasi itu.

Penerbitan sukuk global maskapai penerbangan pelat merah ini dilakukan melalui skema private placement bagi investor luar negeri. Struktur transaksi melalui penerbitan sertifikat sukuk kepada pemegang sertifikat.

Selanjutnya, pemegang sertifikat akan membayarkan harga penerbitan atas sertifikat kepada obligor. Melalui skema purchase of service agreement, Garuda bakal menjual sejumlah rights to travel kepada Garuda Indonesia Global Sukuk Ltd, sebagai pembayaran.

Kemudian, obligor akan membayarkan dana hasil penerbitan sukuk kepada perseroan ketika tanggal penerbitan.

Dalam aksi emisi sukuk global tersebut, Garuda menggunakan rights to travel sebagai underlying asset.

Emisi sukuk global yang diklaim terbesar dengan tenor terpanjang ini akan jatuh tempo dalam 5 tahun.

Pembayaran bunga dilakukan setiap 6 bulan dengan kupon yang ditargetkan maksimum 6,9% per annum.

“Pricing akan ditentukan Rabu, 27 Mei 2015 dengan kupon biasanya 150-200 basis poin lebih tinggi dari benchmark government,” paparnya.

Hingga 31 Maret 2015, total liabilitas jangka pendek perseroan melonjak 22,1% menjadi US$1,48 miliar dari akhir tahun lalu US$1,21 miliar. Tetapi, liabilitas jangka panjang turun 20,2% menjadi US$809,1 juta dari US$1,02 miliar.

Menurut Ari Askhara, penambahan tersebut akibat belum adanya pelunasan utang jangka pendek. Nantinya, setelah emisi Sukuk global dicairkan, liabilitas jangka pendek akan kembali ke posisi semula dengan peningkatan pada utang jangka panjang.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*