PT Garuda Indonesia Bangun Strategi Setelah Rugi US$373 Juta


shadow

Financeroll – Maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. memiliki strategi untuk meraup laba pada tahun ini setelah setahun lalu menderita rugi bersih US$373 juta setara Rp4,8 triliun.

Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo menjelaskan manajemen memiliki setidaknya tiga strategi utama.

“Revenue generator, cost efficiency, dan re-profiling loan strategy,” katanya.

Jurus pertama, revenue generator antara lain dilakukan dengan cara merestrukturisasi jaringan penerbangan, menutup dan mengalihkan rute-rute tidak menguntungkan, menunda pembukaan rute baru, dan mengevaluasi sejumlah rute di Australia dan Eropa.

Kemudian perseroan juga fokus untuk membangun rute di China.

Garuda akan menghubungkan penerbangan ke tiga kota utama di China yakni Beijing, Shanghai, dan Guangzhou seperti dari Chendu, Chong Qin, Ningbo, Kunming, Jinan, Harbin, Xian, Shenyang, serta Chengzhou.

Perseroan juga fokus untuk membangun jaringan penerbangan ke wilayah Timur Tengah. Fokus paling utama terhadap penerbangan khusus rute umrah, serta fokus untuk menggenjot pendapatan managemen dan kantor cabang.

Kedua, efisiensi biaya. Manajemen memperkirakan terjadi penghematan dari pelemahan harga minyak atau avtur sepanjang tahun ini sebesar US$172,25 juta, dan dari inisiatif US$146,94 juta.

Manajemen Garuda bahkan menargetkan untuk melakukan hedging avtur sebesar 25% dari total target konsumsi 2015. Proyeksi harga avtur mencapai US$75 sen per liter dengan perkiraan kurs Rp13.000/US$.

Ketiga, mereprofil utang. Per 31 Januari 2015, utang Garuda Indonesia mencapai US$1 miliar. Perseroan telah mengantongi bridging loan dalam dua tahap senilai total US$500 juta.

Garuda Indonesia juga berencana menerbitkan Sukuk global senilai US$500 juta dengan tenor sekitar 5 tahun. Rencana penerbitan Sukuk Global tersebut akan dilakukan pada semester pertama tahun ini.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*