Poundsterling Melemah 2 Hari Berturut-turut, Koreksi Teknikal Setelah Naik ke 5.5 Tahun Tertinggi

Pada perdagangan hari ini mata uang poundsterling terpantau mengalami penurunan lagi terhadap dollar AS (11/4). Mata uang Inggris tersebut melemah untuk dua sesi berturut-turut terhadap dollar didorong oleh koreksi teknikal setelah pada perdagangan kemarin sempat mencapai posisi paling tinggi dalam 5.5 tahun belakangan.

Hari ini para pelaku pasar juga fokus pada rilis data inflasi produsen di Amerika Serikat. Untuk bulan Maret lalu diperkirakan harga di tingkat produsen akan menunjukkan kenaikan sebesar 1.1 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013 sebelumnya. Angka inflasi di tingkat produsen tersebut lebih besar dibandingkan dengan inflasi produsen bulan Februari yang berada di level 0.9 persen.

Kemungkinan meningkatnya inflasi tersebut tampaknya memberikan tekanan terhadap poundsterling. Kondisi teknikal yang memang sudah jenuh jual setelah kemarin poundsterling naik tajam juga turut menjadi faktor yang menyebabkan pelemahan mata uang Inggris tersebut.

Hari ini poundsterling terpantau berada pada posisi 1.6770 dollar AS. Posisi poundsterling tersebut mengalami penurunan yang lumayan dibandingkan dengan penutupan perdagangan dini hari tadi yang ada di level 1.6782 dollar. Kemarin poundsterling sudah sempat mengalami peningkatan tajam hingga mencapai posisi 1.6821 dollar, tertinggi sejak tanggal September 2009 yang lalu.

Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar poundsterling terhadap dollar AS pada perdagangan hari ini akan cenderung mengalami penurunan. Mata uang ini diperkirakan bakal mengalami pergerakan pada kisaran 1.6740 – 1.6800 dollar.

Ika Akbarwati/Senior Analyst Economic Research at Vibiz Research/VM/VBN                       

Editor: Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*