PMA di Kuartal I-2014 Turun US$500 Juta Menjadi US$6,9 Miliar

shadow

penanaman modal asing pma adilsiregar 26 www.financeroll.co.id imagesFinanceroll – Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada kuartal I-2014 turun 500 juta dollar AS menjadi 6,9 miliar dollar AS dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 7,4 miliar dollar AS.

Pelambatan menunjukkan ada gejala slowdown. Kenapa mengalami pelambatan? Karena memang by design, interest rate-nya dinaikkan.

Menteri Keuangan, Chatib Basri menuturkan, kondisi tersebut tidak perlu dikhawatirkan bisa mengganggu target pertumbuhan ekonomi. Pemerintah tahun ini menargetkan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,8 persen atau lebih rendah dari target tiga tahun terakhir yang selalu di atas 6 persen. Revisi pertumbuhan itu salah satunya disebabkan kontribusi investasi yang melemah.

Memperlambat investasi, papar Chatib, dilakukan dengan pertimbangan agar defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) tidak terlalu besar. Bila investasi tetap dipaksakan tumbuh tinggi, akan memicu peningkatan impor bahan baku dan barang modal.

“Economic is a problem of choice. Kita harus memilih, growth atau stabilisasi,” kata Chatib.

Pemerintah, katanya, memutuskan memilih konsolidasi pada 2013–2014 agar tetap stabil. Setelah masa konsolidasi tersebut selesai, baru melangkah ke tahap berikutnya, yaitu pertumbuhan.

Hal itu pula yang menyebabkan penyerapan tenaga kerja menjadi tidak maksimal. Pada kuartal I-2014, penyerapan tenaga kerja hanya 260.156 orang, lebih rendah dari periode sebelumnya yang mencapai 430.107 orang.

“Kalau tidak bisa growth, berarti nggak bisa membuka lapangan kerja. Kita sudah memilih bahwa penyelesaian kita adalah current account. Kan waktu rupiah jatuh, semuanya ribut ke saya. Itu diselesaikan dengan stabilisasi over growth,” terangnya.

Sejak 2010, penanaman modal asing (PMA) atau foreign direct investment memperlihatkan tren kenaikan setiap triwulannya. PMA mengalami puncaknya pada triwulan IV-2013 yang mencapai 7,4 miliar dollar AS.

Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Mahendra Siregar, menyatakan kaitan antara pemilu dan realisasi investasi belum dapat dipastikan. Sebab, hingga saat ini, investor masih menganggap pemilu sebagai non-issue. “Kalau untuk PMA, setidaknya pandangan mengenai pemilu masih netral atau non-issue terhadap investasi,” kata Mahendra.

Ia menilai PMA bukan dilihat dari satu kondisi yang temporer atau jangka pendek, melainkan dengan jangka panjang, seperti kepastian iklim investasi yang kondusif. Hal itu tentu berbeda dengan pergerakan di pasar saham yang sangat sensitif dengan isu temporer.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*