Permintaan Dolar Meningkat, Pasar Uang Domestik Bergerak Variatif


shadow

Financeroll – Pada perdagangan Kamis (12/2) nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta turun sebesar 148 poin menjadi Rp 12.870 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 12.722 per dolar AS.  Kurs rupiah tertekan menembus level Rp 12.800 per dolar AS. Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) beranjak dari zona merah pada saat-saat  terakhir dan menutup perdagangan dengan menguat  tipis 6 poin. Investor asing membelanjakan dana hingga lebih dari Rp 900 miliar kemarin.  Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 12.810 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 12.717 per dolar AS.

Pelaku pasar uang cenderung menempatkan asetnya dalam mata uang dolar AS, kondisi itu yang menekan rupiah tertekan cukup dalam.  Meski  demikian,  masih adanya harapan positif tentang perekonomian Indonesia akan membuat mata uang rupiah berpeluang untuk kembali menguat menyusul proyeksi tingkat suku bunga acuan (BI rate) yang akan diturunkan.  Ekspektasi pasar, Bank Indonesia akan memangkas BI rate menyusul proyeksi inflasi yang rendah, dipangkasnya BI rate akan membantu pertumbuhan ekonomi.  Di sisi lain Imbal hasil surat utang Amerika Serikat masih kuat di level tingginya, di mana ’yield’ untuk obligasi tenor 10 tahun meningkat ke atas 2% sehingga secara otomatis ikut mengerek kurs dolar AS terhadap mata uang utama dunia.

Dolar AS terpantau menguat terhadap sebagian besar valuta utama dunia, termasuk terhadap mata uang euro, dolar Singapura dan rupiah.  Belum adanya kesepakatan mengenai “bailout” Yunani masih membayangi aset mata uang berisiko. Kesepakatan bailout Yunani tahap kedua akan berakhir pada tanggal 28 Februari 2015. Setelah tanggal itu, bila Yunani belum mendapatkan kesepakatan maka Yunani akan kesulitan untuk mendapatkan pembiayaan baru untuk menjalankan pemerintahan.  Seiring pelemahannya di transaksi antarbank di Jakarta, pada kurs tengah Bank Indonesia (BI)  mata uang lokal ini juga bergerak melemah menjadi Rp 12.794 dibandingkan hari sebelumnya, Rabu (11/2) di posisi Rp 12.700 per dolar AS.

Dari bursa saham, menutup  perdagangan Sesi I, IHSG berkurang 9,436 poin (0,18%) ke level 5.327,083 setelah muncul aksi ambil untung. Saham-saham yang kemarin sudah naik tinggi langsung jadi sasaran jual.   Investor asing makin getol berburu saham justru menjelang akhir perdagangan. Indeks yang sebelumnya terjebak di teritori negatif bisa diangkat ke atas.

Pada akhir perdagangan, Kamis (12/2), IHSG naik tipis 6,892 poin (0,13%) ke level 5.343,411. Sementara Indeks unggulan LQ45 menguat tipis 2,761 poin (0,30%) ke level 928,927.  Saham-saham agrikultur dan infrastruktur yang jadi sasaran beli sore ini. Dana asing kembali masuk ke lantai Bursa Efek Indonesia (BEI).

Tercatat transaksi investor asing hingga sore hari ini tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 942,25 miliar di seluruh pasar.  Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 238.607 kali dengan volume 5,243 miliar lembar saham senilai Rp 5,784 triliun. Sebanyak 123 saham naik, 152 turun, dan 96 saham stagnan.

Sementara itu, rata-rata bursa di Asia menutup perdagangan sore ini menguat di zona hijau. Hanya bursa saham Singapura yang masih melemah.  Berikut situasi dan kondisi bursa regional sore ini:  Indeks Nikkei 225 melonjak 327,04 poin (1,85%) ke level 7.979,72, Indeks Hang Seng naik 107,13 poin (0,44%) ke level 24.422,15, Indeks Komposit Shanghai bertambah 15,71 poin (0,50%) ke level 3.173,42, dan Indeks Straits Times melemah 32,51 poin (0,94%) ke level 3.412,06. [geng]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*