Penurunan Okupansi Terjadi di Jakarta dan Bali


shadow

Financeroll – Hasil riset yang dilansir oleh Konsultan perhotelan STR Global menunjukkan terjadinya penurunan okupansi di Jakarta dan tarif kamar hotel di Bali selama Oktober 2014 lalu bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Tarif kamar hotel dalam mata uang lokal di Bali tercatat mengalami penurunan hingga 16,8% dengan tarif rata-rata saat ini berkisar US$130,62/malam. Sementara tingkat okupansi di Jakarta tercatat mengalami penurunan hingga 10%, menjadi rata-rata 66,3% saat ini.

Tarif kamar hotel di Bali mengalami penurunan paling tinggi di antara negara-negara di Asia Pasifik, diikuti oleh Delhi sebesar 12,8% atau US$110,22/malam.

Jakarta bersama dengan Delhi di India yang turun 10,6% dengan okupansi 56,8%, juga menjadi lokasi dengan penurunan okupansi paling tinggi di Asia Pasifik pada periode tersebut.

Bahkan, rata-rata tarif sewa kamar dalam mata uang lokal di Delhi turun hingga 12,4%, dan rata-rata pendapatan per kamar yang tersedia turun hingga 21,7%.

Terjadi penurunan okupansi pada bisnis perhotelan di Asia Pasifik selama Oktober lalu.

Pada Oktober 2014, pasar Asia Pasifik menunjukkan penurunan okupansi sekitar 0,6% menjadi 72%, dengan rata-rata tarif sewa per malam berkisar US$117,54 atau turun 3,6%. Selain itu, rata-rata pendapatan per kamar yang tersedia juga menunjukkan penurunan hingga 4,2% menjadi US$84,65.

Walaupun begitu pertumbuhan pasokan dan permintaan sepanjang tahun ini tetap memperlihatkan pertumbuhan yang positif. Secara signifikan, bisnis perhotelan di Asia Pasifik terus tumbuh, sebagai salah satu tujuan dari wisatawan.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*