Penjualan Kabel KBLI Alami Penurun Akibat Tertundanya Proyek Karena Pemilu

shadow

PT KMI Wire and Cable Tbk adilsiregar 18 picturesFinanceroll – Penjualan kabel PT KMI Wire and Cable Tbk. (KBLI) sepanjang 2014 diprediksi turun dibandingkan dengan penjualan 2013 akibat banyak tertundanya proyek karena pengaruh situasi pemilu.

Direktur KBLI memperkirakan penjualan kabel perseroan sepanjang 2014 mencapai Rp2,20 triliun atau turun 14% dibandingkan dengan penjualan 2013 yang mencapai Rp2,57 triliun. Penurunan ini disumbang dari penjualan kabel tembaga yang turun 13% dan penjualan kabel aluminium yang turun 32%.

Rinciannya, penjualan domestik turun sekitar 14% menjadi Rp2,1 triliun dari perolehan Rp2,47 triliun pada 2013. Sedangkan penjualan ke pasar ekspor turun sekitar 10% menjadi Rp85 miliar dari perolehan Rp94 miliar.

Adapun penurunan ini terjadi sejak semester I/2014 dan diprediksi akan berlanjut hingga akhir tahun. Diperkirakan permintaan belum akan naik signifikan pada semester II.

Turunnya penjualan kabel disebabkan oleh permintaan yang berkurang dari sektor konstruksi. Hal ini terjadi karena banyak penundaan proyek akibat situasi pemilu dan pengetatan anggaran pemerintah serta melemahnya nilai rupiah.

Untuk diketahui, sejak semester II/2013 hingga saat ini, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat membuat kinerja perusahaan menurun. Penjualan kabel KBLI sebagian besar menggunakan rupiah, tetapi untuk membeli bahan baku menggunakan mata uang asing.

Berdasarkan laporan keuangan semester I/2014, penjualan kabel perseroan mencapai Rp1,10 triliun atau turun 18% dari penjualan periode yang sama tahun lalu sekitar Rp1,34 triliun. Adapun laba bersih perseroan tercatat turun 42% menjadi Rp41,1 miliar dari perolehan Rp71,2 miliar. Hal ini sejalan dengan penurunan laba usaha dan peningkatan beban keuangan dan rugi selisih kurs.

Kalau sepanjang tahun ini laba bersih perseroan diprediksi bisa mencapai Rp77 miliar atau naik 5% dari tahun lalu.

Peningkatan laba bersih ini disebabkan oleh penurunan rugi selisih kurs senilai Rp50 miliar menjadi Rp11 miliar dibandingkan dengan rugi selisih kurs pada 2013 senilai Rp61 miliar.

Hingga September 2014, perusahaan telah memperoleh beberapa perjanjian penjualan untuk penyediaan kabel dengan nilai total Rp282 miliar. Perjanjian penjualan tersebut berasal dari sektor swasta Rp208 miliar, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rp55 miliar, dan ekspor Rp19 miliar.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*