Pasar Melakukan Aksi Ambil Untung, Bursa Saham Asia Terkoreksi

Pasar Melakukan Aksi Ambil Untung, Bursa Saham Asia Terkoreksi

Diawal perdagangan minggu ini, bursa saham Asia mengalami koreksi, dipimpin oleh jatuhnya bursa saham Jepang yang jatuh ketiga kalinya dalam empat hari perdagangan terakhir. Nilai mata uang Won Korea dan Baht Thailand berbalik melemah atas Dolar AS. Bursa komoditi, khususnya minyak mentah dan gas mengalami kenaikan harga ditengah spekulasi cuaca musim dingin ini akan mendorong kenaikan permintaan minyak di AS.

FINANCEROLL – Indek MSCI Asia Pasifik mencatat 250 saham mengalami penurunan pagi ini, Senin (24/02) berbanding 210 saham yang naik. Indek TOPIX Jepang turun 0.1 persen dan Indek KOSPI Korea juga terpeleset. Indek S&P 500 Berjangka mengalami perubahan tipis setelah sempat mencatat penurunan sepekan untuk pertama kalinya dalam bulan ini.

Indek Nikkei 225 turun 0.6 persen. Pekan lalu sempat naik 3.9 percent yang merupakan catatan kenaikan seminggu yang pertama kalinya sejak minggu pertama tahun 2014 ini. Indek Topix naik 3.3 persen saja. Indek S&P/ASX 200 Sydney mengalami kenaikan 0.1 persen sementara Indek NZX Selandia Baru mengalami kenaikan 0.3 persen dan Indek KOSPI Korea Selatan turun 0.2 persen dari 0.9 persen kenaikan sebelumnya.

Nilai tukar Won Korea Selatan melemah ke posisi 2 1/2-pekan terendah sementara Baht Thailand juga turun 0.3 persen setelah kabar dua pendemo anti pemerintah terbunuh di Bangkok baru-baru ini. Won melemah 0.3 persen ke 1,075.70 per dolar, merupakan posisi terlemahnya sejak 6 Februari kemarin. Bath juga turun 32.563 per dolar. Yen Jepang dalam perdagangan USDJPY juga melemah pada minggu kemarin dan kini diperdagangkan di kisaran 102.49 per dolar atau turun 0.7 persen. Berakhirnya deflasi Jepang akan memberikan keuntungan perekonomian Global demikian dikatakan oleh Gubernur Bank Sentral Jepang, Haruhiko Kuroda dalam pertemuan G20 di Sydney akhir pekan kemarin.

Imbal hasil Obligasi 10T mengalami penurunan 2 basis point, atau 0.02 persen poin ke 2.73 percent pada akhir perdagangan Jumat kemarin di New York. Imbal hasil menurun dari posisi tertinggi dalam sepekan ini. Sementara itu, Obligasi Australia mengalami kenaikan sehingga mendorong turun imbal hasil obligasi senilai 3 basis poin atau menjadi 4.19 persen.

Harga minyak mentah di bursa New York naik dan menghentikan penurunan dalam dua hari perdagangan setelah harga gas melonjak harganya sebesar 4.8 persen. Minyak West Texas Intermediate naik 0.3 persen ke harga $102.55 per barel setelah sempat jatuh 0.5 persen pada akhir minggu kemarin. Harga gas mengalami kenaikan bahkan mencatat kenaikan 18 persen dalam minggu kemarin ditengah harapan kenaikan permintaan seiring musim dingin di AS. Prakiraan cuaca menyatakan AS akan mengalami musim dingin yang ekstrim selama 26 Februari hingga 7 Maret, suhu akan mencapai posisi terendah dalam beberapa puluh tahun ini.

Pada Senin (24/02) Cina akan mengeluarkan data harga property setelah Gubernur Bank Sentral Cina menyatakan bahwa prtumbuhan ekonomi Cina diperkirakan bisa mencapai 7 hingga 8 persen di tahun 2014 ini. Menteri Keuangan Cina juga menekankan upaya penekanan resiko dari munculnya perbankan bayangan di Cina saat ini ditengah melemahnya Yuan.

Data ekonomi lain yang diperkirakan akan mempengaruhi pasar adalah Indek Iklim Bisnis di Jerman yang diterbitkan oleh Ifo Jerman dimana diperkirakan akan mengalami penurunan setelah naik hingga posisi tertinggi lebih dari dua setengah tahun terakhir ini.

Para Gubernur Bank Sentral dan Menteri-menteri keuangan negara-negara anggota kelompok 20 (G20) melakukan pertemuan di akhir pekan kemarin. Dalam komunike bersama, dikatakan bahwa pengurangan kebijakan stimulus di negara-negara berkembang akan tergantung proyeksi inflasi dan pertumbuhan ekonominya.

facebookgoogle_plusredditpinterestlinkedinmail


(Sumber : http://financeroll.co.id/feed/ )

Speak Your Mind

*

*