Meskipun Dilanda Kontroversi, ATM Bitcoin Pertama di AS Diluncurkan Juga

Meskipun Dilanda Kontroversi, ATM Bitcoin Pertama di AS Diluncurkan Juga

Robocoin Technologis akan segera membuka operasi mesin anjungan tunai mandiri (ATM) Bitcoin di Seattle, Amerika Serikat bulan ini. Mesin ATM yang bernama “The Kiosks” tersebut merupakan yang pertama dibuka di Amerika Serikat. Seperti yang pernah dilansir Reuters pekan lalu bahwa  mesin ATM tersebut akan berlokasi di Settle dan Austin, serta Texas. Mesin ini hampir mirip mesin ATM konvensional, namun dilengkapi scaner yang dapat membaca kartu identitas resmi yang diterbitkan pemerintah seperti surat izin mengemudi atau paspor. Scaner itu untuk mengonfirmasi identitas pengguna ATM.

Robocoin merupakan perusahaan yang pertama kali membuka ATM Bitcoin di dunia. Perusahaan yang berbasis di Las Vegas tersebut pertama kali membuka ATM Bitcoin di Vancouver, Kanada pada musim gugur lalu. Perusahaan itu juga berencana membuka ATM Bitcoin di Asia dan Eropa.

 Jika ditilik kembali, sesungguhnya Bitcoin sudah mulai diluncurkan sejak tahun 2008 dan diperdagangkan melalui jaringan komputer global. Hingga saat ini mata uang itu belum mendapatkan dukungan legal dari pemerintah di negara manapun di dunia.

Seorang pengusaha penukaran mata uang tunai ke Bitcoin di Singapura, Zann Kwann, pada awal Februari lalu juga menyatakan akan meluncurkan mesin ATM Bitcoin pertama di negaranya. Mesin tersibut diprediksi akan membantu memudahkan masyarakat Singapura dalam menukarkan mata uang tunai menjadi Bitcoin. Langkah tersebut dilakukan dengan melihat tumbuhnya pengguna Bitcoin di Singapura. Dia menargetkan akan membuka empat mesin ATM di Singapura hingga akhir tahun ini.

Bitcoin, saat ini sedang menghadapi serangan dari regulator dan peretas (hacker). Ancaman paling fundamental yang dihadapi Bitcoin adalah kemampuan peranti lunak mata uang itu menghadapi serangan para peretas ketika transaksi pengiriman antar rekening digital dilakukan. Aksi para hacker telah mengakibatkan beberapa bursa perdagangan Bitcoin terbesar tutup pekan lalu. Kondisi ini memunculkan keraguan soal sistem keamanan jaringan yang dibangun Bitcoin. Sistem perangkat lunak Bitcoin terbukti rapuh dari serangan para peretas.

Hingga saat ini, para regulator di beberapa negara sedang menyiapkan regulasi soal mata uang virtual yang akan mengancam keberadaan Bitcoin, termasuk Indonesia. Kondisi ini membuat Bitcoin sedang dalam masa krisis. Pada Jumat pekan lalu, Bitcoin diperdagangkan di level US$ 530 turun dari perdagangan Senin pada pekan yang sama, yaitu di level US$ 700.

 

Stephanie Rebecca/Junior Analyst Equity Research of Vibiz Consulting
Editor: Jul Allens


(Sumber : http://vibiznews.com/feed/ )

Speak Your Mind

*

*