Langkah Beijing Membuat Pasar Komoditi Bergerak Lagi

shadow

FINANCEROLL – Bursa komoditi sontak bergairah kembali paska Tiongkok melakukan devaluasi Yuan pada Selasa (11/08). Indek Komoditi Bloomberg mencatat kenaikan tertingginya sejak April silam. Meski demikian, torehan kenaikan ini diikuti dengan jatuhnya harga minyak mentah dan emas atas spekulasi pasar bahwa Yuan yang lemah akan membuat impor komoditi dengan mata uang Dolar semakin mahal. Alhasil pasar juga mencatat penurunan perdagangan terbesar dalam sebulan ini.

Indek Komoditi Bloomberg telah turun 8,4% selama sebulan dan merupakan penurunan yang terbesar sejak 2011. Volatilitas pasar kembali menguat setelah kondisi pasar yang relatif tenang sepanjang bulan Juli dimana pasar berada pada posisi terendah selama tujuh bulan terakhir. Devaluasi Yuan oleh Tiongkok dilakukan untuk menahan penguatan Yuan atas Dolar yang sudah diyakini akan menguat paska kenaikan suku bunga nanti. Wajar jika saat ini otoritas moneter Tiongkok justru melakukan pembelian Dolar AS untuk mengantisipasi penguatan nilai Dolar AS nantinya. Pihak Goldman Sachs setidaknya memperkirakan bahwa Dolar AS akan menguat sebesar 20 persen dengan basis perdagangan pada akhir 2017.

Yuan juga terkoreksi cukup besar pada perdagangan hari Selasa (11/08), terhitung sejak kebijakan Beijing mengakhiri sistem dua mata uang dilakukan pada Januari 1994 – setelah Bank Sentral Tiongkok memangkas suku bunga mereka sebesar 1,9%. Tiongkok tengah berupaya mendorong pertumbuhan mereka dengan gaya lama setelah gagal meningkatkan perdagangan dan investasi yang justru melambat.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*