Kerugian Usaha Semakin Membengkak, Saham Mulia Keramik Sepi Peminat

Emiten yang memproduksi kramik, PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA) kian terjerumus dalam kerugian. Tahun lalu, rugi yang diderita perseroan membengkak hingga lebih dari 14 kali lipat menjadi Rp 474 miliar. sementara di tahun 2012 lalu rugi yang diderita MLIA baru sebesar Rp 30 miliar.

Membengkaknya kerugian MLIA ini disebabkan karena nilia rugi kurs yang tidak terbendung menjadi sebesar Rp 627 miliar atau meningkat hingga 148% dari rugi kurs di tahun sebelumnya sebesar Rp 252 miliar.

Sebenarnya, MLIA maasih bukukan pertumbuhan dari sisi penjualan sebesar Rp 13,45% dari tahun sebelumnya yaitu ke angka Rp 5,19 triliun. dan hingga pos laba kotor, perseroan maih tunjukan kinerja positif dengan pertumbuhan sebesar 24,36% menjadi Rp 1,1 triliun. namun raihan laba kotor tersebut tergerus oleh nilai beban penjualan yang mencapai Rp 420 miliar, beban umum dan administrasi yang mencapai Rp 293 miliar, beban keuangan Rp 322 miliar, dan rugi kurs sebesar Rp 627 miliar.

Melihat dari rasio utangnya, DER MLIA di akhir tahun 2013 juga sudah mencapai 5 kali lipat. Angka ini naik dari nilai DER tahun sebelumnya sebesar 4,2 kali lipat. Liabilitas di tahun 2013 lalu juga nai sebesar 12% menjadi Rp 5,9 triliun sementara nilai ekuitas justru menurun sebesar 3,83%. Hal ini menunjukan bahwa dengan kerugiannya, utang MLIA juga semakin terdongkrak.

MLIA selalu menderita kerugian dalam 3 tahun terakhir, di 2011 rugi yang diderita persroan sebesar Rp 38 miliar, kemudian tahun 2012, rugi bersih yang dicatat MLIA sebesar Rp 30 miliar, dan kemudian di tahun 2013 lalu, nilai rugi bersih semakin tak terbendung ke angka Rp 474 miliar.

Dengan kinerja yang merosot, saham MLIA nampaknya kurang diminati investor dimana hari ini harga tidak bergerak di level Rp 500 per lembar saham. harga sempat dibuka melemah ke Rp 471, namun hingga berita ini dibuat, harga sudah kembali pada level penutupan kemarin di Rp 500.

Secara teknikal, MLIA memang bergerak flat dan tidak menarik karena tidak menunjukan peningkatan. Sejak awal febuari lalu hingga hari ini harga hanya bergerak sewaktu-waktu di kisaran Rp 460 hingga Rp 530. Indikator terlihat flat karena volume perdagangan harian yang sangat tipis. Dengan kondisi ini diperkirakan harga masih akan bergerak pada kisaran support Rp 430 hingga resistance Rp 540. 

 

Adam Nugroho/Junior Analyst Equity Research at Vibiz Research/VM/VBN

Editor: Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*