Info Obligasi, Harga SBN Melemah 0,1%, Peringkat Bank Saudara Menjadi idAA- dan ICRA di BBB+

Pada Kamis kemarin (13/3), harga obligasi korporasi dan harga surat berharga negara (SBN) melemah masing–masing 0,01% dan 0,1%. Selanjutnya, volume perdagangan dari segmen korporasi mengecil dari Rp947,31 miliar pada Rabu lalu (12/3) menjadi Rp493,7 triliun pada Kamis kemarin (13/3). Namun, frekuensi perdagangannya terangkat dari 88 kali menjadi 94 kali.

Sementara itu, volume transaksi surat berharga negara (SBN) tercatat sebesar Rp10,45 triliun kemarin, turun dari Rp11,6 triliun pada Rabu (12/3). Frekuensi transaksinya juga terkikis menjadi 654 kali dari 662 kali. Obligasi yang diperdagangkan kemarin antara lain FR0058 (jatuh tempo 15/6/32; harga penutupan bursa 96; yield to maturity 8,69%), FR0063 (15/5/23; 84,75; 8%), Bank CIMB Niaga Berkelanjutan I Tahap II B (20/11/16; 99,38; 9,41%; rating idAAA), dan Bank BII Subordinasi I (19/5/18; 99,05; 11,03%; rating idAA+).

Dihari yang sama, pemerintah melakukan pembelian kembali (buyback) SUN FR0027, FR0026, dan FR0051 melalui lelang. Jumlah penawaran yang masuk sebesar Rp638 miliar, sedangkan jumlah yang dibeli oleh pemerintah sebesar Rp485 miliar. Setelmen hasil pelaksanaan lelang akan dilaksanakan pada tanggal 18 maret 2014, sesuai dengan peraturan yang berlaku.

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat PT Bank DKI beserta obligasi yang diterbitkan perseroan menjadi idAA- dari idA+. Peringkat untuk obligasi subordinasi perseroan pun dinaikan menjadi idA+ dari idA.

Kenaikan peringkat tersebut merefleksikan pandangan Pefindo bahwa profil permodalan dan kualitas aset perseroan terus berkembang. Peringkat tersebut mencerminkan dukungan yang kuat dari para pemegang saham kendali, ceruk pasar perseroan yang unik di propinsi DKI Jakarta, serta profil likuiditas perseroan yang kuat. Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh profitabilitas perseroan yang moderat dan sumber pendanaan yang relatif terkonsentrasi.

PT ICRA Indonesia menegaskan peringkat BBB+ dengan prospek stabil untuk PT Asuransi Himalaya Pelindung. Peringkat tersebut mengindikasikan kemampuan membayar klaim yang moderat. Peringkat tersebut mencerminkan kinerja yang kuat dalam koleksi produk premium, profitabilitas perseroan yang membaik, dan basis ekuitas yang relatif kuat.

Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh rasio kerugian yang relatif tinggi, ketatnya persaingan dalam bisnis utama perseroan, dan fleksibilitas keuangan perseroan yang terbatas.

selasti panjaitan – vibiz securities academy


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*