Inflasi Bisa Terjadi Dengan Kenaikan Harga BBM Bersubsidi

shadow

bbm bersubsidi adil siregar 22 pictures

bbm bersubsidi adil siregar 22 pictures

Financeroll – Otoritas moneter tidak menampik akan buruknya beberapa indikator makro ekonomi khususnya inflasi seiring dengan adanya kenaikan harga BBM bersubdisi.

Deputi Gubernur BI Mirza Adityaswara mengatakan setiap kenaikan Rp1.000 akan memicu kenaikan inflasi 1,2% sehingga jika ada kenaikan Rp3.000 akan ada tambahan inflasi 3,3%-3,5%.

Dengan hitungan BI inflasi 2015 sebesar 4%1%, inflasi secara otomatis berkisar 7,3%-7,5%. Besarnya inflasi tersebut dinilai tidak masalah karena akan kembali turun dan stabil dengan adanya perbaikan sektor riil.

Terkait kebijakan moneter, akan melihat lebih lanjut bagaimana kondisi yang ada nantinya.

Berkaca dari kenaikan BBM tahun lalu yang memicu inflasi hingga 8,3% dibarengi adanya goncangan pasar keuangan, BI sudah meanaikan suku bunga acuan 7,5% dan bertahan hingga saat ini.

Kalau dinaikkan Rp3.000 kita lihat perkiraan inflasi dengan rate 7,5% sudah cukup.

Namun, tidak hanya melihat tingkat inflasi, BI tetap akan melihat bagaimana kebijakan Bank Sentral AS terhadap suku bunganya.

Jika suku bunga acuan BI saat ini tidak cukup kuat mengantipasi peningkatan suku bunga yang otomatis membuat AS lebih menarik, BI tetap melakukan respon.

Pasar keuangan apakah sudah cukup puas dengan adanya pengurangan subsidi yang menyehatkan APBN? Jika gejolaknya tidak berhenti, berati harus ada respon moneter.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*