India Perlu Badan Tata Kelola Perdagangan Emas


shadow

FINANCEROLL – Sebagai negara kedua terbesar didunia dalam mengkonsumsi Emas, India dibawah Cina – sudah semestinya memiliki sebuah badan yang mengatur perdagangan dan juga aturan harga emas secara nasional, demikian saran World Gold Council. Emas diperdagangkan dalam kisaran $1,205 per ons.

Badan tersebut harus mengatur masalah impor, mendorong ekspor dan meningkatkan pembangunan infrastruktur industri emas nasional. Selain itu juga memberikan acuan dalam pembentukan harga di perdagangan bursa emas yang bisa menjadi acuan nasional dengan melihat perdagangan di bursa London. Saran-saran tersebut dinyatakan oleh WGC pada Selasa (09/12) dalam sebuah laporan bersama dengan Kamar Dagang dan Industri India, Federation of Indian Chambers of Commerce and Industry.

Sebagaimana diketahui bahwa impor emas India kembali mengalami kenaikan di tahun ini seiring dengan kegagalan dari kebijakan untuk re-ekspor dan kenaikan pajak impor emas untuk menahan keinginan para investor dan pedagang perhiasan emas India. Jalan keluar untuk memuaskan permintaan emas India yang tahan seperti itu adalah mempergunakan secara tepat emas yang ada didalam negeri dan tidak melakukan pelarangan pengirimannya, ungkap Ketua Kamar Dagang  dan Industri India P.R. Somasundaram. Bagaimanapun juga, permintaan emas India terkait erat dengan budaya, tradisi, kecantikan dan perlindungan keuangan ala India, tambah Somasundaram. Sangat sulit untuk melakukan pengawasan permintaan emas apabila kita pahami bahwa semua itu didasarkan pada keinginan belaka. Dalam jangka panjang kebijakan emas India haruslah mendorong terciptanya produk-produk investasi berbasis emas dan mendorong skala kebutuhan ekonomi nasional dengan menemukan jalan bagi mobilisasi dan moneterisasi 22 ribu metrik ton emas yang ada di masyarakat India, pungkasnya.

Impor emas India mengalami lonjakan mencapai 710 ton antara 1 April hingga 15 November kemarin, dibandingkan dengan impor masa yang sama ditahun lalu yang hanya sebesar 640 ton, demikian ungkap salah seorang pejabat Kementrian Keuangan India, pada 28 November kemarin. Kenaikan yang terjadi saat ini sebagai dampak ditariknya kembali kebijakan re-ekspor India yang dikenal sebagai kebijakan 80:20 pada bulan sebelumnya.

Pemerintah India saat ini memang melakukan pengawasan pembelian emas lewat pajak Impor dan membatasi pengiriman emas secara langsung ke sejumlah bank-bank dan perusahaan-perusahaan dagang yang sudah ditunjuk oleh Bank Sentral India. Pengiriman dari luar negeri menjadi kunci penting bagi industri lokal setelah impor nasional emas semuanya itu terkonsumsi.

Alhasil, neraca perdagangan India yang mengalami defisit semakin membengkak. Dalam periode Juli – September 2014, terjadi kenaikan defisit sebesar $10.1 milyar, ini merupakan defisit terbesar sejak Juni 2013, setelah ekspor emas India juga mengalami perlambatan dan impor emas India terus meningkat, tambah Bank Sentral India.

WGC menyarankan agar badan pengawas perdagangan emas ini juga menjadi lembaga pembiayaan kredit emas sebagai jaminannya. Langkah ini dianggap bisa membantu terciptanya pusat penguji yang terkareditasi, petunjuk bagi terciptanya standarisasi dan pembangunan kebijakan untuk membantu moneterisasi investori domestik.

Pemerintah India perlu untuk mengembangkan pengolah emas terakreditasi yang sesuai dengan standar internasional, memberikan kelonggaran bagi perbankan untuk menggunakan emas sebagai bagian dari cadangan likuiditas mereka dan menilai kembali rencana cadangan emas untuk memangkas ketergantungan akan impor.

Harga emas sendiri diawal minggu ini menunjukkan pemulihan kenaikan harganya sejalan dengan terkoreksinya Dolar AS dan jatuhnya bursa saham global. Dolar terpelanting dari singgasana tertingginya dalam lima tahun terakhir ini sementara bursa saham masih terpukul dengan jatuhnya harga minyak mentah yang mendekati ke harga termurahnya sejak 2009. Banyak perusahaan yang berbasis pertambangan mengalami penurunan nilai sahamnya. Sementara data ekonomi lainnya menunjukkan impor Jerman mengalami kontraksi dibulan Oktober ini. Akibatnya Indek saham di AS dan Asia mengalami penurunan.

Dolar AS masih memegang peran penting dalam pergerakan harga emas saat ini. Disisi lain, perdagangan bursa saham juga mengekor untuk memberikan pengaruhnya terhadap fluktuasi harga emas. Setelah Dolar mengalami perjalanan panjang dan diikuti dengan bursa saham, koreksi saat ini memberikan nafas baru bagi Emas untuk menguat kembali.

Pertemuan reguler Bank Sentral AS, The Federal Reserve pada minggu depan akan menjadi sentimen kuat bagi pergerakan harga pasar. Diperkirakan akan terjadi perdebatan sengit mengenai pemilihan waktu yang tepat bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga kembali. Semakin dekat waktunya, semakin cepat pulih Dolar AS menapaki kembali jalur pendakiannya. Sebagain pelaku pasar bertaruh dengan harapan kenaikan harga emas masih bisa mencapai ke harga termahalanya dalam tiga bulan ini. (Lukman Hqeem)


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*