Harga Komoditi Turun, Aussie Akan Terus Melorot

shadow

FINANCEROLL – Tepat sebulan sebelum the Federal Reserve mungkin akan menaikkan suku bunganya, para pialang pasar uang berpaling dari isu kenaikan suku bunga dan memilih masalah perlambatan ekonomi global sebagai sentimen utama.

Pasar menilai jika The FED melakukan pergerakan, bisa jadi pasar sudah tidak banyak bereaksi, setelah sekian lama pasar bergerak naik turun dengan isu kenaikan suku bunga ini. Bagi pasar saat ini, penggerak nyata adalah ketidak pastian pertumbuhan ekonomi global, menyusul kondisi Tiongkok yang melambat pertumbuhan ekonominya.

Melambatnya perekonomian Tiongkok menjadi landasan pergerakan pasar dimana sejumlah mata uang yang terkait dengan kondisi melempemnya permintaan dari Tiongkok menderita kerugian yang besar. Tiga mata uang yang menderita, mencapau $5,3 trilyun selama sebulan ini adalah Dolar Singapura, Dolar Taiwan dan Rand Afrika Selatan.

Dolar Singapura turun 2,4 persen sepanjang bulan ini, sementara Dolar Taiwan turun 2,3 persen, Rand Afrika Selatan dan Peso Meksiko turun 1,9 persen. Krone Norwegia dan Dolar Australia memimpin penurunan ini, terlebih setelah bursa saham Tiongkok anjlok ke posisi terendah dalam tiga minggu ini. Dolar Australia turun atas 15 mata uang lainnya dari 16 mata uang besar yang diperdagangkan dengan mereka, menyusul kebijakan bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia yang melanjutkan kebijakan akomodatifnya dengan mempertahankan suku bunga sebesar 2%.

Jatuhnya Dolar Australia membuat pendapatan ekspor bijih besi, yang merupakan salah satu komoditas ekspor terbesar Australia, akan surut 30% dalam 18 bulan kedepan. Kedepannya, bahkan diperkirakan masih akan turun lagi manakala perekonomian Tiongkok semakin memburuk. Terhadap Dolar AS, Aussie diperkirakan masih akan turun ke level 70  sen pada akhir tahun ini dan di level 68 sen pada kuartal pertama tahun 2016. Saat ini Aussie diperdagangkan dengan Dolar AS pada posisi 73.32 sen.

Dolar Kanada dan Krone mengalami penurunan pula setelah harga minyak mentah West Texas Intermediate turun ke harga termurahnya, diseputar harga pada tahun 2009. Harga minyak turun dibawah $50 pbl pada bulan lalu atas spekulasi banjirnya suplai minyak mentah secara global. (Lukman Hqeem | [email protected])


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*