Harga Emas Lanjut Melorot

shadow

Financeroll – Emas turun di perdagangan Eropa Rabu (13/1) sore, pasca dari data perdagangan Tiongkok yang memberikan kejutan untuk kenaikan ekspor dan juga ditengah volatilitas yang tidak terlalu ramai.

Divisi New York Merchantile Exchange, spot emas untuk pengiriman Februari turun -0.33% di level $1.081.10 troy ons, Ekspor Tiongkok di bulan Desember dilaporkan CGAC alami kenaikan 1,4% jauh dan ini merupakan kenaikan pertama dalam enam bulan, sedangkan nilai impor jatuh 7,6%.

Sementara Neraca perdagangan naik sebesar $60.09 miliar, lebih luas daripada surplus proykesi $52.2miliar. Sementara tingkat paritas yuan terhadap dolar AS sudah ditetapkan pada level 6.5630 Rabu kemarin, sedikit lebih lemah daripada hari sebelumnya di level 6.5628 Selasa, dikutip dari Bank Rakyat Tiongok (PBoC). Di tempat lain, Direktur International Monetary Fund Christine Lagarde berkata di Simposium Banque de France di Paris bahwa kenaikan tingkat suku bunga harus disertai dengan “bukti jelas” inflasi yang lebih tinggi di inflasi jangka panjang AS tetap di bawah Fed ditargetkan untuk setiap bulan dalam tiga tahun terakhir.

Sebelumnya konferensi, wakil ketua Fed Stanley Fischer membahas dampak jangka panjang keseimbangan nyata suku bunga Fed untuk menormalkan kebijakan moneter. Fed mendefinisikan tingkat suku bunga sebagai tingkat yang konsisten dengan kerja penuh dan kestabilan inflasi sebesar 2%. Tingkat bunga riil juga dipandang sebagai tingkat ideal yang akan bertahan setelah semua guncangan ekonomi mereda.

Pekan lalu, Fischer dalam sebuah wawancara dengan CNBC mengatakan, Fed bisa menaikkan suku bunga sebanyak empat kali pada 2016. Setiap kenaikan tingkat suku bunga dipandang sebagai penurunan untuk emas, yang berjuang untuk bersaing dengan imbal hasil yang tinggi. Pada perdagangan Comex lainnya, spot perak naik 0.25% di level $13.465 troy ons, tembaga naik 0.47% di level 1.969 troy pound. [Untuk berlangganan sinyal premium dan pemasangan iklan hubungi pin bb 51D84C5D]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*