Harga Emas Dan Perak Masih Lanjutkan Penurunan

shadow

Financeroll – Perdagangan bursa komoditi logam mulia di hari Jumat(5/9), harga emas dan perak masih terpantau lanjutkan penurunan, dimana emas berjangka telah berdiri di level rendah 3 bulan ketika keputusan Bank Sentral Eropa untuk menurunkan tingkat suku bunga, meluncurkan “asset-backed” sekuritas dan melindungi program pembelian obligasinya untuk mendominasi sentimen pasar.

Selama berlangsungnya perdagangan di sesi Eropa, emas berjangka pengiriman Desember terpantau diperdagangkan lebih rendah 0.06% di level $1.265.80 per troy ounce di divisi Comex, New York Mercantile Exchange. Sedangkan untuk perak berjangka pengiriman September telah diperdagangkan lebih rendah 0.14% di level $19.115 per troy ounce.

Pada hari Kamis kemarin, Bank Sentral Eropa telah melakukan pemangkasan pada tingkat suku bunga mereka menjadi 0.05%, dari sebelumnya sebesar 0.15% ketika para analis telah memperkirakan bank sentral tidak akan melakukan perubahan kebijakan.

Presiden Bank Sentral Eropa, Mario Draghi juga menyatakan bahwa bank sentral telah memulai program “asset-backed” pada sekuritas, guna membiayai aset non-finansial yang termasuk dengan program pembelian obligasi mereka tiap bulannya.

Logam mulia khususnya untuk emas berjangka terpantau mendapat tekanan ke bawah yang sangat kuat ketika pernyataan Bank Sentral Eropa tersebut telah memberikan dukungan kuat untuk dolar AS mengalami penguatan, mengingat bahwa pergerakan harga emas itu sendiri cenderung berlawan terhadap pergerakan harga dolar.

Sementara itu, pada index Dolar AS yang memperlihatkan performa greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, telah menguat 0.05% di level 83.86.

Perhatian para pelaku pasar hari ini juga tengah tertuju kepada sebuah laporan resmi pasar tenaga kerja AS yang melaporkan hasil Non-farm Payrolls di wilayah ini. Survei ekonom telah memperkirakan bahwa di wilayah AS akan mengalami pertumbuhan lapangan pekerjaan sebanyak 226.000 lapangan pekerjaan.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*