Fundamental Ekonomi Prospektif, Pasar Uang Domestik Bergerak Positif


shadow

Financeroll – Pada perdagangan Jumat (21/11) nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menguat 42 poin menjadi Rp 12.133 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 12.175 per dolar AS.  Penguatan indeks dolar AS tertahan menyusul minat investor terhadap pasar berisiko kembali muncul sehingga mata uang di kawasan Asia mayoritas bergerak menguat.    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya bisa naik 18 poin setelah bergerak datar sepanjang perdagangan Sesi Pagi. Aksi beli di saham-saham unggulan jadi pemicu penguatan.  Pada awal perdagangan   IHSG menipis 2,517 poin (0,05%) ke level 5.091,049.

Tertekannya dolar AS itu seiring dengan penguatan mata uang Yen Jepang setelah Menteri Keuangan Jepang mengkritik tajamnya pelemahan yen dalam beberapa hari terakhir.  Meski demikian, dolar AS masih mendapatkan dukungan dari data-data ekonomi Amerika Serikat yang cukup bagus dari prediksi, sementara data-data ekonomi di negara-negara Eropa lebih buruk dari proyeksi.  Data ekonomi AS seperti indeks harga produsen (CPI), penjualan rumah kedua dan indeks manufaktur Bank Sentral AS Philadelphia dirilis lebih bagus dari proyeksi. Sementara data ekonomi di kawasan Euro yaitu indeks aktivitas manufaktur dan sektor jasa dirilis lebih buruk dari prediksi pasar.

Sementara fundamental ekonomi Indonesia ke depan masih dinilai positif sebagian pelaku pasar uang, kebijakan pemerintah yang telah menaikan harga bahan bakar (BBM) bersubsidi masih menjadi salah satu faktornya.  Dinaikkannya harga bahan bakar minyak (BBM) akan berdampak positif dalam jangka panjang bagi fundamental ekonomi karena ruang fiskal Indonesia akan bertambah.  Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat (21/11) tercatat mata uang rupiah tidak bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp 12.161 per dolar AS.

Dari bursa saham, Tercatat indeks bergerak fluktuatif dalam rentang yang tipis, naik-turun antara zona merah dan hijau. Aksi jual terjadi di saham-saham lapis dua.  Pada akhir  perdagangan Sesi I, IHSG melemah tipis 4,155 poin (0,08%) ke level 5.089,411 di tengah perdagangan yang fluktuatif. Sentimen positif rekor Wall Street semalam belum direspons positif.  Memasuki perdagangan sesi sore IHSG langsung menanjak. Aksi beli membawa IHSG ke titik tertingginya hari ini di 5.122.

Pada penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat (21/11), IHSG ditutup menguat 18,479 poin (0,36%) ke level 5.112,045. Sementara Indeks unggulan LQ45 ditutup naik 3,401 poin (0,39%) ke level 878,558.  Saham-saham unggulan langsung jadi incaran investor, seperti di sektor agrikultur dan pertambangan. Delapan indeks sektoral pun berhasil menguat.

Tercatat investor asing melakukan transaksi beli bersih (foreign net buy) senilai Rp 237,9 miliar di seluruh pasar karena ada transaksi beli cukup besar di pasar negosiasi. Sementara di pasar reguler sendiri justru net sell (jual bersih) senilai Rp 161,4 miliar.   Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 195.988 kali dengan volume 6,409 miliar lembar saham senilai Rp 4,909 triliun. Sebanyak 179 saham naik, 104 turun, dan 90 saham stagnan.

Beberapa bursa regional masih bergerak variatif tapi cenderung menguat. Hanya pasar saham Jepang yang masih ketinggalan di zona merah.   Berikut situasi dan kondisi bursa regional sore ini:  Indeks Nikkei 225 menguat 56,65 poin (0,33%) ke level 17.357,51, Indeks Hang Seng naik 87,48 poin (0,37%) ke level 23.437,12, Indeks Komposit Shanghai menanjak 34,13 poin (1,39%) ke level 2.486,79, dan  Indeks Straits Times bertambah 28,88 poin (0,87%) ke level 3.344,48. [geng]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*