Fed Minutes: Jatuhnya Harga Minyak Beresiko Kepada Ekonomi AS

shadow

Financeroll – Pembuat kebijakan dari Federal reserve mengemukakan pandangan mereka dalam memandang suku bunga bulan lalu, diungkapkan kekhawatiran dari jatuhnya harga komoditas dan kekalahan di pasar keuangan semakin berisiko terhadap ekonomi AS.

Dilansir dari Bloomberg, para pembuat kebijakan yang diproyeksikan di bulan Desember bahwasanya mereka akan menaikkan suku bunga empat kali pada tahun ini, namun di awal bulan ekeonomi mereka harus bergulat dengan kejatuhan turbulensi pasar yang telah menimbulkan keraguan atas pandangan ekonomi global.

Presiden Gubernur Federal Reserve, Janet Yellen dalam pidato kongres mengatakan bahwa bank sentral bisa menunda rencana untuk kebijakan yang lebih ketat, guna menilai bagaimana perekonomian bereaksi terhadap badai yang berhembus saat ini.

“Para peserta menilai bahwa keseluruhan implikasi dari perkembangan untuk outlook dalam kegiatan ekonomi domestik tidak jelas tetapi mereka sepakat bahwa ketidakpastian telah meningkat,” menurut minutes FOMC. “Banyak yang melihat perkembangan ini sebagai meningkatnya risiko downside outlook.” tambah minutes. Didalam rilisan, pernyataan kebijakan prihatin tentang risiko ekonomi AS.

Sementara pemungutan suara anggota yang “disetujui” mereka tidak bisa menilai keseimbangan risiko outlook dalam pernyataan, para pembuat keputusan mengamati bahwa jika hari pengetatan kondisi keuangan global yang berkelanjutan, itu bisa menjadi faktor memperkuat risiko downside.

Pejabat sepakat bahwa indikator pasar tenaga kerja telah mulai bergerak mendorong, sementara data pengeluaran dan produksi terlihat mengecewakan. Seperti data yang dirilis Departemen Tenaga Kerja AS, tingkat pengangguran jatuh ke 4,9 persen pada bulan Januari dan pengangguran turun ke tingkat terakhir.

Ekonomi pertumbuhan di Amerika Serikat juga melambat secara tahunan di level 0,7 persen di Q4, para peserta prihatin tentang penurunan potensi ekonomi AS dari efek perlambatan yang lebih luas dari yang diharapkan di Tiongkok dan negara-negara berkembang lainnya, seperti yang dirilis di minutes. Pembuat kebijakan mencatat bahwa semakin menurun dalam harga energi dan kuatnya dolar, kemungkinan tersirat bahwa inflasi agak lebih lama daripada yang diantisipasi sebelumnya naik di level 2 persen.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*