Emiten Perbankan Akan Pangkas Deviden Untuk Menjaga Rasio Permodalan

Emiten Perbankan Akan Pangkas Deviden Untuk Menjaga Rasio Permodalan

Bank Indonesia (BI) pada 12 desember lalu menerapkan peraturan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum (KPMM) yang ditentukan sebesar 8 persen hingga 14 persen dari Aset Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Dengan peraturan ini, sejumlah bank perlu mencari cara untuk mencapai proporsi tersebut.

Salah satu cara yang bisa ditempuh oleh emiten perbankan adalah memangkas proporsi Deviden yang akan mereka bagikan kepada investor. Dengan dipangkasnya Deviden, maka kekuatan kas dari perseroan akan meningkat dan memperkuat permodalan bank itu sendiri.

Hingga saat ini 2 emiten bank sudah menyatakan kesiapannya untuk memangkas proporsi deviden atas laba bersih di tahun 2013. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) akan memangkas proporsi devidennya menjadi sebesar  20 persen dari laba tahun 2013 sementara di tahun sebelumnya BBRI dan BBNI menetapkan deviden sebesar 30 persen dari laba tahun 2012.

BBRI tercatat memiliki KPMM sebesar 17,38 persen di bulan oktober 2013, sementara BBNI tercatat sebesar 16,08. Cara pemangkasan Deviden ini terbilang tepat untuk menjaga permodalan emiten perbankan. Suku bunga saat ini yang tercatat sebesar 7,5 persen memang cukup membberatkan nasabah untuk lakukan pinjaman. Jika perbankan meningkatkan suku bunganya untuk menjaga struktur modal, maka rasio NPL juga akan meningkat yang berbahaya bagi keuangan emiten perbankan.  

Namun dampak negatifnya akan cukup terasa di bursa saham. berkurangnya nilai deviden akan menimbulkan ketidak puasan para investor sehingga memunculkan kemungkinan penurunan harga saham. kedua emiten bank plat merah ini pada hari ini mengalami pergerakan yang cenderung flat dan melemah. BBNI hingga berita ini dibuat masih berada pada level pembukaannya di Rp. 4.925. sementara BBRI melemah 25 poin dari pembukaannya ke Rp. 8.725.

Indikator teknikal pada saham BBNI menunjukan pola positif mendatar dimana MACD datar di area positif, Stochastic berusaha tunjukan penguatan, dan RSI merangkak naik menuju area jenuh beli. Demikian pula yang terjadi dengan BBRI, stochastic bergerak meningkat di area tengah menuju jenuh beli, RSI mendatar di area tengah, dan MACD juga msih flat di wilayah positif.

Dengan kondisi seperti saat ini, emiten bank masih cukup menarik untuk dijadikan pilihan investasi walaupun berbagai tekanan melanda sektor ini. investor disarankan untuk memperhatikan laporan tingkat suku bunga bulanan yang akan dilaporkan pada hari kamis (13/2). Jika suku bunga masih tetap atau bahkan diturunkan dari level 7,5 persen, maka akan menjadi sentimen yang positif bagi emiten perbankan.

Untuk BBRI kisaran pergerakan berada pdada support Rp. 8.500 dan resistance Rp. 8.850, sementara untuk BBNI berada pada kisaran support Rp. 4.220 dan resistance Rp. 4.360. 

(an/JA/vbn)


(Sumber : http://vibiznews.com/feed/ )

Speak Your Mind

*

*