Diuntungkan Kebijakan Mobil Murah, Saham NIPS Belum Mampu Bangkit

Lonjakan penjualan low cost green car (LCGC) atau mobil murah membawa berkah tersendiri bagi  PT Nipress Tbk (NIPS) yang  ikut kebagian untung. Pesanan komponen lokal untuk proyek LCGC mengerek pangsa pasar produsen baterai untuk industri dan otomotif ini.

Dengan kehadiran segmen LCGC menaikkan pangsa pasar perusahaan ini menjadi 25%. Di pasar LCGC perseroan mendapatkan 70% market share. Padahal tahun lalu pangsa pasar emiten berkode saham NIPS ini hanya 5%.

Oleh karna itu, NIPS optimistis kinerja bisa tumbuh sekitar 35% daripada tahun lalu. Meskipun angka realisasi penjualan tahun 2013 belum keluar, Nipress bisa mengantongi pendapatan hingga Rp 1,28 triliun di tahun ini. Ini sejalan dengan data Gabungan Kendaraan Industri Bermotor (Gaikindo) yang meramalkan penjualan LCGC tahun ini naik 144% menjadi 125.000 unit dari tahun lalu.

Merujuk laporan keuangan perusahaan, realisasi penjualan tahun 2012 sebesar Rp 702,72 miliar. Artinya, tahun lalu, pendapatan perusahaan mencapai Rp 948,67 miliar.

NIPS menjual baterai motor sebesar Rp 80.000 sampai Rp 90.000 per unit. Sedangkan untuk harga jual baterai mobil dibanderol seharga Rp 350.000 per unit. Khusus untuk baterai industri, Nipress memasang harga sebesar Rp 1,5 juta.

Tak cuma menjual baterai di dalam negeri, Nipress juga mengekspor baterai motor dan mobil ke 70 negara di kawasan Afrika, Timur Tengah, Asia, Amerika Latin, dan Eropa. Salah satu negara di Asia yang cukup banyak mendapatkan pasokan baterai dari Nipress adalah India. Di 2012, porsi ekspor Nipress mencapai 70% sedangkan pasar domestik hanya 30%. Di tahun 2013, pasar domestik dan ekspor seimbang, yakni porsinya sama-sama 50%

Sedikit informasi jika dilihat dari kuartal III tahun ini tampaknya kinerja perusahaan dalam keadaan yang cukup baik. Dimana jika dilihat dari laba bersih perusahaan yang meningkat cukup signifikan hingga 97% dari periode yang sama pada tahun lalu. EPS perusahaan juga ikut meroket ke level 1.561 dimana jika dibandingkan dengan tahun lalu hanya 791.

Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham akhir pekan ini, Jumat (21/3/14), saham NIPS dibuka naik 10 poin ke level 300.  Namun pergerakankannya terus tertekan dikisaran 288-300 Dengan volume awal perdagangan saham NIPS mencapai 1 juta lot saham dan terus bertambah.

Melihat indikator teknikal, harga saham NIPS dalam tren pelemahan sejak hampir 1 bulan dimana indikator MA trus turun menjauhi bolinger band tengah yang terlihat melebar, indikator stochastic yang saat ini berada di jenuh jual  di level 6%. Indikator ADX bergerak melemah ketika  +DI menunjukan bergerak melemah di level 18. Diprediksi NIPS masih akan mengalami pelemahan dan disarankan mengalihkan perhatian dari saham ini.. Dengan kondisi teknikalnya, maka diperkirakan harga belum mampu untuk bangkit di level support Rp 280 hingga resistance Rp 320.

 

Regi Fachriansyah /Junior Analyst Equity Research at Vibiz Research/VM/VBN

Editor: Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*