Di Sesi Asia, Emas Bergeliat dan Minyak Mentah Tersendat


shadow

Pada sepanjang sesi transaksi pekan kemarin, Emas meninggalkan jejak candle berpola inverted hammer yang berindikasi dominasi buyer dapat dikalahkan oleh seller, sehingga nuansa menurun pada sepekan ke depan membayangi Emas.

Candle weekly Emas tercatat dibuka pada level 1178.95 dengan meraih level high 1214.90, level low 1169.85 dan harga penutupan pada level 1178.20.

Pola pergerakan dalam volatilitas yang intens,  sempat membayangi jejak Emas dan Perak, menyusul rilisan data ekonomi Amerika Serikat pada sepanjang pekan kemarin nampak beragam Untuk item US GDP advance berlabel “mengecewakan”. Namun,  untuk item US Unemployment Claims, dibingkai potret cerah, sehingga tarik ulur atas wacana peningkatan suku bunga oleh Fed pada Juni mendatang masih dibalut controversial

Namun, pada hari Jumat  Presiden Federal Reserve dari Cleveland, Loretta Mester kembali menyalakan optimisme  pasar uang dan komoditi berkenaan dengan kemungkinan Fed mendongkrak suku bunga lewat pernyataannya bahwa “ kenaikan suku bunga pada Juni masih di atas meja”

Parallel dengan Emas, performa Perak juga mengalami tekanan  jual yang cukup intens sepanjang sesi transaksi pekan kemarin, dan ditandai dengan candle weekly berpola inverted hammer, meski rentang transaksi yang dicapai Perak relatif lebih tipis.

Berbeda dengan kinerja logam mulia, penampilan minyak mentah pada sepenuh sesi transaksi pekan kemarin nampak impresif dan  meninggalkan jejak candle pada grafik weekly  berpola bullish. Dibuka pada level  57.29, minyak mentah sempat tergelincir menuju level low 56.06, lantas bergeliat menyapa level high 59.86 dan ditutup pada level 59.35

Faktor penguatan minyak mentah dari aspek geopolitik terkait konflik Arab Saudi dan Yaman, meski dianggap belum secara signifikan menjadi faktor penentu, namun dari dimensi sentiment cukup mempengaruhi harga minyak mentah, karena Yaman merupakan salah satu negara yang mempunyai titik pengiriminan minyak mentah. Sementara Arab Saudi merupakan pengekspor minyak mentah terdepan dikawasan Timur Tengah, sehingga setiap gejolak yang bersinggungan dengannya akan cepat mendapat reaksi pasar minyak mentah dunia.

Penguatan harga minyak mentah juga tak lepas dari faktor  anjloknya jumlah rig pengeboran minyak mentah AS dalam 24 pekan terakhir  menjadi 679, sehingga para pelaku pasar memperkirakan banjir aliran minyak mentah di pasar akan mulai berkurang dan pada gilirannya harga minyak mentah cenderung bergeliat

Data indicator Amerika Serikat  hari ini adalah USD Factory Orders yang akan dirilis pada jam 21.00 WIB dengan estimasi 2.1% dari 0.2%. Disusul oleh  testimony oleh Presiden Federal Reserver dari Chicago, Charles Evan  yang akan berbicara mengena kondisi ekonomi saat ini dan kebijakan moneter di depan Columbus Economic Development Boar’d  Annual meeting pada jam 23.25 WIB

Para investor dan trader Emas dan Perak nampaknya akan menyimak dengan jeli setiap uraian Evan, terutama yang bersinggungan dengan masalah kenaikan suku bunga. Jika Evan melontarkan kalimat optimisme terkait kenaikan suku bunga AS , maka Emas dan Perak akan kembali meredup

Jika sebaliknya, yaitu stastement Evan memuat ambiguitas terkait peningkatan suku bunga AS, maka Emas dan Peak berpeluang merajut grafik naik


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*