Demi Reformasi, China Mulai Lakukan Depresiasi Yuan

Pemerintah China telah melonggarkan penguatan nilai tukar mata uang Yuan terhadap dolar AS. Langkah ini dilakukan untuk mereformasi nilai tukar mata uang negara itu.

Meskipun begitu, langkah pemerintah China itu dianggap tidak mengejutkan oleh para analis, sebab bank sentral China sebelumnya sudah berencana untuk menurunkan nilai tukar Yuan tahun ini.

Yuan sendiri sudah mulai jatuh terhadap dolar AS sejak awal tahun ini setelah terus menguat pada tahun 2013. Tingkat paritas antara Yuan terhadap dolar AS tengah terpuruk hingga 111 basis poin pada hari ini, itu adalah penurunan harian paling tajam sejak Juli 2012.

Bank sentral China pernah mengatakan bahwa fluktuasi yuan akan terjadi dalam dua arah. Pernyataan ini telah memperkuat sinyal bahwa era fluktuasi satu arah Yuan telah selesai,

Dalam semester kedua tahun 2013 lalu, kenaikan signifikan pada suku bunga China yang ditambah dengan pertumbuhan satu arah Yuan telah menarik arus masuk yang panas dalam jumlah besar.

Pada bulan Januari, dana valuta asing baru yang masuk ke China mencapai CNY 437,4 miliar dan mencapai rekor kuartalan. Tercatat, semua lembaga keuangan di China melaporkan kenaikan masuknya dana tersebut selama enam bulan terakhir.

Nilai tukar Yuan terhadap dolar AS sendiri saat ini lebih stabil tanpa tren apresiasi yang akan masuknya menghalangi aliran uang panas, dan mungkin mengakibatkan beberapa unwinding inflow.

Untuk mengurangi kekhawatiran atas keluarnya dana modal dalam skala besar, Lu mencatat bahwa Cina memilikir cadangan devisa besar senilai USD 4 triliun dan rasio cadangan (RRR) sebesar 20 persen.

Dengan begitu, jika ada krisis uang di pasar antar bank, bank sentral China memiliki banyak ruang untuk menyuntikkan likuiditas, termasuk melalui pemotongan RRR. Secara luas, depresiasi Yuan terhadap dolar AS akan membantu China mencapai tingkat ekuilibrium.

Wang Tao, kepala ekonom China di UBS, mengatakan surplus rasio transaksi berjalan terhadap PDB China sudah di bawah dua persen. Jumlah itu sudah lebih rendah dari standar rasio kesetimbangan antara 2,5 dan 3,5 persen.

Pertanyaannya, apakah nilai Yuan akan kembali naik atau terus turun ? Analis percaya bahwa kelanjutan depresiasi keuangan masih sangat mungkin dilakukan karena China telah menempatkan reformasi keuangan sebagai salah satu agenda prioritas.

Analis menilai para eksportir China mungkin memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan ketidakstabilan Yuan namun aliran modal keluar akan membantu mengalirkan likuiditas domestik China. Di samping itu, depresiasi Yuan diprediksi juga bisa mendukung ekspor negara tersebut.

Rizki Abadi/Journalist/VM/VBN

Editor: Jul Allens

Pic : npr


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*