Bisnis Perhiasan dan Arloji Louis Vuitton di China Terganggu

Rumah Mode Louis Vuitton (LVMH) yang menjual produk fashion mewah terkenal, dalam laporan kinerja keuangannya mencatat kenaikan penjualan di kuartal pertama tahun ini sebesar 4 persen. Meskipun begitu, perusahaan mengatakan saat ini mereka harus berjuang untuk beradaptasi dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi di Cina.

Ada apa dengan penjualan produk fashion di negeri ekonomi terbesar kedua tersebut?

Rumah mode ini sangat merasakan dampak dari perlambatan ekonomi di China paling kuat di kuartal pertama ini. Di mana tindakan keras terhadap korupsi di Cina telah mengurangi permintaan untuk produk cognac, jam tangan, dan barang-barang mewah lainnya untuk dijadikan sebagai hadiah.

Penjualan LVMH yang mencakup champagne dan cognac, turun 8 persen di kuartal ini. Sementara penjualan tidak berubah pada produk jam tangan dan perhiasan bagi merek seperti Tag Heuer dan Bulgari.

Kampanye antikorupsi juga telah menyulitkan industri barang-barang mewah. Saingan utama LVMH, Kering juga menyatakan terpengaruh atas kampanye itu, hal ini terlihat dari rencahnya permintaan untuk tas Gucci. Karena dinegeri tersebut selama marak praktek korupsi pembelian produk-produk mewah berkembang.

Namun penjualan divisi fashion dan barang-barang kulit LVMH masih berhasil meningkat signifikan hingga 11 persen pada kuartal pertama tahun ini. LVMH mengatakan, merek Louis Vuitton masih menjadi daya tarik utama pendukung penjualan mereka.

Pendapatan pada tiga bulan pertama tahun ini naik menjadi EUR 7,21 miliar (USD 9,95 miliar) dari EUR 6,91 miliar di tahun sebelumnya. Bila tidak termasuk fluktuasi mata uang dan akuisisi, penjualan LVMH akan tumbuh 6 persen. Fluktuasi mata uang sudah menurunkan nilai penjualan hingga 5 persen sepanjang kuartal pertama.

 

Rizki Abadi/journalist/VM/VBN-wsj
Editor : Jul Allens
image : commonswikipedia


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*