BI Pertahankan Bunga Acuan, Pasar Domestik Bergerak Variatif

shadow

idx83

Financeroll – Pada perdagangan Kamis (8/5) pergerakan nilai tukar rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta  menguat 10 poin menjadi  Rp 11.567 per dolar AS dari penutupan hari sebelumnya  Rp 11.577 per dolar AS.  Mata uang rupiah kembali bergerak menguat setelah sempat bergerak melemah dengan rentang yang cukup lebar.  Sementara laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir stagnan setelah melewati perdagangan yang fluktuatif. Investor asing yang sebelumnya masih menyimpan dana kini sudah mulai terlihat menarik keluar dananya.  Saham-saham unggulan langsung dikoleksi oleh investor melalui aksi beli selektif. Setelah menguat cukup tinggi, saham-saham ini langsung dimanfaatkan untuk profit taking.

Salah satu penopang mata uang rupiah yakni Bank Indonesia (BI) yang kembali mempertahankan level tingkat suku bunga acuan (BI rate) di 7,5 persen.  Dipertahankannya BI rate itu sesuai dengan prediksi pasar. Kebijakan itu dinilai pasar masih cukup mampu untuk menjaga inflasi menjelang bulan puasa dan Hari Raya Lebaran.  Penguatan nilai tukar rupiah pada Kamis ini juga cenderung didasari oleh faktor teknikal setelah dalam beberapa pekan terakhir mata uang rupiah mengalami tekanan terhadap dolar AS.

Tercatat kurs rupiah sempat bergerak di kisaran 11.300 per dolar AS kemudian tertekan hingga sempat ke level  Rp 11.600 per dolar AS. Diharapkan sentimen ke depannya positif sehingga penguatan rupiah bisa berlanjut.  Beberapa sentimen yang dapat menahan penguatan rupiah yakni terkait politik di Indonesia serta konflik di Ukraina.

Terkait politik, pelaku pasar uang cenderung wait and see terhadap calon Presiden yang akan diajukan ke KPU. Sementara konflik di Ukraina dikhawatirkan dapat membuat pasar berisiko kurang dinikmati.  Sementara menurut kurs tengah Bank Indonesia, nilai tukar rupiah Rp 11.624 per dolar AS, melemah dibanding posisi sebelumnya Rp 11.527 per dolar AS.

Dari bursa saham, menutup  perdagangan sesi I, IHSG turun 16,167 poin (0,33%) ke level 4.845,902. Indeks malah turun sendirian di tengah-tengah penguatan bursa-bursa regional. Aksi ambil untung muncul jelang pengumuman BI Rate oleh Bank Indonesia (BI).  Indeks hanya mampu naik sampai ke titik tertingginya hari ini di 4.889,052 sebelum akhirnya jatuh ke zona merah. BI akhirnya memutuskan untuk tetap menahan tingkat suku bunga acuan di 7,5%.

Pada akhir perdagangan, Kamis (8/5), IHSG menipis 1,180 poin (0,02%) ke level 4.860,889. Sementara Indeks LQ45 naik tipis 1,480 poin (0,18%) ke level 821,565.  BI Rate pada tingkat tersebut dinilai sudah sejalan dengan perkiraan inflasi ke depan. Melihat stabilitas itu para pelaku pasar kembali berburu saham dan membuat IHSG sempat balik arah positif meski hanya sebentar.

Selain itu, investor asing termasuk yang gencar  lepas saham hari ini. Transaksi investor asing hingga sore hari ini tercatat melakukan penjualan bersih (net foreign sell) senilai Rp 136 miliar di seluruh pasar.  Perdagangan siang hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 213.504 kali pada volume 3,964 miliar lembar saham senilai Rp 5,197 triliun. Sebanyak 121 saham naik, 191 turun, dan 76 saham stagnan.

Beberapa saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Delta Jakarta (DLTA) naik Rp 1.025 ke Rp 362.525, Tembaga Mulia (TBMS) naik Rp 900 ke Rp 7.900, Indocement (INTP) naik Rp 650 ke Rp 22.075, dan Gudang Garam (GGRM) naik Rp 500 ke Rp 54.000. [geng]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*