Beban Gaji Karyawan Membengkak, Harga Saham Alfamart Mulai Jenuh Beli

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) emiten sektor retail yang lebih dikenal dengan nama Alfamart ini membukukan kinerja yang kurang memuaskan di tahun 2013. AMRT dalam laporan keuangan tahunannya mencatatkan laba senilai Rp 569 miliar atau tumbuh sebesar 18% dari perolehan tahun sebelumnya.

Pencapaian ini didukung dengan pertumbuhan nilai pendapatan sebesar Rp 28,41% dari tahun 2012 sebesar Rp 27 triliun menjadi Rp 34 triliun di tahun 2013. namun demikian, pertumbuhan laba ini dapat dibilang kurang memuaskan karena nilai marjin laba bersih justru berkurang menjadi sebesar 1,63%, sementara di tahun sebelumnya marjin laba AMRT tercatat sebesar 1,77%.

Penyebab dari penurunan marjin ini adalah membengkaknya nilai beban pokok pendapatan yang naik 25,40% dari tahun 2012 sebesar Rp 22,7 triliun menjadi Rp 28,5 triliun. beban umum dan administrasi meningkat menjadi Rp 706 miliar dimana tahun 2012 tercatat hanya sebesar Rp 497 miliar. kenaikan biaya gaji menjadi penyebab utama naiknya beban administrasi. Beban gaji yang menyumbang sebesar 56,4% dari total beban administrasi mengalami peningkatan hingga 52,07% di tahun 2013. Nampaknya peningkatan beban gaji menjadi masalah serius yang dirasakan perseroan dan cukup berkontribusi dalam menggerus laba.

Dengan turunnya pertumbuhan nilai laba, AMRT juga mengamai penurunan nilai ROA yang menurun menjadi 5,19% dimana pada tahun 2012 tercatat sebesar 5,38%. Sementara nilai ROE mengalami peningkatan menjadi sebesar 21,85% dari tahun sebelumnya sebesar 14,78%. Peningkatan nilai ROA terjadi karena menyusutnya nilai ekuitas di akhir 2013 menjadi Rp 2,6 triliun, padahal di 2012 nilai ekuitas AMRT mencapai Rp 3,25 triliun.

Dari pergerakan harga sahamnya, AMRT nampaknya mulai memasuki masa jenuh beli setelah mengalami tren penguatan sejak awal maret ini. AMRT hari Rabu(19/3)  dibuka pada level Rp 520 dan hingga akhir perdagangan  harga masih berada pada level yang sama.

Secara teknikal, AMRT nampak trehenti dari masa bullish dan mulai memasuki masa jenuh beli. Indikator MACD masih berada pada area positif, stochastic mulai tunjukan potensi penurunan di area 80%, dan RSI mulai datar di area jenuh beli. Dengan kondisi ini diperkirakan harga masih akan berkonsolidasi pada kisaran support Rp 515 hingga resistance Rp 540. 

 

Adam Nugroho/Junior Analyst Equity Research at Vibiz Research/VM/VBN

Editor: Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*